Translate

Friday 12 June 2020

JAUHI PENYEBAR FITNAH DAN AIB ORANG LAIN

Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kesana kemari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan bayak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya.” (QS. Al-Qalam:10-13)

Ayat di atas menjelaskan bahwa perlu dihindari sifat dan perangai keji, bahwa kita dilarang untuk bermusyawarah ataupun meminta pendapat dari orang-orang yang punya sifat-sifat seperti itu.

Tidak sedikit orang yang suka mengumbar aib orang lain, dimana pun dia berada suka mengoreksi orang lain. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.” (QS. Al-Humazah:1). Ayat ini mengisyaratkan agar menjauhi dan tidak mengikuti pendapat orang-orang yang suka mencela. Karena orang yang suka menyebar aib orang lain tidak mungkin memberikan pendapat yang baik. Penyakit-penyakit semacam itu bermula dari sebab-sebab tertentu. Ada tiga hal sebab seseorang yang suka menyebar aib dan kesalahan orang lain:

 1.      UJUB (bangga diri)

Tatkala seseorang merasa dirinya diatas segalanya pasti ia melihat orang lain selalu dibawahnya.

Pada akhirnya ia akan mencari dan menyebar aib orang lain sebagai bukti bahwa dirinya lebih baik dan mulia dibanding orang lain.

2.      KESOMBONGAN DALAM HATI

Sedikit rasa sombong mendorong seseorang untuk memandang remeh dan rendah orang lain. Kesombongan membuat seseorang paling suci dan bersih  hingga perlu membuktikan bahwa orang lain itu kotor, dengan membongkar aib dan kesalahan orang lain.

3.      IRI DAN DENGKI

Iri dan dengki adalah paling berbahaya tatkala seseorang menyimpan hatinya, maka pasti ia akan sibuk mencari aib orang lain, menjatuhkan harga diri orang lain, bahkan ketika yang dituju tidak memiliki kesalahan maka dikaranglah cerita-cerita seolah-olah ada aib yang diperbuat. Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka mencela, yang ke sana kemari menyebarkan fitnah. Bila hari ini ia menyebar aib orang lain, bisa jadi besok ia akan menybar aibmu.

Sayyidin Ali bin Abitholib pernah berpesan:

“Siapa yang berani menyebutkan aib orang lain dihadapanmu, besok dia akan menyebutkan aibmu di hadapan orang lain.

Maka jauhi mereka, dan jangan pernah minta pendapatnya. Wallahu’alam bishawab. (ds)

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar