Translate

Friday 15 May 2020

TINGGALKAN DOSA BESAR, ALLAH AKAN MENGAMPUNI DOSA KECILMU


“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa’:31)

Sebenarnya tidak ada dosa yang kecil maupun yang besar jika kita melihat siapa yang kita langgar. Namun harus disadari apapun dosanya, kita sedang menyalahi ketentuan Sang Pemilik Alam Allah SWT.

Namun dosa itu bisa menjadi besar maupun kecil bila kita menisbatkannya dosa sendiri. Ayat di atas menegaskan bahwa apabila meninggalkan dosa besar maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kecilmu. Ayat tersebut tidak ingin melegalkan dan membuka peluang untuk melakukan dosa-dosa kecil asal tidak melakukan dosa besar sama sekali tidak. Tapi ayat itu mengatakan, ketika meninggalkan dosa besar sedang mampu melakukannya, maka Allah akan mengampuni dosa kecilmu. Firman Allah: “Perbuatan-perbuatan bak itu akan menghapus kesalahan-kesalahan.” (QS. Hud:114). Pada akhir ayat ini menyebutkan, “dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”

Karena surga tidak akan bisa dimasuki sebelum seseorang bersih dari dosa-dosanya karena surga adalah tempat bersih dan tidak akan masuk ke dalamnya siapapun yang masih ada kotoran dalam dirinya.

Maka tinggalkan semua dosa seraya memohon ampun selalu kepada Allah SWT. Dalam sabdanya Rasulullah SAW. “Tidak ada dosa bila telah memohon ampunan. Dan tidak ada dosa kecil bila terus dilakukan.”

Jangan pernah meremehkan dosa kecil, karena yang kecil bila diremehkan akan menjadi dosa besar. Dan jangan pernah berputus asa dengan besarnya dosa yang diperbuat, karena sebesar apapun dosa yang diperbuat pasti pintu ampunan-Nya lebih besar dan lebih luas. (ds).

CARA AL-QUR’AN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN ORANG YANG BERSEBERANGAN

Hidup ini mudah, apabila kita hidup bersama orang-orang yang sejalan. Hidup ini indah tatkala kita hidup bersama orang-orang yang satu pemikiran, karena ruh manusia selalu mencari yang satu tipe dengannya. Dan hal ini juga disebutkan dalam berbagai hadits yang mashur. Namun dalam kenyataannya tidak bisa dipungkiri bahwa manusia tidak bisa hidup dengan orang-orang yang cocok dan sejalan saja. Pasti suatu saat akan menemukan orang-orang yang tidak sejalan bahkan berseberangan dalam berbagai hal.

Islam tidak pernah mengerjakan mengajarkan agar umatnya mengurung diri dan menjadi eksklusif sehingga tidak mau berhubungan dengan selain golongannya. Agama ini selalu terbuka dengan siapapun dan tidak pernah mengajarkan untuk berlaku rasis dan membeda-bedakan.

Lalu bagaimana Al-Qur’an mengajari kita untuk berhubungan dengan orang atau masyarakat yang berbeda bahkan berseberangan? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Satu, ingatlah selalu bahwa perbedaan itu selalu ada selamanya. Tidak ada seorangpun yang bisa mencabut ketentuan ini. Firman Allah SWT, “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang stau, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat).” (QS. Hud: 118).

“Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-An’am:35). Maka selamanya akan bermunculan orang-orang yang baik dan yang jahat, yang ramah, yang keji, yang beriman dan yang ingkar, yang pintar dan yang bodoh, yang menjaga amanat dan yang berkhianat. Semua karena manusia bebas menentukan pilihannya, Tak akan seorangpun bisa memaksakan sebuah keyakinan ke dalam hati orang lain. Sebagaimana raga setiap orang berbeda maka hati dan pola fikirnya pun berbeda. Perbedaan adalah hal yang alami. Barangsiapa yang memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya maka ia telah melawan fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri setiap manusia.

Kedua, berbuat adillah kepada siapapun, kepada yang sejalan maupun yang berseberangan. AL-Qur’an selalu mengajarkan untuk berbagai kebaikan kepada orang yang berbeda dengan kita. Jangan sampai kita berlaku tidak adil kepada seseorang hanya karena ia berbeda.

Jangan mudah memvonis jika kita melihat kesalahan di pihak seberang. Teliti dahulu apa yang sebenarnya terjadi dan dimana letak kesalahan yang sebenarnya.

Jangan mudah menggeneralisir bahwa di kelompok seberang semua buruk, semua busuk. Pasti di fihak sana juga adalah ay baik dan berhati mulia walau berbeda pandangan dengan kita. Begitulah Al-Qur’an mengajarkan. Allah berfirman: “Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara ahli kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih.” (QS. Ali ‘Imran:113). Dalam ayat yang lain Allah berfirman, “Dan diantara ahli kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikan kepadamu. Tetapi ada (pula) diantara mereka jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya.” (QS. Ali ‘Imran: 75).

Ketiga, yang membuat engkau kesulitan untuk hidup bersama orang-orang yang berbeda, ada anggapanmu bahwa mereka berhak mendapat murka dari Allah dan siksa dari Allah SWT. Lalu bagaimana engkau akan hidup rukun dengan orang-orang yang berbeda denganmu jika kau menganggap mereka tak pantas untuk hidup di bumi Allah SWT? Karena itu Qur’an selalu menjelaskan bahwa hisab itu ada di akhirat, bukan di dunia. Maka jangan mudah memvonis orang lain seakan engkau mengambil alih kewenangan Allah SWT, dan jika mereka membantah engkau, maka katakanlah, “Allah lebih tahu apa yang mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang dahulu kamu perselisihkannya.” (QS. Al-Hajj: 68). Wallahu’alam bi shawab.

PERBESAR NIAT


Ada satu kisah yang terjadi pada zaman Nabi-Nabi dari bani israil. Seorang ibu sedang menangis di makam anaknya yang baru saja wafat. Lalu lewatlah seorang Nabi.

"Kenapa ibu nangis segitu sedihnya ditinggal anak ibu ?"
"Bagaimana saya tidak sedih. Anak saya ini umurnya masih muda. Saat bangga-bangganya saya jadi ibunya. Tapi dia wafat secepat ini"

ISTIQAMAH MENGEMBAN KEBENARAN


Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada ucapan orang yang menyeru manusia kepada (agama) Allah dan beramal salih serta berkata, “Aku termasuk orang yang berserah diri.”  (TQS  Fushshilat [41]: 33).

Sejarah manusia tidak pernah kosong dari pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Para penyeru kebaikan senantiasa mendapat tantangan dan halangan dari para penyeru kebatilan.

Thursday 7 May 2020

ᴘᴇɴɢᴀɴᴛɪɴ ʙɪᴅᴀᴅᴀʀɪ, ᴋɪsᴀʜ ᴄɪɴᴛᴀ sᴇᴏʀᴀɴɢ sʏᴜʜᴀᴅᴀ


Pada masa Rasulullah, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid. Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat.

Wednesday 6 May 2020

HARAPAN TERBESAR DAN TERMAHAL


Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu. Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al--Baqarah:25).

JAUHI PENYEBAR FITNAH DAN AIB ORANG LAIN


Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kesana kemari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan bayak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya.” (QS. Al-Qalam:10-13)

Ayat di atas menjelaskan bahwa perlu dihindari sifat dan perangai keji, bahwa kita dilarang untuk bermusyawarah ataupun meminta pendapat dari orang-orang yang punya sifat-sifat seperti itu.

IBADAH SUNAH


Waktu yang paling dekat antara Rab dengan seseorang hamba adalah pada tengah malam terakhir.

Dari ‘Amrubin A’nasah bahwa dia mendengar nabi Shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “waktu yang paling dekat antara Rab dengan seorang hamba adalah pada tengah malam terakhir, maka apabila kamu mampu menjadi golongan orang-orang yang berdzikir kepada Allah (shalat) pada waktu itu. Lakukanlah!” (HR. TirmidziNo. 3503)

BEDA MUKMIN DAN MUNAFIK


Allah SWT menjelaskan secara rinci perbedaan antara orang-orang mukmin dengan orang-orang munafik.

Dalam firman-Nya, Allah SWT mensifati orang-orang mukmin: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. At-Taubah:71).

IKHLAS


Sesungguhnya amalan yang paling beruntung yang telah kita lakukan adalah amalan yang diterima Allah Dan salah satu syarat diterimanya amal adalah ikhlas. Ikhlas inilah yang menjadi pondasi dari segala amal

Orang yang ikhlas takkan mengungkit kebaikan dirinya dan takkan pernah mengumpat keburukan orang lain'

Orang yang ikhlas saat dipuji tidak akan pernah merasa puas dan saat dicaci tidak pula merasa panas

orang yang ikhlas saat dipuja tidak akan merasa tersanjung dan saat dihina tidak merasa tersinggung

Segala yang dilakukan orientasinya hanya untuk Allah , hanya meraih ridho Allah, bukan yang lain.

Rasa malu itu bagian dari iman

 
Demikian potongan dawuh Kanjeng Nabi Saw. dalam rangkaian hadist tentang syu'abul iman (cabang-cabang keimanan) sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim.

Malu saat kita melakukan maksiat adalah bagian daripada iman. Yang paling rendah levelnya adalah malu kepada manusia; khawatir jika maksiat yang dikerjakan diketahui oleh orang lain, nanti bisa rusak reputasi dan nama baik kita di hadapan manusia.

3 Amalan Harian Seorang Muslim

gambar dari repubika.com



Hari berganti hari, bulan berubah bulan, pergiliran tahun kian bertambah angkanya dan ini tidak bisa kita cegah. Berjalannya waktu juga ternyata tak kan bisa menghentikan usia kita. Makin hari umur kian menua dan kita ternyata takkan mampu menghentikannya. Apalagi kembali ke masa lalu. Hidup kian berjalan ke depan. 

Saturday 2 May 2020

Ibnu Mas’ud

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Al-Hudzali. Kunyah beliau adalah Abu Abdurrahman. Beliau sering dinisbahkan kepada ibunya, karena ayahnya mati di zaman jahiliah, sementara ibunya masih mendapati Islam dan masuk Islam. Karena itu, ibu beliau sering digelari “Ummu Abd”, sementara Ibnu Mas’ud digelari “Ibnu Ummi Abd”. Beliau termasuk kalangan As-Sabiqunal Awwalun (para sahabat yang masuk Islam di awal dakwah), mengikuti dua hijrah, ke Habasyah dan ke Madinah. Beliau juga mengikuti Perang Badar dan beliaulah yang membunuh Abu Jahal dalam Perang Badar.

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar