Dengan memiliki sifat yang mulia yaitu selalu memandang orang dibawahnya dalam masalah dunia, seseorang akan merealisasikan syukur dengan sebenarnya. Tatkala seseorang melihat orang di atasnya (dalam masalah harta dan dunia) maka dia menganggap kecil akan nikmat Allah yang diberikan padanya dan pada akhirnya ingin mendapat yang lebih baik. Mengobatinya dengan selalu melihat ke bawah dalam masalah harta dunia, dengan begitu seseorang akan merasa bersyukur serta ridho akan apa yang didapatnya tanpa merasa iri akan keberuntungan orang lain. Namun dalam masalah agama, berkebalikan dengan masalah materi dan dunia.
Dalam masalah agama dan akhirat seseorang hendaklah memandang orang yang ada di atasnya, dan merasa amal sholeh yang dilakukan para shidiq, syuhada para salafus sholeh apa lagi dengan para nabi. Hingga menjadi penyemangat untuk berbuat baik, beribadah dengan khusyu, sholat dengan kesungguhan menjalankan puasa karena Allah, infaq sedekah dengan penuh keikhlasan baca Qur’an serta selalu menuntut ilmu karena kekurangannya.
Seyogyanya setiap orang mempunyai cara pandang seperti ini dalam masalah agama dan ketaatan, pendekatan diri kepada Allah SWT, juga dalam upaya meraih surga dan pahala. Seseorang hendaknya selalu melakukan kebaikan-kebaikan dan merasa kebaikan yang dilakukan selama ini masih sangat kurang bahkan jauh dari kesempurnaan. Inilah hakekat berlomba dalam kebaikan, Allah SWT telah menjanjikan bagi orang-orang yang bersyukur dalam firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberi tahu” Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmat-Ku kepada kamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azab-Ku amatlah keras.” (QS. Ibrahim:7).
Dan sesungguhnya rahmat Allah itu serta nikmat-nikmat Allah jauh lebih banyak dari pada apa yang dihitung-hitung umat-Nya.
Dalam firman-Nya yang lain: “Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari yang kalian mohonkan kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim:34) Wallahu’alam bishawab. DS disaring dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment