KHUTBAH I
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ,
وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا
وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا
فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ
اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ
عِنْدِ اللّٰهَ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا
(QS al-Baqarah [2]: 79)
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan kasih sayang Allah sehingga di hari mulia ini kita
bisa berkumpul di tempat mulia ini, bersama orang-orang yang insyaallah
dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, melaksanakan kewajibannya shalat
Jumat berjamaah. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan oleh Allah
kepada junjungan alam Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bertakwalah kepada Allah. Taatlah kepada Allah, laksanakan perintah-Nya dan
jauhi seluruh larangan-Nya, mumpung kita masih diberi kesempatan oleh Allah
menghirup udara dunia. Ingatlah, hanya
di dunia ini kita berkesempatan mengumpulkan pahala melalui amal shalih. Yakni
amal yang sesuai dengan perintah dan larangan Allah, baik yang tertulis dalam
Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Islam adalah agama dakwah. Ajaran Islam wajib
disampaikan kepada seluruh manusia, agar mereka tahu dan memeluk Islam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اُدْعُ
اِلٰى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pengajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (TQS an-Nahl [16]: 125).
Karenanya, siapa pun Muslim yang mendakwahkan
Islam sehingga orang meyakini Islam dan meninggalkan keyakinannya akan mendapatkan pahala besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَأَنْ يَهْدِي
اللهُ عَلَى يَدِك رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَك مِمّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشّمْسُ
أَوْ غَرَبَتْ
Sungguh Allah memberikan
hidayah kepada seseorang melalui dirimu adalah lebih baik daripada apa yang
diterangi oleh matahari atau ketika tenggelam (HR
ath-Thabarani).
Inilah yang mendorong kaum Muslim menyebarkan
risalah ke seluruh dunia.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Al-Qur’an mengandung seruan kepada pemeluk agama
lain agar masuk Islam sekaligus membantah keyakinan mereka. Ayat-ayat tersebut
menyeru akal manusia dengan membuktikan kebatilan agama mereka. Dakwah kepada
mereka dilakukan tanpa mencela atau menistakan agama mereka, namun dilakukan
dengan ilmiah, argumentatif dan menggugah akal (Lihat: QS an-Nahl [16]: 125).
Ketika berhadapan dengan para penyembah berhala,
Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan
ayat yang mengingatkan mereka akan lemahnya berhala dibandingkan dengan
kekuasaan-Nya:
إِنَّ
الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللّٰهَ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ
اجْتَمَعُوا لَهٗ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ
مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
Sungguh segala yang kalian seru selain Allah
sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu
menciptakannya. Jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka pun tak dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat
lemah yang menyembah dan amat lemah (pula) yang disembah (TQS al-Hajj [22]: 73).
Ayat ini bukan menistakan keyakinan kaum
paganis, tetapi justru mengajak mereka untuk berpikir jernih apakah pantas
sesuatu yang lemah, tidak bisa menciptakan lalat, bahkan tidak bisa menjaga
sesuatu dari lalat, dijadikan tuhan oleh manusia. Padahal ada Allah Yang Maha
Pencipta yang telah menciptakan berbagai mahluk dari yang paling kecil hingga yang
paling besar, juga menciptakan alam semesta.
Saat berhadapan dengan kaum yang meyakini bahwa
Tuhan memiliki anak, ayat-ayat al-Qur’an mengajak mereka merenungkan keyakinan
mereka agar mereka memahami sendiri kebatilan akidah mereka (Lihat: QS
al-Mu’minun [23]: 91).
Allah subhanahu wa ta'ala pun membantah klaim kaum Nasrani yang menyatakan bahwa Isa bin Maryam
adalah anak tuhan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ
الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
Sungguh
telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sungguh Allah ialah Al-Masih putra
Maryam.” Padahal al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhan kalian.”
(TQS al-Maidah [5]: 72).
Bahkan Al-Qur’an membongkar
pemalsuan oleh orang-orang Bani Israil terhadap kitab-kitab suci mereka, Taurat
dan Injil, juga telah dinyatakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala:
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ
يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللّٰهَ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا
Celakalah
orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian
berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah (TQS al-Baqarah [2]: 79).
Ketahuilah, apa yang
disampaikan al-Qur’an tentang pemalsuan ayat-ayat yang tercantum dalam
kitab-kitab kaum Yahudi dan Nasrani adalah fakta, bukan penistaan.
Belakangan, pada tahun
1994, di San Francisco, AS, terbit buku berjudul, The Five Gospels: What Did Jesus Really Say? Buku ini adalah hasil seminar 76 orang pakar dari
berbagai disiplin ilmu yang meneliti keotentikan Injil. Mereka mendapati bahwa
82 persen isi kandungan injil sesungguhnya bukan berasal dari Yesus. Temuan ini
menguatkan firman Allah subhanahu wa ta'ala bahwa
telah terjadi perubahan ayat dalam kitab-kitab suci terdahulu.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Sekali lagi, dakwah adalah
kewajiban. Harus dibedakan menyampaikan kebenaran Islam kepada umat di luar
Islam dengan menistakan agama atau keyakinan mereka. Sebab, menista agama umat
lain adalah haram. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللّٰهَ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ
عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
Janganlah
kalian memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti
akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan (TQS al-An’am [6]: 108).
Ketahuilah, bukan merupakan
penistaan agama ketika seorang Muslim menerangkan kebatilan dan kerusakan akidah
umat lain. Justru ini adalah kewajiban yang telah Allah tetapkan.
Haram hukumnya menyatakan
semua agama benar. Perhatikan peringatan para ulama: “Siapa saja yang tidak
mengkafirkan orang yang beragama selain Islam seperti Nasrani, atau meragukan
kekafiran mereka, atau membenarkan doktrin/ajaran mereka, maka dia telah kafir
meskipun bersamaan dengan itu dia menampakkan dirinya Islam dan meyakininya” (An-Nawawi, Rawdhah ath-Thalibin, 3/444).
Tidak boleh hukumnya
menyembunyikan kebenaran demi toleransi. Yang dilarang adalah memaksakan
keyakinan Islam kepada orang kafir.
Ingatlah, menganggap dakwah
Islam yang mengungkap kebatilan agama lain sebagai penistaan agama dan tindakan
kriminal sama dengan mengkriminalisasi ayat-ayat al-Qur’an. Na’udzubilLah min dzalik!
بَارَكَ الله لِي
وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ
الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ
اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
KHUTBAH JUMAT
DMDI (DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA)