Saudaraku kaum Muslimin yang saya
cintai.
Pada
kesempatan ini saya mengajak kepada para jamaah sekalian dan terutama kepada
diri saya sendiri untuk senantiasa meningkatkan rasa taqwa kepada Allah dengan
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya sehingga hidup kita
selamat, bahagia, sejahtera lahir dan bathin mulai di dunia sampai di akhirat.
Tak
lupa pula, marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala ni’mat dan
hidayahNya, baik berupa kesehatan jasmani dan rohani, umur panjang, lebih-lebih
ni’mat iman dan islam sehingga sampai pada detik ini kita masih dalam keadaan
mu’min dan dapat menjalankan kewajiban ibadah kepada Allah dalam keadaan
tenang, aman, damai tentram tanpa ada suatu halangan apapun.
Marilah kita senantiasa
berdo’a kepada Allah agar dalam hidup kita selalu diberi kekuatan iman dan
selalu bertaqwa kepada Allah. Karena hanya dengan bertaqwa inilah manusia akan
dapat memperoleh kebahagiaan hakiki dan dapat melahirkan suasana terntram,
damai, saling kasih mengasihi, selalu hidup rukun berdampingan dalam
bermasyarakat dengan ikatan jiwa dan semangat persatuan yang dilandasi ukhuwah
Islamiyah.
Dengan bertaqwa ini
pula akan melahirkan semangat kebersamaan, karena di dalam diri orang yang
bertaqwa telah terpatri kesadaran bahwa manusia itu sangat lemah, tidak dapat
hidup sendiri. Dalam perjalanan hidupnya tidak bisa dilepaskan dari bantuan dan
pertolongan orang lain dalam usaha mencapai kebutuhan hidupnya. Orang bertaqwa
menyadari bahwa ia tidak akan dapat mencapai segala kebutuhannya dan
cita-citanya tanpa uluran tangan dan bantuan orang lain, karena kemampuan yang
dimilikinya terbatas.
Dengan kesadaran akan
kelemahan dan kekurangannya maka timbullah perasaan senasib, seperjuangan,
sependeritaan, sepenanggungan dan setujuan. Di dalam dirinya tidak terdapat
sedikitpun rasa egois merasa tidak butuh pada orang lain, apalagi meremehkan
orang lain.
Karena kesadaran ini,
maka umat Islam pada dasaranya adalah makhluq yang berjiwa persatuan, mempunyai
ikatan ukhuwah Islamiyah yang sangat erat dan kokoh serta sangat menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan dan mementingkan semangat kebersamaan dalam
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Agama Islam sangat anti
sikap egoism atau mementingkan diri sendiri, ingin menang sendiri, berbuat
sewenang-wenang dan model kejahatan lainnya yang akibatnya akan dapat merusak
persatuan umat Islam khususnya dan masyarakat umumnya.
Bahkan agama Islam
membimbing manusia agar berpegang teguh pada satu agama yang benar, yaitu Islam
yang walaupun untuk memasuki agama Islam haruslah dengan kesadaran sendiri
tanpa ada paksaan dari orang lain. Sejak dari Rasul pertama sampai terakhir
diutus ke dunia ini adalah untuk membimbing manusia agar satu jalan, tidak
berpecah belah pada beberapa agama dan berkelompok-kelompok yang satu sama
lainnya saling bermusuhan dan ingin menghancurkannya, sebagaimana dijelaskan
dalam Al Qur’an :
“Sesungguhnya
(agama tauhid) ini agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu,
maka bertaqwalah kepadaKu. (Kemudian pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan
agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah
mereka pada kesesatannya sampai pada suatu waktu” (QS. Al Mu’minuun: 52-54)
Dengan demikian, bila
didasarkan pada keterangan ayat di atas jelaslah bahwa perpecahan agama-agama
yang ada di dunia ini berawal dari sekelompok manusia yang selalu berbuat
kerusakan di muka bumi ini dan menuruti hawa nafsunya dan akhirnya timbullah
banyak agama di dunia ini. Jadi jelaslah timbulnya beberapa agama bumi atau
agama yang bukan semawi adalah diakibatkan oleh ulah orang-orang tertentu yang
kurang bertanggung jawab.
Masalahnya adalah semua
Rasul yang diutus oleh Allah pada setiap zaman tujuannya adalah ingin
menegakkan kembali agama Islam yang telah dirusak oleh orang-orang yang ingkar
pada agama dan memecah belah agam, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an :
“Dia
telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwashiyatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
washiyatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: “Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang musyrik agama
yang kamu seru kepada mereka. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki Nya. Dan memberi petunjuk kepada (agama) Nya orang yang kembali
(kepadaNya)” (QS. Asy Syura : 13)
Oleh karena itu, agar
supaya agama kita tetap tegak hingga akhir zaman hendaklah kita memperkokoh
semangat persatuan, merasa senasib, seperjuangan, sependeritaan dan
sepenanggungan dalam mengemban tugas harus memperjuangkan kelangsungan hidup
agama Islam ini. Disamping harus memperkuat aqidah Islamiyah dan menjaga
kemurniannya dari segala sesuatu yang berbau syirik dan merusak sendi-sendi
keimanan dan kejayaan Islam.
Selain itu, umat Islam
haruslah mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan sesama muslim
yang oleh Rasulullah Saw. diibaratkan bagaikan satu tubuh bila salah satu
anggota tubuh ada yang luka, akan merasa sakit seluruh tubuh itu, sebagaimana
sabda beliau :
“Engkau
melihat orang mu’min dalam kasih sayangnya, cinta kasihnya bagaikan satu tubuh
yang apabila salah satu diantaranya sakit maka sakitlah seluruh jasadnya karena
rasa sakit dan panas”
Bahkan Rasulullah Saw.
menekankan agar seorang muslim mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai
dirinya sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
“Tidaklah
beriman salah seorang dari kamu sebelum mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri”
Oleh karena itu agama
Islam melarang pada pemeluknya saling mencari-cari keburukan orang lain, saling
iri hati saling membenci dan sebagainya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
“Janganlah
kami saling putus memutuskan hubungan, belakang membelakangi, benci membenci,
hasud menghasud, hendaknya kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama
lainnya (yang muslim) dan tidaklah halal bagi setiap muslim mendiamkan
saudaranya lebih dari tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian Islam sangat
menekankan persaudaraan sesama muslim demi terciptanya persatuan dan ukhuwah
Islamiyah dan kejayaan Islam pada masa-masa mendatang sampai pada akhir zaman.
Karenanya marilah kita selalu berpegang teguh kepada ajaran Allah dan jangan
sampai berpecah belah, sebagaimana firman Allah :
“Dan
berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai” (QS. Ali Imron : 102)
Karena pada dasarnya
umat Islam adalah saudara, maka sudah layaknya kita memperkokoh persatuan da
kesatuan umat. Penulis : Ir. ARIS SUBARDHY, MM.
No comments:
Post a Comment