KHUTBAH I
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا
فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللهُ،اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ
خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.أَمَّا بَعْدُ؛
....قَالَ
اللهُ تَعَالَى : اعوذبالله من الشيطان الرجي
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
(TQS al-Ahzab [33]: 21).
Hadirin jamaah Jumah
rahimakumullah,
Bertakwalah kepada
Allah, kapan pun dan di mana pun Anda berada. Sungguh, kemuliaan manusia di
sisi Allah ditentukan oleh takwanya, bukan jabatan, harta, atau warna kulitnya.
Sebagaimana sudah
disampaikan oleh Allah SWT. melalui firmanNya:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al Hujurat 49: 13).
Tidak hanya
kemuliaan, namun keselamatan, dan kebahagiaan jamaiyah/ kelompokpun juga
berawal dari keimanan dan ketaqwaan bersama. Allah SWT. berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى
آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ◌
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(QS Al A’raaf [7] : 96).
Terkait dengan taqwa ini, rasulullah
Muhammad SAW pernah berpesan:
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah kejelakan
dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan bergaullah
dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi )
Oleh karena itu,
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Laksanakan perintah-Nya
dan jauhi segala larangan-Nya, semuanya! Kapan saja, dan di mana saja! Inilah
esensi dari firman Allah SWT.:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102)
Hadirin jamaah Jumah
rahimakumullah
Allah tidak hanya menyuruh kita
bertakwa. Tapi Allah turunkan sosok paling bertakwa di dunia ini untuk menjadi
teladan. Dia adalah baginda Nabi Muhammad SAW.. Tak ada yang diperbuat nabi
dalam seluruh aspek kehidupan adalah kebaikan. Apakah itu menyangkut urusan
pribadi, rumah tangga, masyarakat, hingga kenegaraan.
Maka, sudah sepatutnya kita kaum Muslim
menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai satu-satunya contoh kebaikan dalam
kehidupan. Allah SWT. berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi siapa saja yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir dan dia banyak mengingat Allah (TQS
al-Ahzab [33]: 21).
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya
menjabarkan bahwa ayat yang mulia ini adalah pokok yang besar dalam mengikuti Rasulullah
Muhammad SAW. dalam berbagai perkataan, perbuatan dan keadaan beliau.
Soal pribadi Nabi Muhammad SAW., sudah
banyak dibahas. Yang jarang dikupas adalah bagaimana Nabi Muhammad SAW.
berhasil membangun peradaban baru, yang berbeda sama sekali dengan peradaban
yang ada waktu itu dan peradaban sebelumnya. Bukankah jalan Rasulullah Muhammad
SAW. dalam masalah ini juga harus kita teladani?
Perhatikan! Bangsa Arab dan umat manusia
pada umumnya kala itu tenggelam dalam kubangan lumpur peradaban jahiliyah. Di
bidang keyakinan/akidah masyarakat tenggelam dalam takhayul, khurafat dan
syirik. Bidang sosial dipenuhi oleh lautan syahwat yang merendahkan dan
menindas kaum perempuan. Dalam bidang perekonomian, praktik tipu-menipu dan
riba merajalela. Bidang politik dan pemerintahan didominasi oleh kelas
borjuis/pengusaha atau tunduk pada penindasan imperium Romawi.
Di tangan Nabi Muhammad SAW. kondisi itu
berubah 180 derajat. Rasulullah berhasil
mengubah mereka menjadi masyarakat yang bertauhid, berhukum hanya pada hukum
Allah SWT., berakhlak luhur, menjalankan muamalah secara jujur dan amanah,
serta memiliki sistem pemerintahan yang kokoh dan sukses menciptakan keadilan.
Peradaban itu lalu dilanjutkan oleh para
khalifah setelah beliau, yakni Khulafaur Rasyidin dan para khalifah sesudahnya.
Mereka sukses menyebarluaskan Islam hingga menguasai 2/3 dunia, hingga ke
negeri kita.
Peradaban inilah yang dikagumi oleh
bangsa Barat. Di antaranya oleh Raymound Leruge, seorang tokoh Katolik
terkemuka. Dia mengagumi Muhammad SAW bukan sebagai nabi, tetapi sebagai
seorang pemimpin yang berhasil melakukan perubahan total (revolusioner) dan membangun
suatu negara yang berkeadilan. Dalam bukunya, La Vie De Mahomet, dia menulis: “Dalam
kenyataannya, ia (Muhammad SAW) adalah promotor revolusi sosial dan revolusi
internasional yang pertama…Ia meletakkan dasar-dasar suatu negara yang
disiarkan ke seluruh dunia, yang semata-mata hanya menjalankan hukum keadilan
dan kasih sayang. Ia mengajarkan persamaan di antara seluruh manusia serta
kewajiban untuk saling menolong dan persaudaraan sedunia.”
Nabi Muhammad SAW. bukan semata teladan
dalam akhlak dan ibadah. Beliau juga memberikan tuntunan dalam politik dan
pemerintahan. Beliau mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin, menata Negara
Islam di Madinah dengan menyusun Piagam Madinah (Watsiqah al-Madinah). Dengan
itu semua elemen masyarakat selain kaum Muslim, seperti kaum Yahudi, dapat
ditundukkan.
Hadirin jamaah Jumah
rahimakumullah
Baginda Nabi Muhammad SAW.. juga
mengangkat sejumlah pejabat negara seperti para pembantu beliau dalam urusan
pemerintahan, para gubernur, amil, juga panglima perang. Beliau menetapkan Abu
Bakar dan Umar bin Khaththab ra sebagai pembantu dalam bidang pemerintahan
(mu’awin).
Di bidang ekonomi, Rasulullah Muhammad
SAW. mengangkat Abdurrrahman bin Auf
sebagai pejabat yang mengurusi zakat unta, Bilal menangani zakat buah-buahan dan
Muhmiyah bin Jaza’ mengurusi khumus.
Di bidang militer beberapa kali Nabi
Muhammad SAW. langsung memimpin peperangan yang disebut ghazwah. Tidak kurang
Nabi memimpin 27 kali peperangan. Beliau juga beberapa kali mengangkat sejumlah
sahabat sebagai pimpinan pasukan ke medan perang.
Karena itu siapa saja yang mengingkari
fakta bahwa Rasulullah Muhammad SAW. adalah sosok pemimpin negara dan
pemerintahan, maka mereka telah berdusta dan mengingkari kebenaran.
Hadirin jamaah Jumah
rahimakumullah
Ada sejumlah kunci kesuksesan Nabi
Muhammad SAW. sebagai seorang kepala negara dan pemerintahan.
Pertama: Pribadi
beliau yang berakhlak mulia. Sebagai seorang kepala negara, Rasulullah Muhammad
SAW. menunjukkan pribadi pemimpin yang mengayomi dan melayani.
Kedua: Rasulullah
Muhammad SAW. menjadikan akidah Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan
bernegara. Bukan yang lain. Karena selain Islam pasti batil. Beliau mengajak umat manusia mentauhidkan
Allah SWT. sekaligus tunduk hanya pada syariah-Nya.
Ketiga: Rasulullah
Muhammad SAW. hanya menerapkan syariah Islam secara paripurna (kaffah) dan
konsisten. Beliau tidak pernah berkompromi dengan siapapun saat menjalankan
hukum-hukum Allah SWT..
Karena itu, bila kita mengaku umatnya
Nabi Muhammad SAW., contohlah beliau.
Semuanya! Jangan hanya akhlaknya tapi juga bagaimana Nabi Muhammad SAW.
mengatur negara.
Allah ingatkan kita agar mengambil semua
yang dibawa Nabi Muhammad SAW. dan meninggalkan segala hal yang beliau larang.
Allah SWT. berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ
الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa saja yang Rasul berikan kepada
kalian, terimalah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah.
Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukuman-Nya (TQS
al-Hasyr [59]: 7).
Hanya dengan itulah, kita bisa
mewujudkan kecintaan hakiki kita kepada Nabi Muhammad SAW..
Jamaah Jumah
Rahimakumullah
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga ada yang bermanfaat. Jika ada
salahnya, hanya karena dari kekurangan
saya sendiri, untuk itu mohon dimaafkan. Bila ada benarnya semata-mata petunjuk
dari Allah SWT..dan tauladan RasulNya, semoga kita bisa mengamalkannya.
Selanjutnya, marilah kita akhiri rangkaian khutbah ini dengan berdoa, semoga
semuanya diberi panjang umur, sehat wal afiat, manfaat dunia akherat.
Senantiasa diberi hidayah, inayah dan kekuatan untuk menjalankan kewajiban
dakwah menegakkan syariat Allah dalam naungan Daulah Islamiyah, sehingga
semakin menambah kesadaran umat akan pentingnya taat kepada Allah atas segala
perintah, dan hukum-hukum ketentuanNya, dan meninggalkan semua yang
bertentangan dengan syariat Allah SWT.., baik dari manapun asalnya, yang tidak
sesuai dengan syariat Islam. Aaamiin ya robbal’alamiin.[]
بَارَكَ
الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
Alhamdulillahi ‘ala ihsaanihi
wasyukru lahu ‘ala taufiiqihi waimtinaanih. Wa’asyhadu anlaa ilaha illallah
wahdahulaa syarikalahu wa asyhadu anna sayyidinaa muhammadin abduhu
warosuluhuddaa’iya ridhwaanih.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
Allahumma sholli ‘ala sayyidinaa
Muhammadin wa ‘alaa alihi wa ashaabihi wasallim tasliimaan katsiroo, amma ba’du
fayaa ayyuhannaasuttaqullaaha fiimaa amaro wa antahuu ‘ammaa nahaa wa a’lamuu
annallaha amarokum biamrin badaa fiihi binafsihi watsanaa bimalaikatihil
musabbihati biqud sihi waqoola ta’aala innallaha wamalaa ikatahu yusholluuna
‘alannabiyy yaa ayyuhalladzina aamanuu shollu ‘alaihi wasallimuutaslima.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ
Allahumma sholli ‘ala sayyidinaa
Muhammadin shollallahu ‘alaihi wasallim wa’alaa ali sayyidinaa Muhammadin wa
‘ala anbiyaa ika warusulika wamalaaikatil muqorrobiina wardhollaahumma ‘anil
hulafaa’ir rosyidiina Abii Bakrin wa Umaro wa Utsmaana wa Aliy wa
anbaqiyyatishshohabati wattaa bi’iina wataabi’iittaa bi’iina lahum bi ihsaanin
ila yaumiddina wardho ‘annaa ma’ahum birohmatika yaa arhamarroohimiina.
Allahummaghfir lil mu’,miniina
walmu’minaati walmuslimiina walmuslimaati al ahyaa’I minhum wal amwaati.
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ.
Allahumma a’izzal islaama
walmuslimiina wa adillasysyirka walmusyrikiina wansur ‘ibaadakal
muwahhidiiyyata wansur man nashoroddiina wakhdul man khodalal muslimiina
wadammir a’daa’addiini wa’li kalimaatika ila yaumiddiin
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
Allahummad fa’annalbalaa’a
walwabaa’a wazzalaazila walmihana wasuu’alfitnati walmihana maa dhoharo minhaa
wamaa bathona an baladinaa Indunisiyyaa khoooshoh wasaa’iril buldaanil
muslimiina ‘aaammatan yaa robbal ‘alamiin
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
Robbana atinaa fiddunyaa hasanah
wafil aaakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannaar. Robbanaa dholamnaa anfusanaa
waillam tagfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minalkhosiriin
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
‘Ibadallah!! Innallaaha
ya’murunaa bil’ad li wal ihsaani wa iitaaa’idiil qurrbaa ‘anil fahsaaa’I
walmunkari walbaghii ya’I dhukum la’allakum tadzakkaruuna wadhkurullaahal
‘adhiima yadh kurkum wasykuruuhu ‘alaani’amihi yazidkum waladzikrullaahi akbar.
DMDI (DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA) https://seruanmasjid.com
No comments:
Post a Comment