Translate

Saturday 25 June 2016

8 Golongan Penerima Zakat

pict from batampos dot co dot id

Zakat (Arab: زكاة [zækæ], artinya "yang memurnikan" atau "sedekah"), adalah rukun ketiga dari Lima Rukun Islam. Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sejumlah harta dalam nilai tertentu dimana perhitungannya berdasarkan ketentuan syariat Islam. Zakat kemudian biasanya disalurkan kepada fakir miskin dan yang membutuhkan.

Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat

pict from batamposdotcodotid
Mustahiq zakat ada delapan golongan, Allah membatasinya dalam ayat: "Sesungguhnya zakat itu bagi orang-orang fakir miskin dan mengurusinya serta orang yang sedang ditundukkan hatinya, budak-budak orang yang punya hutang dan yang yang berjuang dijalan Allah serta ibnu sabil kewajiban dari Allah dan Allah Maha Tahu dan Bijaksana."

Adapun rincian mereka ini adalah sebagai berikut:

Asal-usul para Rasul

Adam a.s                 Srilangka
Nuh a.s                    Jordania
Su’aib a.s                 Syria
Soleh a.s                 Lebanon
Ibrahim a.s              Palestina
Ismail a.s                 Arab Saudi
Yakub a.s                Palestina
Yahya a.s                Palestina
Zakariya a.s             Palestina
Ishaq a.s                  Palestina
Yusuf a.s                 Palestina
Luth a.s                   Iraq
Ayub a.s                  Jordania
Huud a.s                  Yaman
Muhammad SAW.  Arab Saudi
Sumber DR. Zakir Naik

Mana Labih Utama …Sedekah Pada Orang Miskin Atau Pada Karib Kerabat?

Romadhon hingga Syawal, seakan berurutan menjadi bulan parade kabaikan. Fastabiqul khoirot. Semua orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Memperbanyak ibadah bahkan hingga sedekah.  Dimulai dengan Romadhon, semua orang seakan berebut dari sekedar menyediakan takjil hingga memfasilitasi orang untuk berbuka puasa.

KAPAN SAAT TEPAT MENJADI DERMAWAN

Banyak orang mengira bahwa saat yang tepat menjadi dermawan adalah saat kaya dan berkecukupan, berkelebihan harta, namun saat itu ternyata bukan saat yang tepat. Saat yang tepat untuk berderma adalah saat terdesak keperluan dan kebutuhan.  Sebuah riwayat dari Abu Hurairah r.a tentang seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW berkenaan dengan sedekah yang paling utama, maka Nabi Muhammad SAW bersabda untuk menjawabnya,” Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, membutuhkan harta, takut miskin dan mendambakan kekayaan. Jangan remehkan sedekah dalam kondisi itu, hingga engkau baru mau bersedekah ketika sudah dekat ajal dengan mengatakan:”Untuk si A bagiannya yang ini sedang si B yang ini, memang itu sudah bagiannya…” (HR. Bukhari)

Monday 20 June 2016

SYARAT MERAIH AMPUNAN DI BULAN. ROMADLON

Renungan fajar
Syarat meraih AMPUNAN DI BULAN RAMADHAN
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Nabi kita Saw bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yg berpuasa Ramadhān karena imān dan mengharapkan pahala, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Kalau kita cermati dr sabda Nabi Saw diatas, maka betapa besar pahala yg dijanjikan oleh Rasūlullāh Saw bagi yg berpuasa Ramadhān
Betapa tdk bahwa dia akan mendapatkan ganjaran berupa ampunan dosa dari seluruh dosanya, baik yg telah lalu maupun yg akan datang.

Surat Ar Rahman

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحيمِ 

*SURAT  AR-RAHMAN*

Didalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yg berbunyi : 

        فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
ِ
"Fabiayyi aala 'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan"
Artinya : "Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang 'Kamu Dustakan'?"

Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh Allahu Subhanahu Wa Ta'ala.
Apa gerangan makna kalimat tersebut ?

Setelah Alloh menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, lalu Allah bertanya : 
"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu Dustakan'?"

Menarik untuk diperhatikan bhw Allah menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR"

Hal ini menunjukkan bahwa Nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya. Yang sering dilakukan manusia adalah 'Men-Dustakan' NYA.

Dusta berarti 'Menyembunyikan Kebenaran'. 

Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah 'Diberi Nikmat' oleh Allah, tapi mereka 'menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka 

MENDUSTAKANNYA!

Bukankah kalau kita mendapat rezeki banyak, kita katakan bahwa itu karena hasil dari 'Kerja Keras' kita???

Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana S1/S2 bahkan S3, itu karena 'Otak Kita' yang cerdas???

Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena 'kepiawaian kita', kita 'Pandai Menjaga' Pola  Makan & Rajin ber-Olah Raga, dsb.

Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita, tanpa sadar,kita telah melupakan Peranan Allah, 

» Kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan yang kita raih.
» kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.

"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu dustakan?"

Kita telah bergelimang kenikmatan : 
» Harta, 
» Jabatan, 
» Pasangan Hidup, 
» Anak2 yang telah kita miliki

Ingatlah.... 
Semua Nikmat itu akan Ditanya pada Hari Kiamat Kelak

"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan 'Nikmat' yang kamu peroleh saat ini" 
(QS At-Takatsur : 8)

Sudah siapkah kita menjawab & Mempertanggung Jawabkannya?

"Dan jika kamu menghitung Nikmat2 Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.
(QS An-Nahl : 18)

Tidak patutkah kita bersyukur kepada-NYA? 
» Ucapkan Alhamdulillah,
» Berhentilah mengeluh,
» dan Jalani Hidup ini dengan ikhlas sebagai bagian dari 
'Rasa Syukur' kita.

Copy dari grup wa

الحمد لله رب العالمين .

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar