KHUTBAH I
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ,
وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا
وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا
فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ
اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي
السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُّبِينٌ
(QS al-Baqarah [2]: 208)
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan kasih sayang Allah sehingga di hari mulia ini kita
bisa berkumpul di tempat mulia ini, bersama orang-orang yang insyaallah
dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, melaksanakan kewajibannya shalat
Jumat berjamaah. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan oleh Allah
kepada junjungan alam Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bertakwalah kepada Allah. Taatlah kepada Allah, laksanakan perintah-Nya dan
jauhi seluruh larangan-Nya, mumpung kita masih diberi kesempatan oleh Allah
menghirup udara dunia. Ingatlah, hanya
di dunia ini kita berkesempatan mengumpulkan pahala melalui amal shalih. Yakni
amal yang sesuai dengan perintah dan larangan Allah, baik yang tertulis dalam
Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Umat Muslim pernah memiliki peradaban luhur dan
memimpin dunia. Tidak ada satu pun negeri yang penduduknya menerima dakwah Islam, melainkan
masyarakatnya akan berbondong-bondong memeluk Islam. Sepanjang sejarah
Kekhilafahan Islam, kaum Muslim pernah memimpin dua pertiga dunia; dari Afrika
hingga sebagian Eropa. Kaum Muslim, dengan Khilafahnya, pernah menciptakan
keadilan dan kemakmuran. Khilafah melebur umat manusia tanpa perbedaan suku
bangsa, jenis kelamin, ras dan bahasa. Umat non-Muslim pun mendapatkan keadilan
dan perlindungan.
Gambaran sejarah di atas kontras dengan keadaan
umat hari ini. Kaum Muslim terpuruk. Tidak mandiri dan didikte bangsa lain.
Meskipun mengklaim merdeka, realitanya mereka tak bisa menjalankan syariahnya
sendiri secara kaffah karena di bawah kendali asing.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Dulu, sebelum Islam datang, manusia berada dalam
kegelapan. Ada yang nenyembah berhala, praktik ekonomi ribawi dan curang dalam
perdagangan. Ada tradisi anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup oleh ayah
mereka. Kaum perempuan pun dihinakan. Pada saat yang sama, Kerajaan Romawi dan
Persia berkuasa dan menindas negeri-negeri yang mereka jajah.
Kedatangan Islam membawa perubahan besar. Islam
memuliakan manusia dan mengeluarkan mereka dari era jahiliyah menuju peradaban
mulia yang gemilang. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اللَّهُ
وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ
إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman.
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya (iman). Sebaliknya,
orang-orang kafir, para pelindung mereka adalah thaghut, yang mengeluarkan
mereka dari cahaya menuju kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka
kekal di dalamnya (TQS al-Baqarah [2]:
257).
Di dalam tafsirnya, Imam Ibnu Katsir menguraikan
ayat ini, “Allah subhanahu wa ta'ala mengabarkan bahwa
Dialah Yang menunjukkan kepada siapa saja yang mengikuti keridhaan-Nya
jalan-jalan keselamatan. Ia mengeluarkan hamba-hamba-Nya yang beriman dari
kegelapan kekufuran, keraguan dan kebimbangan menuju cahaya kebenaran yang
terang, gamblang mudah dan bercahaya.”
Cahaya Islam menghapus budaya penyembahan
manusia kepada makhluk, baik berupa berhala maupun sesama manusia seperti para
raja. Islam menghapus kekuasaan yang zalim lalu menggantikannya dengan keadilan
yang menciptakan rasa aman. Menghukum para pelaku kejahatan dengan
seadil-adilnya. Memberikan perlindungan dan kedudukan terhormat untuk kaum
perempuan. Islam bahkan menyuruh anak lelaki untuk memuliakan ibu kandungnya.
Islam berhasil mengubah bangsa Arab dan
bangsa-bangsa lainnya yang memeluk Islam menjadi umat manusia yang unggul.
Dengan melaksanakan syariah Islam di bawah naungan Khilafah, umat Islam
menebarkan rahmat dan memberikan banyak sumbangan untuk peradaban dunia.
Banyak karya ilmuwan Muslim dari berbagai
disiplin ilmu seperti matematika, kedokteran, kimia, farmasi, teknik, menjadi
dasar ilmu pengetahuan modern. Khilafah juga berkontribusi bagi kemanusiaan. Khilafah
membantu tiga kapal berisi makanan dan obat-obatan bagi rakyat Irlandia yang dilanda kelaparan.
Rakyat Amerika Serikat pada tahun 1889 juga pernah mendapatkan 1.000 US$ sebagai bantuan dari Khilafah dan
umat Muslim untuk korban banjir di Pennsylvania barat daya.
Di Nusantara, saat Perang Aceh, Khilafah
Utsmaniyah mengirimkan 17 kapal perang beserta prajurit dan persenjataan untuk
membantu pejuang Aceh melawan kolonial Belanda. Khilafah juga mengirim bantuan
untuk Batavia saat dihantam banjir di tahun 1916 sebesar 25 ribu kurush (koin
emas).
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Pertanyaannya, apa kunci kebangkitan hingga bisa
seperti itu?
Tidak ada jalan lain kecuali dengan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan generasi awal kaum Muslim. Bukan dengan
mengikuti aturan yang disodorkan pihak asing. Imam Malik bin Anas rahimahulLah
menyatakan:
لَنْ
يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا
Tidak akan bisa memperbaiki kondisi generasi akhir
umat ini kecuali apa yang telah mampu memperbaiki kondisi generasi awal umat
ini.
Maknanya, umat Muslim dulu bisa menjadi baik dan
bangkit dengan Islam. Karena itu sekarang pun mereka hanya bisa baik dan
bangkit dengan Islam. Kunci kebangkitan yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada
umat manusia adalah membebaskan mereka dari penghambaan sesama menuju
penghambaan hanya pada Allah subhanahu wa ta'ala. Itulah yang disampaikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam surat yang ditujukan pada kaum
Nasrani Najran:
فَإِنِّي أَدْعُوكُمْ إِلىَ
عِبَادَةِ اللهِ مِن عِبَادَةِ الْعِبَاد، وَأَدْعُوكُم إِلىَ وِلاَيَةِ الله مِن
وِلاَيَةِ الْعِبَادِ
Sungguh aku menyeru kalian agar menghambakan diri
hanya kepada Allah dengan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia).
Aku pun menyeru kalian untuk berada dalam kekuasaan Allah dan tidak berada
dalam kekuasaan sesama hamba (manusia) (Ibn
Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, 5/553).
Islam berhasil menciptakan manusia merdeka dan
bangkit, yakni mereka yang tunduk dan menghambakan diri hanya pada Allah subhanahu wa ta'ala, Pencipta
segenap mahluk dan alam semesta, Tuhan yang layak disembah.
Ingatlah, kebangkitan bukanlah berlimpah materi
dan membangun gedung tinggi. Kebangkitan shahih bagi umat ini adalah
kemerdekaan untuk menjalankan syariah Allah subhanahu wa ta'ala secara total di semua bidang kehidupan.
Hanya dengan cara inilah umat akan mendapatkan kemajuan di segala bidang
sebagaimana yang diraih pada masa lampau. Inilah jalan Islam, jalan kebangkitan
hakiki!
بَارَكَ الله لِي
وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ
الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ
اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
KHUTBAH JUMAT
DMDI (DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA)