Translate

Saturday 1 September 2012

MEMPERKOKOH PERSATUAN UMAT ISLAM

Saudaraku kaum Muslimin yang saya cintai.
            Pada kesempatan ini saya mengajak kepada para jamaah sekalian dan terutama kepada diri saya sendiri untuk senantiasa meningkatkan rasa taqwa kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya sehingga hidup kita selamat, bahagia, sejahtera lahir dan bathin mulai di dunia sampai di akhirat.

            Tak lupa pula, marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala ni’mat dan hidayahNya, baik berupa kesehatan jasmani dan rohani, umur panjang, lebih-lebih ni’mat iman dan islam sehingga sampai pada detik ini kita masih dalam keadaan mu’min dan dapat menjalankan kewajiban ibadah kepada Allah dalam keadaan tenang, aman, damai tentram tanpa ada suatu halangan apapun.
Marilah kita senantiasa berdo’a kepada Allah agar dalam hidup kita selalu diberi kekuatan iman dan selalu bertaqwa kepada Allah. Karena hanya dengan bertaqwa inilah manusia akan dapat memperoleh kebahagiaan hakiki dan dapat melahirkan suasana terntram, damai, saling kasih mengasihi, selalu hidup rukun berdampingan dalam bermasyarakat dengan ikatan jiwa dan semangat persatuan yang dilandasi ukhuwah Islamiyah.
Dengan bertaqwa ini pula akan melahirkan semangat kebersamaan, karena di dalam diri orang yang bertaqwa telah terpatri kesadaran bahwa manusia itu sangat lemah, tidak dapat hidup sendiri. Dalam perjalanan hidupnya tidak bisa dilepaskan dari bantuan dan pertolongan orang lain dalam usaha mencapai kebutuhan hidupnya. Orang bertaqwa menyadari bahwa ia tidak akan dapat mencapai segala kebutuhannya dan cita-citanya tanpa uluran tangan dan bantuan orang lain, karena kemampuan yang dimilikinya terbatas.
Dengan kesadaran akan kelemahan dan kekurangannya maka timbullah perasaan senasib, seperjuangan, sependeritaan, sepenanggungan dan setujuan. Di dalam dirinya tidak terdapat sedikitpun rasa egois merasa tidak butuh pada orang lain, apalagi meremehkan orang lain.
Karena kesadaran ini, maka umat Islam pada dasaranya adalah makhluq yang berjiwa persatuan, mempunyai ikatan ukhuwah Islamiyah yang sangat erat dan kokoh serta sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dan mementingkan semangat kebersamaan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Agama Islam sangat anti sikap egoism atau mementingkan diri sendiri, ingin menang sendiri, berbuat sewenang-wenang dan model kejahatan lainnya yang akibatnya akan dapat merusak persatuan umat Islam khususnya dan masyarakat umumnya.
Bahkan agama Islam membimbing manusia agar berpegang teguh pada satu agama yang benar, yaitu Islam yang walaupun untuk memasuki agama Islam haruslah dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sejak dari Rasul pertama sampai terakhir diutus ke dunia ini adalah untuk membimbing manusia agar satu jalan, tidak berpecah belah pada beberapa agama dan berkelompok-kelompok yang satu sama lainnya saling bermusuhan dan ingin menghancurkannya, sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an :
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepadaKu. (Kemudian pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka pada kesesatannya sampai pada suatu waktu” (QS. Al Mu’minuun: 52-54)
Dengan demikian, bila didasarkan pada keterangan ayat di atas jelaslah bahwa perpecahan agama-agama yang ada di dunia ini berawal dari sekelompok manusia yang selalu berbuat kerusakan di muka bumi ini dan menuruti hawa nafsunya dan akhirnya timbullah banyak agama di dunia ini. Jadi jelaslah timbulnya beberapa agama bumi atau agama yang bukan semawi adalah diakibatkan oleh ulah orang-orang tertentu yang kurang bertanggung jawab.
Masalahnya adalah semua Rasul yang diutus oleh Allah pada setiap zaman tujuannya adalah ingin menegakkan kembali agama Islam yang telah dirusak oleh orang-orang yang ingkar pada agama dan memecah belah agam, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an :
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwashiyatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami washiyatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: “Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang musyrik agama yang kamu seru kepada mereka. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki Nya. Dan memberi petunjuk kepada (agama) Nya orang yang kembali (kepadaNya)” (QS. Asy Syura : 13)
Oleh karena itu, agar supaya agama kita tetap tegak hingga akhir zaman hendaklah kita memperkokoh semangat persatuan, merasa senasib, seperjuangan, sependeritaan dan sepenanggungan dalam mengemban tugas harus memperjuangkan kelangsungan hidup agama Islam ini. Disamping harus memperkuat aqidah Islamiyah dan menjaga kemurniannya dari segala sesuatu yang berbau syirik dan merusak sendi-sendi keimanan dan kejayaan Islam.
Selain itu, umat Islam haruslah mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan sesama muslim yang oleh Rasulullah Saw. diibaratkan bagaikan satu tubuh bila salah satu anggota tubuh ada yang luka, akan merasa sakit seluruh tubuh itu, sebagaimana sabda beliau :
“Engkau melihat orang mu’min dalam kasih sayangnya, cinta kasihnya bagaikan satu tubuh yang apabila salah satu diantaranya sakit maka sakitlah seluruh jasadnya karena rasa sakit dan panas”
Bahkan Rasulullah Saw. menekankan agar seorang muslim mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
“Tidaklah beriman salah seorang dari kamu sebelum mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
Oleh karena itu agama Islam melarang pada pemeluknya saling mencari-cari keburukan orang lain, saling iri hati saling membenci dan sebagainya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
“Janganlah kami saling putus memutuskan hubungan, belakang membelakangi, benci membenci, hasud menghasud, hendaknya kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama lainnya (yang muslim) dan tidaklah halal bagi setiap muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian Islam sangat menekankan persaudaraan sesama muslim demi terciptanya persatuan dan ukhuwah Islamiyah dan kejayaan Islam pada masa-masa mendatang sampai pada akhir zaman. Karenanya marilah kita selalu berpegang teguh kepada ajaran Allah dan jangan sampai berpecah belah, sebagaimana firman Allah :
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai” (QS. Ali Imron : 102)
Karena pada dasarnya umat Islam adalah saudara, maka sudah layaknya kita memperkokoh persatuan da kesatuan umat.  Penulis :  Ir. ARIS SUBARDHY, MM.


No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar