MEWUJUDKAN NEGERI YANG DIBERKAHI
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ
يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ
خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا
فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللهُ،
اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى
اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوْاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍ
مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلأَرْضِ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi.” (QS Al A’raf: 96)
Ikhwani
fiddin a’azzaniyallahu waiyyakum,
Semua manusia, terlebih umat Islam, pasti menginginkan
kehidupan yang baik. Kehidupan yang diberkahi oleh Allah. Kehidupan yang
terbebas dari segala macam bencana, kesempitan, dan kesulitan.
Itulah mengapa, kita selalu berdoa kepada Allah agar
negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Negeri seperti ini bukanlah dongeng. Baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur pernah ada di masa lalu. Allah SWT mengisahkan keberadaan negeri
tersebut dalam firman-Nya:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ
كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
Sungguh bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
(Kepada mereka dikatakan), "Makanlah oleh kalian dari rezeki yang
(dianugerahkan) Tuhan kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Nya. (Negeri
kalian) adalah negeri yang baik dan (Tuhan kalian) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun.” (TQS Saba’ [34]: 15).
Imam Ibnu Katsir rahimahulLah, dalam tafsirnya
menyatakan: “Saba’ adalah (sebutan) raja-raja Negeri Yaman dan
penduduknya…Dulu mereka berada dalam kenikmatan dan kebahagiaan yang mengisi
negeri dan kehidupan mereka, kelapangan rezeki mereka serta tanam-tanaman dan
buah-buahan mereka. Allah SWT lalu mengutus kepada mereka para rasul. Para
rasul itu menyeru mereka agar memakan rezeki yang Dia berikan dan agar
bersyukur kepada-Nya dengan mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya. Keadaan
mereka (yang baik) itu terus berlangsung hingga masa yang Allah kehendaki. Lalu
mereka berpaling dari apa yang diserukan kepada mereka. Akibatnya, mereka
dihukum dengan datangnya banjir bandang dan terpencar-pencarnya mereka di
banyak negeri.” (Tafsir Ibnu Katsîr, 6/445).
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Namun, kejayaan dan kemakmuran negeri Saba’ itu
akhirnya berakhir. Kenapa? Karena mereka berpaling dari peringatan Allah SWT.
Mereka meninggalkan ketaatan kepada-Nya. Lalu Allah menimpakan azab yang keras
sehingga memporak-porandakan keadaan mereka yang semula baik itu.
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ
الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ
وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
Lalu mereka berpaling sehingga Kami mendatangkan
kepada mereka banjir yang besar dan Kami mengganti kedua kebun mereka dengan
dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan
sedikit dari pohon Sidr (TQS Saba’ [34]: 16).
Akibat azab Allah ini, hilanglah kejayaan mereka, dan
hilang pula kebaikan yang ada sebelumnya.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Kalau kita mau belajar dari kisah kaum Saba’ ini, ada
beberapa hikmah yang bisa diambil.
Pertama, bahwa kemakmuran dan
kejayaan suatu kaum semata-mata adalah karunia Allah SWT. Hal itu bisa diraih
dengan cara mentauhidkan Allah SWT, mengimani dan mengikuti ajaran rasul-Nya
serta menerapkan syariah-Nya. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Karena itu Kami menyiksa mereka
disebabkan oleh perbuatan mereka itu (TQS al-A’raf [7]: 96).
Sebagaimana kaum Saba’, kita kaum Muslim juga
diperintahkan untuk bersyukur atas karunia-Nya:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
…Jika kalian bersyukur, pasti Allah akan menambah
nikmat-Nya kepada kalian. Jika kalian kufur, sungguh azab-Ku amat pedih (TQS Ibrahim [14]: 7).
Tentu bersyukur tidak cukup hanya mengucapkan
alhamdulillah. Tapi syukur secara hakiki adalah taat dan tunduk pada semua
aturan Allah SWT. Sikap semacam inilah yang akan melanggengkan keberlimpahan
nikmat dan karunia pada suatu negeri dan menjadikan negeri itu sebagai baldah
thayyibah.
Yang kedua, agar sebuah negeri bisa
mendapatkan status “wa rabbun ghafur” adalah selalu bersegera kembali ke jalan
Allah SWT dengan menjaga tauhid dan kembali menaati-Nya. Imam ath-Thabari
rahimahulLah dalam tafsirnya menjelaskan frasa wa rabbun ghafur dengan
menyatakan: “Rabb kalian adalah Rabb Yang Maha Pengampun jika kalian
menaati-Nya.” (Tafsir ath-Thabari, 6/215).
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Negeri yang disebut baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur hanya bisa terwujud dengan penerapan syariah Allah. Melaksanakan seluruh
perintah-Nya, dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.
Tentu kita tidak ingin negeri ini, yang orang
menyebutnya sebagai zamrut khatulistiwa, tongkat kayu bisa jadi tanaman,
dicabut keberkahannya oleh Allah gara-gara penduduknya ingkar kepada Allah SWT.
Ingatlah firman Allah:
َلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي
الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak
generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal sebelumnya kedudukan
(generasi itu) telah Kami teguhkan di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum
pernah Kami berikan kepada kalian… (TQS al-An’am [6]: 6).
Oleh karena itu, jika bangsa ini menghendaki negeri
ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, satu-satunya jalan hanyalah
kembali kepada Islam secara kaffah. Mari kita terus berjuang untuk mengubah
kondisi yang penuh keburukan ini agar sesuai dengan tuntunan Allah SWT, sembari
memohon ampun kepada-Nya atas dosa dan kemaksiatan kita.
[]
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ
الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ المسبحة
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ
اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى
يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ
بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ
لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ
! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا
اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
DMDI DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA https://seruanmasjid.com
No comments:
Post a Comment