Translate

Thursday, 20 May 2010

POTRET AS-SALAFU AS-SHALIH

Khasyah Mereka terhadap Allah :

Sahabat : 

Dari Abdullah bin Dinar berkata : Saya pergi bersama Ibnu Umar ke Makkah, ditengah perjalanan, kami berhenti sebentar untuk untuk istirahat. Tiba-tiba ada seseorang anak gembala turun dari bukit menuju kearah kami, Ibnu Umar bertanya kepadanya ; Apakah kamu penggembala, ya ...jawabnya. Lanjut Ibnu Umar lagi ; Juallah kepada saya seokor kambing saja (ibnu mar ingin mengetahui kejujurannya) penggembala menjawab : Saya bukan pemilik kambing-kambing ini, saya hanyalah hamba sahaya. Katakan saja pada tuanmu, bahwa ia dimakan srigala, kata Ibnu Umar membujuk. Lalu dimanakah Allah Azza wa-Jalla ? jawab penggembala mantap (Ibnu Umar bangga dengan jawaban penggembala) dan berguman ; ya, benar dimanakah Allah ? Kemudian beliau menangis dan dibelinya hamba sahaya tadi lalu dimerdekakan. (Thabrani rijalnya Tsiqqoh. III/216)


Dari Salm, bin Qosyier, bahwasanya Abu Huroiroh menangis dikala sakit. Ditanyakan kepadanya, apa yang membuat anda menangis, ? beliau menjawab : Aku bukan menangis terhadap dunia kalian ini, tetapi karena jauhnya perjalanan, sedangkan bekalku sedikit. Aku akan berjalan mendaki, lalu turun menuju Jannah atau turun menuju neraka. Aku tidak tahu mana yang akan kutuju. (II/625)

Abu Abdurrahman al-Asady berkata : Aku bertanya kepada Sa’id bin Abdil Aziz : Kenapa anda menangis dalam didalam shalat, Beliau menjawab : Wahai anak saudaraku, untuk apa anda bertanya seperti itu ? Aku menjawab : Semoga Allah memberi manfaat darinya. Beliau berkata : Aku tidak berdiri melakukan shalat, kecuali seolah-olah aku berada di Jahannam. (VIII/31)


Tabi'in :

Sa'id bin Jabair berkata : Sesungguhnya khasyah itu adalah engkau takut kepada Allah, sehingga rasa takutmu itu menghalangimu dari kemaksiyatanmu. Khasyah dan dzikir adalah bentuk ketaatan kepada Allah. Barang siapa taat kepada Allahmaka ia telah berdzikir kepadaNya dan barang siapa yang tidak taat kepadaNya bukanlah seorang pedzikir, walaupun ia memperbanyak tasbih dan tilawah Qur'an. [IV/326]

Dari Mughirah bin Hakim telah berkata Fatimah putri Umar bin Abdul Aziz bahwasanya dia lebih banyak shalat dan berpuasa daripada manusia pada waktu itu, saya tidak pernah melihat seseorang yang takut kepada rabbnya selain dari Umar bin Abdul Aziz. Adalah beliau bila shalat Isya' beliau duduk didalam masjid kemudian beliau mengangkat kedua tangannya lalu beliau menangis terus-menerus sehingga kedua matanya bengkak, lalu beliau masih meneruskan do'anya seraya menengadahkan tangannya dan menangis sampai bercucuran air matanya. Yang seperti itu dia lakukan terus menerus setiap malamnya lantaran takutnya kepada Allah. [V/137]

Abu Sulaiman ad-Dary berkata : Ia (Atha' as-Sulaimy) sangan takut kepada Allah, dia tidak menanyakan jannah tapi menanyakan pengampunan. Dikatakan, adalah dia jika menangis, menangis selama tiga hari tiga malam. (VI/87)

Atha’ al-Khaffaf berkata : Tidaklah aku bertemu dengan Sufyan ats-Tsaury kecuali dalam keadaan selalu menangis. Aku bertanya, apakah penyebabnya, ? Ia menjawab : Saya sangat takut jika di lauhil mahfudl saya tertulis dalam golongan orang-orang yang celaka. (VII/266)

Malik berkata : Kami menemuhi Ayyub asy-Syakhtiyany, Ketika kami membacakan hadits Rasulullah saw beliau menangis, sehingga kami menghormatinya. (VI/17)

Dari asy-Sya’by : Adalah Sulaiman bin Abdul Malik (Amirul Mukminin sebelum Umar bin Abdul Aziz) menunaikan haji bersama Umar bin Abdul Aziz, tatkala beliau melihat rakyatnya berjubel dihari raya haji itu, beliau berkata kepada Umar bin Abdul Aziz; Apakah engkau tidak melihat orang-orang itu yang tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah semata, dan tidak ada yang mencukupi rizki mereka kecuali Allah juga. Umar bin Abdul Aziz menimpali,Wahai Amirul Mukminin, hari ini mereka adalah rakyat anda, dan besok dihari qiamat mereka adalah musuh-musuh anda disisi Allah. Mendengar hal itu Sulaiman bin Abdul Malik menangis keras dan berkata : Hanya kepada Allhlah aku meminta pertolongan. (Al Bidayah IX/187)

Tawadlu' :

Sahabat :

Ali ra berkata : Tidak ada orang yang tegar dijalan Allah (beramar ma'ruf dan nahi munkar) tidak peduli dengan celaan para pencela selain Abu Dzar, dan tidak juga saya ...(II/63)

Dari Ghudloif bin al-Harits (Sighorus-shohabat) Beliau mendengar Umar ra berkata : Sebaik-baik orang adalah Ghudloif. Setelah itu saya berjumpa dengan Abu Dzar al-Ghifary. Kata beliau, Abu Dzar berkata : Wahai saudaraku, mintakanlah ampun kepadaku. Saya menjawab, tidak. Andalah termasuk kibar sahabat Rasulullah saw. Andalah yang lebih berkhak memintakan ampun untukku. Tidak, sebab saya pernah mendengar perkataan Umar, sebaik-baik pemuda adalah Ghudloif dan Rasulullah pun pernah bersabda : Sesungguhnya Allah ... ....melalui lesan Umar dan hatinya. (HR. Ahmad. disahihkan al-Hakim dan disepakati adl-Dzahaby. Shahih. Abu Dawud Ibnu Majah. Siyar /454)


Tabi'in


Yunus bin Bukair dari Ibnu Ishaq berkata ; "Saya telah melihat al-Qasim bin Muhammad sedang shalat. Ketika itu datanglah kepada beliau seseorang dari kampung, lalu dia berkata ; M

Syaqiq bin Jamal pernah ditanya  ;  Siapakah yang lebih besar, anda ataukah Rabi' bin Khutsain? Ia menjawab ; Aku lebih besar darinya dari segi umur dan dia lebih besar dariku akalnya. [IV/

Tabi’ut Tabi’in : 

Abu Tsaur berkata : Saya telah mendengar Syafi’i berkata : Sudah mrenjadi kewajiban bagi seorang faqih untuk meletakkan tanah diatas kepalanya, karena tawadlu’ kepada Allah dan Syukur karenanya. (X/53)

Zuhud :

Sahabat

Dari Jabir RA. ; Kami telah berhijrah bersama Rasulullah saw demi mencari ridla Allah ta'ala dan tertulislah pahala disisihNya. Akan tetapi sebagian dari kami telah kami ke hadliratNya, sedang belum menikmati sedikitpun balasan (dunia)nya. diantara mereka adalah Mus'ab bin Umairra yang syahid pada perang Uhud, sedang tidak ada (kafan) kecuali sehelai kain woll, bila kami tutupkan kemukanya terbukalah kakinya, dan jika kami tutupkan ke kakinya, tampaklah wajahnya. Lalu Rasulullah saw bersabda : Tutuplah kepalanya dan taruhlah dikedua kakinya, rerumputan.. (Bukhari-Muslim) I/146
Ketika Khalofah Umar bin Khattab Ra mengadakan inspeksi ke Syam, ia ditemui oleh para pemimpin dan pembesar pasukannya. Beliau bertanya ; Dimanakah saudaraku Abu Ubaidah ?. Maka datanglah Abu Ubaidah RA mengendarai seekor unta dan memberi salam padanya, lalu memerintah kepada pasukannya, Tinggalkanlah kami (berdua). Kemudian keduanya berjalan-jalan hingga sampai di kediaman Abu Ubaidah ra.  Keduanya turun dan (masuk kedalamnya), akan tetapi tidak didapatkan dirumahnya kecuali hanya pedang, tameng dan perlengkapan kudanya. Maka Umar bin Khattab berkata : akenapa tidak engkau ambil suatu barang (lainnya) ? {I/16}

Dari Nu'man bin  bin Hamid : Saya menemui Salman ra  bersama pamanku, sedangkan Salman sedang menganyam daum kurma. Saya mendengar beliau berkata : Saya membeli bahannya satu dirham,kemudian saya anyam, lalu saya jual dengan tiga dirham. Satu dirham saya gunakan untuk modal, satu dirham sebagai nafkah keluargaku, dan satu durham saya sedekahkan. Seandainya Umar ra melarangku aku tidak akan berhenti dari pekerjaan ini. {I/547} Padaha gaji Salman 5000 dirham dan diinfakkan.

Tabi'in

Abu Ja'far al-Baqir (Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali) berkata ; Barang siapa hatinya dimasuki oleh sesuatu yang murni dari dien Allah, hatinya tidak akan sempat berpaling kepada yang lain dari urusan dunia, dan itu tidak akan terjadi. Apalah dunia selain kendaraan yang kunaiki, baju yang kukenakan atau wanita yang kunikahi.. [IV/405]

Dari Maslamah bin Abdul Malik berkata ; Saya telah masuk ke kamar Umar bin Abdul Aziz, sedangkan baju gamisnya kotor, maka aku katakan kepada anaknya yaitu saudara Maslamah, cucikanlah pakaian dia itu, ia menjawab ; ya, kami akan kerjakan. Lalu akupun kembali ke rumah Umar bin Abdul Aziz namun aku temui baju beliau sebagaimana semula (kotor), maka aku katakan kepadanya, cucilah pakaian Umar bin Abdul Azizi itu, jawabnya ; Demi Allah Sungguh dia hanya memiliki satu baju gamis saja (yang dipakai). V/134
Dan sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz berkata kepada istrinya ; Apakah kamu memiliki uang untuk membeloi buah anggur, ? ia menjawab ; tidak. ia berkata lagi ; apakah kamu meiliki uang, Ia menjawab ; tidak. Bukankah kamu Amirul Mukminin ? Kenapa kamu tidak memiliki harta sedikitpun ? Beliau berkata, sungguh hal tersebut akan sangat memudahkan seseorang tergelincir kedalam jahannam. [V/187]
Berkata Abdullah bin Abi Zakariya; Saya belum pernah memegang harta satu dinarpun, tidak pula satu dirham dalam hidupku ini, dan belumlah aku membeli sesuatu untuk kesenangan dunia inipun sekalipun, akan tetrapi aku hanya menjual sesuatu dalam hidupku sekali saja. [
V/287]

Sufyan ats-Tsaury : Zuhud itu bukan dengan makanan yang keras (murah) atau baju yang lusuh, akan tetapi zuhud adalah pendeknya angan-angan dan selalu mengingat mati. (VII/243)

Imam Ahmad : Zuhud adalah tidak bersuka cita jika memperolehnya, dan tidak sedih jika meninggalkannya. Beliau ditanya tentang seseorang yang memiliki harta 1000 dinar, adakah dia termasuk orang zuhud ? Beliau menjawab : Ya, dengan syarat, hendaklah tidak gembira jika bertambah dan tidak sedih jika berkurang. (Madarijus-Salikin II/11)

Tabi’ut Tabi’in :

Zuhud dalam Imarah :

Berkata Ibnu Uyainah : Telah memberitahukan kepadaku dari seseorang yang yang berperang di Dabiq. Ketika itu manusia berkumpul dalam peperangan, maka meninggallah Sulaiman di daerah Dabiq tersebut, lalu pulanglah Raja'  Ibnu Haiwah teman dalam kepemerintahannya. Kemudian dia keluar untuk menemuhi manusia dan menghabarkan kepada mereka, atas kematian Sulaiman. Lalu dia naik keatas mimbar, ia berkata ; Sesungguhnya Amirul mukminin telah meninggalkan surat wasiyat dan telah menetapkan satu keputusan, maka saya umumkan kematian beliau. Lalu apakah kalian akan mendengar dan  ta'at, mereka menjawab ; ya. Kami akan mendengar dan ta'at. Berkatalah Hisyam, kami akan mendengar dan ta'at jika kami diperintah kembali oleh seseorang dari bani Abdul Malik. Dia berkata : Dia akhirnya ditarik oleh manusia sehingga terpelantinglah Ia ketanah. Mereka berkata ; kami akan mendengar dan ta'at. Raja' berkata ; Berdirilah kamu wahai Umar, Umar bin Abdul Azizi menjawab ; tidak . Ia berkata ; wahai Umar, berdirilah agar kamu dibai'at oleh manusia, Umar menjawab ; Sesungguhnya  urusan ini Allah akan meminta pertanggung jawabannya. V/125.

Tabi’in :

Sufyan ats-Tsaury berkata : Saya akan mendapatkan bahwa zuhud yang paling langka adalah zuhud dalam hal kepemimpinan. Engkau bisa mendapatkan seseorang yang zuhud dalam makanan, harta dan bajunya, tetapi ketika telah mendapatkan kepemimpinan, ia akan mempertahankannya dengan seluruh tenaganya dan memusuhi/melampaui batas. (VII/262)

Takut akan Ujub :

Mutharrif berkata ; Tidur semalaman  (tidak bangun malam) lalu pagi harinya menyesal lebih akau sukai daripada bangun malam semalaman dan dipagi hari ada rasa ujub dalam diriku. [IV/190]


Thalabul Ilmi:

Sahabat :
Dari Ibnu Abbas ra : Ketika Rasulullah saw wafat, saya berkata pada seorang pemuda dari Anshar : Marilah kita menuntut ilmu kepad para Sahabat Nabi saw, mumpung mereka masih hdup. Ia berkata : Anda ini aneh, wahai Ibnu Abbas ! Apakah anda mengira manusia akan membutuhkanmu sedangkan para Sahabat senior ada diantara mereka ? Ia enggan untuk itu. Kemudian saya serius dan betanya dari para Sahabat Kadang saya mendengar ada seorang sahabat yang memiliki seorang hadits, maka saya datangi Ia. Pada wakti itu Ia tidur siang,  Saya tunggu didepan rumahnya hingga debu-debu mrngenai wajah ini. Ketika Ia keluar Ia kaget dan berkata : Wahai anak paman Rasulullah saw, apakah keperluan anda ? kenapa tidak engkau utus seseorang kepadaku agar aku mendatangi anda ? Ibnu Abbas berkata : Tidak, saya yang lebih berhak untuk mendatangi anda, saya mendengar bahwa anda mendengar sebuah hadits dari  Rasulullah saw, dan saya ingin mendengarkan dari anda.  Pada suatu saat pemuda Anshar tadi melihatku, sedang orang-orang berkumpul dan bertanya kepadaku. Saat itu para Sahabat senior sudah pada wafat. Ia berkata ; Pemuda itu lebih pintar dariku. (al-Hakim I/106. Ibnu Abdil Barr dalam Jami'u Bayanil Ilmi. I/85)

Sufyan bin Uyainah meriwayatkan, Dari Juraij berkata : Saya mendengar syaikh dari menduduk madinah berkata : Sufyan Abu Sa’id al-A’mar bercerita kepada Atha’ bahwa Abu Ayyub mengadakan perjalanan ke Okbah bin Amir. Ketika telah sampai di Mesir, mereka (penduduk) mengkhabari Okbah, maka beliau keluar menemuinya. Ia berkata : Ceritakan kepadaku apa yang telah engkau dengar dari Rasulullah saw tentang menutupi aib muslim yang belum seorangpun mendengar kecuali aku dan engkau. Beliau berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim niscaya Allah akan menutupi aubnya pada hari kiamat. Kemudian Abu Ayyub menuju kendaraannya dan menaikinya menuju ke Madinah.... (Jami’u Bayanil Ilmi I/113)


Tabi'in
Sa'id bin Musayyib berkata : Aku benar-benar  menempuh perjalanan berhari-hari dan bermalam-malam untuk mendapatkan sebuah hadits.[IV/222]

Ali bin Al-Husain berkata : Ilmu itu dibutuhkan, didatangi dan dicari dimanapun ia berada. (IV/388)

Mutorrif bin Abdullah berkata : Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari pada keutamaan ibadah dan sebaik-baik dien adalah wara’. (IV/189)

Dari Jabir bin Abdullah berkata : Telah sampai kepadaku suatu hadits dari seorang sahabat Rasulullah saw, maka saya datangkan unta dan keinginan saya sangat kuat untuk menemuinya, kemudian saya berjalan selama sebulan sehingga sampai dikota Syam. Saya datangi Abdullah bin Unais dirumahnya dan saya sampaikan bahwa Jabir menunggi didepan pintu. Seorang utusan kembali menghampiriku dan bertanya, (Anda) Jabir bin Abdullah, jawabku : Ya. Maka keluarlah beliau. Aku memeluknya dan ia memelukku. Saya berkata : Telah sampai kepadaku hadits dari anda yang telah anda dengar dari Rasulullah saw tentang kegelapan (madholim). Beliau berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah swt akan mengumpulkan manusia ...... (Jami’u Bayanil-Ilmi. Ibnu Abdil Barr. I/112)

Abul ‘Aliyah berkata : Aku menempuh perjalanan berhari-hari kepada seseorang untuk belajar darinya. Maka aku melihat shalatnya, Jika aku dapatkan bagus akau menetapinya. Tetapi jika aku dapatkan ia menyia-nyiakannya, maka aku pergi lagi, dan tidak jadi belajar darinya. Aku katakan terhadap selain shalat ia lebihmenyia-nyiakan. (Siyar IV/209)

Berhati-hati dalam berfatwa :

Tabi’in :
 ‘Asy’ats berkata apbila Ibnu Sirin ditanya, tentang halal dan haram, maka wajahnya berubah sehingga kamu akan mengatakan sepertinya ia bukanlah yang tadi. (IV/316)

Berkata Abdul Aziz Ibnu Rafi’, telah ditanya Atha’ tentang sesuatu maka dikatakan kepadanya saya tidak tahu, jawabnya. Apakah kamu atidak berkata dengan memakai pendapatmu ? Jawabnya, sesungguhnya aku sangat malu dihadapan Allah jika aku mendahulukan pendapatku diatas bumi Allah ini. Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu binasa karena mereka berlebih-lebihan dalam mendahulukan suatu perkataan tanpa kebenaran dari kitabullah atau mereka tidak memerintahkan perbuatan yang makruf dan mencegah dari yang munkar, apakah kamu akan berbicara dalam hidupmu yang mesti kamu jalankan ini tanpa dasar ilmu ? sedang kamu mengingkari tidak ada Malaikat yang selalu mengawasi diri kamu untuk mencatan segala amal perbuatan kamu dari berbagai arah. Sesungguhnya apa-apa yang kamu lafatkan dari satu ucapan, kecuali semua itu ada malaikat raqib dan atid yang menulisnya. Apakah kamu tidak takut salah satu dari kamu jika dibagikan kepada kalian catatan amal yang keseluruhannya tidak tertulis kecuali yang ada didalamnya ? Lalu bagaimana jika kamu tidak mendapatkan balasan di akhirat ? (V/84)

Berkata Abu Hilal : Saya telah bertanya kepada Qotadah dalam satu masalah, dia menjawab : Saya tidak tahu, katanya padanya. Katakan, Apa pendapatmu  tentangnya, dia berkata ; Saya sejak 40 tahun lamanya tidak mengatakan sesuatu dengan pendapatku. Berkata Abu Hilal, sedang umurnya pada waktu itu 50 tahun. Imam adz-Dzahabi mengomentari : Peristiwa diatas membuktikan bahwa dia tidak mengatakan/berfatwa pada satu masalah melainkan dengan ilmu dan tidak berkata walaupun hanya sebatas pendapatnya sendiri. (V/272-273)

Berkata Dawud al-Audy, Asy-Sya’bi pernah berkata kepada saya,  tetaplah disini bersama saya, hingga engkau saya ajari suatu ilmu, dan bahkan ia puncak segala ilmu. Saya berkata : Apa yang engkau berikan kepadaku itu, ? Asy-Sya’by menjawab : Jika engkau ditanya tentang sesuatu yang engkau tidak mengetahui jawabannya, katakanlah, Allahu A’lam. Sesungguhnya (jawaban) itu ilmu yang baik. (Al-Bidayah IX/240)

Jihad :

Sahabat :
 Ibnu Mubarak meriwayatkan dari Abi Wa’il ketika Kholid akan wafat ia berkata : Aku telah berusaha untuk dapat terbunuh fie Sabilillah namun Allah telah menakdirkan hal itu. Tidak ada satu amalan yang lebih aku senanngi setelah aku masuk Islam melebihi suatu malam ketika turun hujan sedangkan aku bersiap-siap untuk menghalangi serangan musuh. Karena itu, jika aku telah wafat maka berikan senjata dan kudaku pada orang  yang akan berjihad fie Sabilillah. Setelah Kholid wafat, Umar mengunjunginya dan berkata : Tidak pantas kaum wanita keluarga Walid menangisi Kholid.
(Al Isobah VI/145)

Dari Ibnu Abdil Barr, meriwayatkan dari Anas, Abu Tolhah ketika membaca ayat :
beliau berkata pada putra-putranya, Kami dulu dipanggil Allah untuk berjihad‏‏‏‏‏‏ baik dari kalangan tua atau yang muda. Karena itu siapkanlah perbekalanku agar aku dapat berjihad. Putra-putranya berkata, wahai ayahku, sebenarnya anda dahulu telah berjuang selama masa hidup Rasulullah saw dan kedua Kholifahnya. Sedangkan kini anda telah lanjut usia. Karena itu biarkan kami yang berjihad untuk menggantikan anda. Abu Tolhah berkata : Tidak, aku harus berjihad untuk memenuhi panggilan Allah. Setelah itu beliau pergi berjihad. Akhirnya beliau wafat diatas kapal. Dan akhirnya untuk menguburkan jenazahnya menunggu sampai 7 hari untuk sampai tiba disatu pulau, namun jasadnya tidak berubah. lalu dikubur disana.  (Al-Isti’ab I/550- Hayatus Sahabah Siyar II/34)

Ibnu Ishak meriwayatkan dari Ibnu Yamin an-Nadlory ; dia bertemua dengan Aba Laila dan Abdullah bin Mugoffal, keduanya sedang menangis. ketika ditanya apa yang menyebabkan kalian menangis, jawab mereka, kami datang kepada Nabi untuk membekali keberangkatan kami dalam berjihad bersama beliau. Beliau tidak punya bekal dan kami juga tidak punya sesuatu yang kuat membawa kami untuk keluar bersamanya. Kemudian ada seseorang yang memberikan kepada mereka tunggangan dan korma sehingga mereka dapat berangkat bersama Nabi SAW. (Al Bidayah V/6)

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Sya’by, Pada perang Uhud seorang wanita memberi sebuah pedang kepada putranya yang masih kecil. Sedang anak tersebut belum kuat mengangkat pedang, karena itu Ibunya tersebut mengikat pedang tersebut pada lengan anaknya. Setelah itu anak tersebut diserahkan kepada Nabi saw untuk ikut berjihad bersama beliau. Nabi memerintahkan anak itu untuk memukulkan pedangnya kesana-kemari. Nabi mengetahui bahwa anak kecil tersebut terluka. Beliau bertanya, apakah kamu menyesal akan lukmu itu ? Anak kecil tersebut menjawab : Tidak aku tidak menyesal. (Hayatus Sahabah    Kanzul Ummal V/277)

Ibnu Hibban berkata : Ummu Imarah cedera dengan sebelas luka, tangannya terputus pada peperangan Yamamah. Ketika kembali ke Madinah beliau masih dalam keadaan terluka. Hubaib bin Zaid bin Asyim, anaknya terbunuh oleh sipembohong Musailamah. Adapun anaknya yang lain Abdullah bin Zaid telah berhasil menebas Musailamah dengan pedangnya. Beliau meninggal pada tragedi Hurrah, (II/283)

Tabi’in :
Abu wa’il ra (kun-yah Sayaqiq bin Salamah) mempunyai gubuk dari bambu. Ia tinggal disana bersama kudanya. Apabila ia berangkat berperang, ia cabut gubuk itu dan ia sedekahkan. Lalu jika ia pulang, ia membuat lagi gubuk yang baru. (IV/       )

Imam Nawawi menulis : al-Ahnaf adalah salah seorang komandan tentara Ali bin Abi Thalib pada perang Shiffin. Dia jugalah yang menaklukkan Marwarudz (daerah di Khurasan). al-Hasan dan Ibnu Sirin termasuk anggota pasukannya. (IV?  )

Bahwasannya Silah bin Asyam berada dalam medan perang bersama anaknya. Ia berkata pada anaknya : Wahai anakku, majulah, perangilah lawan hingga saya               . Maka majulah ia, berperang dengan gigih hingga terbunuh. Kemudian gantilah Shilah yang maju dan terbunuh juga.. Mengetahui hal itu berkumpullah wanita mukminah menemui istri Shilah, Mu’adzah. Ia berujar : selamat datang wahai para muslimah, jika kedatangan anda ini untuk mengucapkan selamat (atas syahidnya anak dan suamiku) Namun jika kedatangan anda bukan untuk itu akan lebih baik jika kalian pergi. (Rijalnya Tsiqoh 498, Ibnu Salad 7/137)

Salaf dan Waktu :

Tabi’in :
Adalah Zubaid bin al-Haris membagi waktu malamnya dengan tiga bagian : Bagian pertama untuk dirinya, bagian kedua untuk anaknya dan bagian ketiga untuk anaknya yang lain (Abdurrahman). Pada waktu malam dia shalat. Setelah itu dia membangunkan anaknya seraya berkata : Ayo sholat jangan malas, kemudian dia membangunkan anak yang lainnya. Katanya, bangun jangan malas. Ayo Shalat, maka shalatlah seluruh keluarganya diwaktu malam. (V/296)

Dari Sufyan ast-Tsaury berkata : Adalah Amru bin Dinar membagi waktu malamnya dengan tiga bagian. Sepertiga pertama untuk tidur, sepertiga kedua untuk belajar hadits, dan sepertiga akhir untuk shalat malam. (V/304)

Tabi’ut-Tabi’in.
Telam memberi khabar kepada kami, ar-Rabi’ bin Sulaiman, katanya : Adalah Imam Syafi’i dalam waktu malamnya membagi dalam tiga bagian. Sepertiga pertama untuk menulis, sepertiga kedua untuk shalat dan sepertiga terakhir untuk tidur. (X/35)

Dzikrul Maut

Tabi’in :
Sa’id bin Zubair berkata : Kalaulah dzikrul maut berpisah dari hatiku maka aku takut hatiku akan merusak diriku. (IV/334)

Mutorrif bin Abdullah berkata : Sesungguhnya, kematian ini akan merusak kenikmatan yang dirasakan oleh mereka yang merasakannya karena itu carilah kenikmatan yang tidak ada kematian didalamnya. (IV/190-191)

Berkata Bilal bin Sa’ad, Wahai sekalian hamba-hamba Allah yang bertaqwa, sesungguhnya kalian tidak akan terhindar dari kehancuran dan sesungguhnya kalian akan bergilir menemuhinya. Berpindah dari suatu ruangan yang satu keruangan yang lainnya sebagaimana kalian dulu dari air mani berpindah menuju kedalam rahim. Dari rahim menuju kedunia, dari dunia menuju ke alam kubur dari alam kubur menuju kealam perhitungan (hisab) dan dari tempat itu menuju kealam yang kekal abadi, apakah itu Jannah atau Neraka. (V/91)

Dari Maimun bin Mihran, adalah Umar bin Abdul Aziz setiap malam mengumpulkan para fuqoha’, mereka saling bermudzakarah tentang mati, hari kiamat, dan hari akhirat. Sehingga mereka kemudian menangis. Dikatakan, Umar bin Abdul Aziz telah menulis surat kepada seseorang yang berbunyi ; Sesungguhnya jika kamu merasakan benar-benar untuk mengingat mati baik diwaktu malam maupun siang, sungguhlah akan tunduk setiap yang tidak berguna bagi kamu. (meninggalkannya) Dan kamu pasti akan mencintai setiap yang bermanfaat bagi kamu. Wassalam. (V/134)

Abdullah bin al-Mubarak berkata : Adalah Muhammad bin an-Nadlr bila mengingat akan maut, seluruh persendiannya gemetar. (VIII/157)

Dari Abi Qobil bahwasanya Umar bin Abdul Aziz menangis, dan beliau masih muda belia. Tatkala ibunya mendapatinya menangis, ia bertanya : Anakku, apa yang menyebabkan engkau menangis, beliau menjawab : Saya ingat mati, Serta merta ibunya menangis juga. (Al-Bidayah : IX/  )

Fitnah akan Nisa’ :

Tabi’in  :
Al-Ahnaf berkata : Jauhkanlah penyebutan wanita dan makanan dari majlis-majlis kita. Sesungguhnya aku adalah orang yang paling benci menjadi orang yang disifati untuk kemaluan dan perutnya.(IV/  )
Sa’id bin Musayyib berkata : Tidaklah aku takutkan sesuatu akan diriku melebihi rasa takutku kepada wanita. Orang-orang berkata, wahai Abu Muhammad, Sesungguhnya orang sepertimu ini tidaklah menginginkan wanita dan tidak diinginkan oleh wanita. Sa’id berkata : Inilah kenyataan yang aku sampaikan kepada kalian. Saat itu Sa’id telah renta dan kabur penglihatannya. (IV/241)

Dari Thawus bin Kusan berkata : Saya berkata pada bapak saya, saya ingin menikah dengan fulanah, Bapak saya menjawab : Pergilah dan lihatlah dia. Setelah itu saya berkemas-kemas, saya kenakan baju yang paling bagus, saya basahi rambut saya dan saya minyaki. Begitu bapak saya melihat yang sudah rapi dan necis, berkata : Jangan, engkau jangan pergi ! (IX/246)

Takut akan Terkenal

Tabi’in :
Sufyan ats-Tsaury berkata, Hendaklah engkau menjauhi syuhrah (terkenal). Tidaklah aku menemuhi seorang syaikh kecuali selalu melarangku darinya. (VII/260)

Ibrahim bin Adham berkata : Seorang hamba belumlah bersikap sidiq terhadap Allah jika ia menyukai syuhrah. (VII/393)

Salaf dan Canda :

Tabi’in :
Al Auza’i berkata : Kami biasa tertawa dan bercanda, maka ketika kami menjadi panutan, kami takut tidak sempat lagi tersenyum. (VII/120 ?)
Qobisah berkata : Sufyan ats-Tsaury adalah orang yang suka bercanda, maka saya berada dibelakangnya karena takut terkena getahnya. (VII/275)

Takut akan Ujub :

Tabi’in :
Dari Salam berkata : Adalah Ayyub as-Syakhtuyuny bangun pada seluruh malam. Beliau menyembunyikannya. Menjelang subuh beliau mengeraskan suaranya seakan-akan (hanya) bangun pada jam itu. (VI/17)

Qiyamul-lail :

Sahabat :
Dari Nafi’ :bahwasanya Ibnu Umar jika telah selesai shalat Isaya’ berjama’ah, menghidupkan malam-malamnya dengan shalat (tahajjud) (III/235 Abu Nu’aim I/303)
Darinya juga, dari Ibnu Umar, bahwasannya beliau menghidupkan malam-malamnya dengan qiyamul-lail. (setelah lama) beliau bertanya kepadaku, wahai Nafi’ Apakah sudah tiba waktu Sahur, Saya menjawab : Belum, Kemudian beliau melanjutkan shalat hingga saya menjawab; Ya, sudah tiba waktu sahur. Kemudian beliau duduk, beristighfar dan berdo’a hungga datang Subuh. (III/235)

Dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari bapaknya berkata, Adalah seseorang dimasa Rasulullah  saw jika mendapati satu mimpi, diceritakan kepada Rasulullah saw. Waktu itu saya masih pemuda lajang, tatkala saya tidur di masjid, saya bemimpi seakan ada dua Malaikat yang mendatangiku. Keduanya membawaku ke neraka, saya lihat neraka itu, seakan ia seperti sumur yang dilapisi batu dan memiliki beberapa tanduk seperti tanduk sumur juga. Saya lihat didalamnya ada orang-orang yang saaya mengenali mereka, saya lalu berdo’a ; اعوذبالله من النار (Saya berlindung kepad Allah dari api neraka). Setelah itu kami berjumpa dengan seorang malaikat, Ia berkata kepadaku ; Kamu tidak akan takut.
Lalu aku kisahkan mimpiku kepada Hafsah, Hafsahpun kemudian menceritakannya kepada Rasulullah saw, Lalu beliau bersabda : Sebaik-baik orang adalah Abdullah (Ibnu Umar), jikalau dia rajin shalat malam. (Dalam riwayat lain) Sesungguhnya Abdullah adalah laki-laki shalih jikalau rajin shalat malam. Salim berkata, setelah itu Ibnu Umar (bapak saya) tidak pernah tidur pada malam hari kecuali sebentar sekali. (al-Bukhari. III/210). Ibnu Katsir berkata : Hal itu terjadi setelah beliau sudah melakukan qiyamul-lail juga. (Al-Bidayah IX/6)

Tabi’in : Adalah Shilah bin Asy-Syam shalat malam hingga tidak dapat kembali ketempat tidurnya. (III/497)

Ta’amul dengan Asdiqo’ :

Tabi’in :
Al-Ahnaf (Dhohhak) bin Qois berkata : Ada tiga hal dalam diriku yang tidak aku sebutkan kecuali untuk orang yang mau mengambil pelajaran. Aku tidak pernah mendatangi pintu sultan kecuali jika aku dipanggil. Aku tidak pernah mencampuru urusan urusan dua orang, sehingga aku disertakan. Dan aku tidak pernah menyebut seseorang setelah ia berlalu dariku kecuali tentang kebaikan(nya). (IV/   )

Ali bin al-Husain menjenguk Muhammad bin Usamah bin Zaid dikala sakit. Muhammad menangis, maka Ali bertanya, ada apa dengan dirimu,? Muhammad menjawab : Aku mempunyai hutang. Berapakah itu ? Tanya Ali, Beberapa ribu dinar, jawab Muhammad. Maka Ali berkata : Biarlah aku yang menanggung semuanya. (IV/394)

Ali bin al-Husain berkata : Aku benar-benar malu kepada Allah, bahwa aku melihat salah seorang dari saudara-saudaraku. Lalu aku mintakan kepada Allah Jannah untuknya, tetapi aku bakhil kepadanya dalam urusan dunia. Aku malu jika besok ditanya : Kalau seandainya jannah itu ditanganmu, tentulah kamu akan sangat bakhil. (IV/394)

Bersama Sultan Dhalim :
Ketika khalifah al-Mahdi sedang haji, ia masuk ke masjid Nabawy. Dan tidak seorangpun yang ada di masjid kecuali berdiri Ibnu Abi Dzi’bin. Musayyib bin Zuhair berkata : Hai, berdiri ! Ini Amirul Mukminin. Ibnu Abi Dzi’bin berkata : Manusia hanya pantas berdiri kepada Rabb semesta Alam. Maka al-Mahdy berkata : Biarkan dia, karena sesungguhnya telah berdiri seluruh bulu kudukku. (VII/143)

Orang-orang membicarakan sesuatu dihadapan Mu’awiyah ra. Sedangkan al-Ahnaf diam. Maka Mu’awiyah bertanya, wahai Abu Bahr, mengapa engkau diam saja ? Ia menjawab : Aku takut kepada Allah jika berdusta dan takut kepada kalian jika jujur. (IV/  )

Sufyan ats-Tsauri berkata : Saya dibawa masuk kepada khalifah al-Mahdy di Mina (waktu haji), lalu saya mengucapkan salam kepadanya. Ia berkata : Wahai Sufyan, kami telah lama mencarimu tapi tidak kami dapatkan. Al-hamdulillah engkau telah hadir disini, katakan kepadaku apa hajat kamu. Aku menjawab : Dunia ini penuh dengan kedholiman dan kesewenang-wenangan, maka hendaklah engkau takut kepada Allah. Ia menundukkan kepalanya, dan berkata : Bagaimana pendapatmu jika aku tidak mampu menyelesaikannya ? Tsaury berkata : Berikan urusan ini kepada selainmu. Ia kembali menundukkan kepalanya dan berkata : Katanku kepadamu hajatmu ! Aku berkata : Anak-anak para Muhajirin dan Anshar dan Tabi’in berkumpul didepan pintu. Takutlah anda kepada Allah dan penuhilah hak-hak mereka. Ia kembali menundukkan kepalanya dan berkata : Wahai, katakanlah kepadaku apa hajatmu ! Aku menjawab : Apa yang mesti aku katakan ? Telah menceritakan kepadaku Isma’il bin Abi Khalid, bahwa Umar bin Khattab pergi berhaji, ketika pembantunya bertanya; Berapakah biayanya ? Beliau menjawab : Tidak sampai 20 dinar. Sedangkan disini kudapatkan hal-hal yang sangat (berlebihan) yang gunungpun tidak akan sanggup memikulnya. (VII/264-265)
Dalam satu riwayat, al-Mahdy berkata :Apakah engkau menginginkan agar aku bersikap sepertimu, Aku menjawab : Tidak, akan tetapi hendaklah lebih rendah dari keadaan anda dan lebih tinggi dari keadaan saya. (VII/263)

Khusyu’ dalam Shalat

Sahabat :
Dari Amru bin Dinar berkata : Adalah Ibnu Umar Shalat diatas batu, tiba-tiba ada sebuah menjanikmusuh melesat mengenai baju beliau. Beliau tidak menoleh sedikitpun walau lawan telah mengepung beliau (III/369)

Dari Amar bin Qois dari ibunya bahwasanya beliau berkunjung kerumah Ibnu Zubair, Tatkala beliau shalat, tiba-tiba ada seekor ular menjatuhi Hisyam anaknya. Ornag-orang berteriak, Ada Ular-ada ular. Lalu dibuanglah ular tadi, dan beliaupun tidak membatalkan shalatnya. (III/370)

Mustaqil feil Kasb

Sahabat :
Diriwayatkan bahwa Khotib bin Abi Balta’ah adalah seorang penjual makanan. (II/43)
Anas berkata : Adalah Abu Thobah seorang ansor yang memiliki kebun kurma terbanyak di Madinah, (II/29) Beliau selalu puasa kecuali dalam safar atau bila sakit. (II/32)

Adalah Rafi’ bin Khodij ra ahli pertanahan padang pasir, ahli pertanian dan pengairan. (III/182)

Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Amin al-Quroisy ra pernah mengajak Thalhah bin Ubaidillah dan az-Zubair bin al-Awwam keBasrah dan berkata : Sesungguhnya saya berhak memiliki lapangan pekerjaan. Dan (salah satu) pekerjaan beliau adalah penghidang air minum di Arafah. (III/19 Ibnu Asyakir IX229)

Diriwayatkan bahwa Hakim bin Hizam datang ke Damsyiq berdagang (III/44)

Ta’amul Ma’al Qur’an :

Sahabat :
Dari Ibnu Abi Malikah berkata : Saya pernah menemui Ibnu Abbas dari Makkah ke Madinah, adalah beliau jika (tiba malam hari) beristirahat dengan qiyamul lail, jika membaca ayat

Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya.Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. (QS. 50:19)
selalu diulang-ulang hingga menangis sesenggukan. (III/342)

Dari Jundub bin Ka’ab berkata : Kami anak-anak muda belia disisi Rasulullah saw. Kami belajar Iman sebelum mempelajari al-Qur’an, kemudian kami baru belajar al-Qur’an. Sehingga iman kami bertambah karena al-Qur’an. (Ahmad, Ibnu Majah, Thabrany, Rijalnya Tsiqqoh III/175)

Tabi’in :
Hasan al-Bashory berkata : Wahai anak adam, Demi Allah jika kamu membaca al Qur’an lalu beriman kepadanya, kesedihanmu didunia ini akan bertambah panjang, rasa takutmu (kepada Allah) akan menghebat dan tangismu akan bertambah banyak (IV/575)

Abu ‘Aliyah berkata : Kami dulu adalah budak, diantara kami ada yang melaksanakan tugas dan ada juga yang membantu keluarganya. Kami terbiasa mengkhatamkan al-Qur’an setiap malam. Kami merasa terbebani karenanya, sehingga kami saling mengadu. Maka kami menemui para Sahabat. Mereka berpesan kepada kami agar mengkhatamkannya setiap jum’at. Akhirnya kami bisa shalat, bisa tidur dan tidak lagi merasa berat. (IV/209)

Dari Malik Ibnu Dinar berkata : Sesungguhnya orang-orang yang shidiq apabila dibacakan atas mereka  al-Qur’an hatinya menerawang menuju akhirat. Kemudian dia berkata : Persiapkanlah menuju kesana ! Lalu katanya, dengarkanlah kalam yang tidak ada kedustaan didalamnya, dan turun dari Arsyi-Nya. (V/363)

Tabi’ut Tabi’in :
Telah memberi khabar kepada kamia Muhammad ibnu Isma’il, telah menghabarkan kepada kami Husain al-Karobisyi; Pada suatu hari saya telah bermalam dirumah Syafi’i. Pada waktu dia shalat dipertiga malamnya. Maka ketika itu dia didalam shalat malamnya membaca ayat dari al-Qur’an lebih dari lima-puluh ayat atau kurang dari seratus ayat. jika ia melewati ayat yang berkenaan dengan ayat rahmat, maka dia berhenti lalu meminta kepada Allah rahmat-Nya. Dan jika ia melewati ayat tentang adzab, dia berhenti lalu berlindung dari adzab Allah. Seolah-olah dia mengumpulkan dalam dirinya antara raja’ dan khouf. (X/35)

Ta’amul dengan Ulama’ :

Sahabat :
Ibnu Mas’ud ra melihat seseorang yang isbal (memanjangkan kain dibawah mata kaki), beliau berkata : Angkatlah kainmu, ! Orang tadi berkata : Engkau juga wahai Ibnu Mas’ud. Beliau menjawab : Betisku kecil, sedangkan aku mengimami shalat. Ketika berita itu sampai kepada kholifah Umar ra beliau memukul orang tadi dan berkata : Apakah engkau akan membantah (ngeyel) terhadap Ibnu Mas’ud ? (I/492-Perowinya Tsiqqoh)

I’tidal fiel Mizah :

Shohabiyah :
Dari Ibrahim, Saudah ummul mukminin berkata : Ya Rasulullah, pada malam tadi saya ikut shalat dibelakangmu, akupun ikut ruku’. Tapi kututup hidungku, aku takut darah menetes darinya (karena lamanya ruku’). Maka Rasulullah tertawa. Begitulah kadang-kadang beliau (Saudah) sengaja membuat Rasulullah saw tertawa dengan sesuatu. (II/268)

Tabi’in :
Ali bin al-Husain berkata : Barang siapa yang tertawa sekali, maka ia telah memuntahkan (membuang) satu ilmu (IV/396)

Menjaga Lisan :
Imam al-Auza’i berkata : Siapa yang banyak mengingat mati maka ia akan merasa kecukupan dengan sedikit dunia (yang ia dapatkan). Dan barang siapa yang mengetahui bahwa percakapannya adalahukuran dari kedalaman ilmunya, akan sedikit bicaranya. (VII/117)

Ibnul Kiwa’ menemui ar-Rabi’ bin Khutsaim, bertanya : Tunjukkanlah kepadaku siapakah yang lebih utama dari anda ? Ia menjawab, Ya, baiklah. Siapa saja yang ucapannya adalah dzikir, diamnya adalah berfikir,dan perjalanannya adalah tadabbur, maka ia lebih baik dariku. (IV/261)

Dari Muslim bin Ziyad berkata : Adalah Abdullah bin bin Abi Zakariya hampir-hampir tidak berbicara kecuali jika ia ditanya oleh seseorang dan dia seorang yang murah senyum dari kebanyakan manusia pada zamannya. (V/287)

Berkata : Al Auza’i ;Umar bin Abdul Aziz telah menulis surat kepada kami, dimana tidak seorangpun yang hafal kecuali aku dan Makhul, bunyinya : Kemudian dari pada itu, sesungguhnya orang yang banyak mengingat mati, maka dia akan ridha dengan kehidupannya didunia ini. Dan dia mengambinya sekedarnya saja. Dan sebaik-baik orang adalah yang sedikit perkataannya tapi amal perbuatannya melebihinya. Kecuali perkataan yang berguna bagi dirinya dan kehidupan didalamnya. (V/133)

Al-Hasan bin Shalih berkata : Saya meneliti sifat wara’, maka saya dapatkan bahwa wara’ yang paling langka adalah wara’ dalam lisan (perkataan) (VII/368)

Sa’id bin Abdul Aziz berkata : Tidak ada kebaikan dalam kehidupan kecualisalah satu dari dua jenis manusia : pendiam yang menjaga lisannya atau yang suka berbicara dengan kebajikan. (VIII/23)

Izzah/Iffah :
Sufyan ats-Tsaury berkata : Saya lebih suka memiliki uang 10.000 dirham lalu Allah akan menanyaiku tentangnya (pada hari kiamat), dari pada (saya tidak memiliki sesuatu kemudian) meminta-minta pada manusia. (VI/241).

Dari Ibnu al-Aliyah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Siapakah diantara kalian yang mau menjamin untuk saya yaitu agar ia tidak meminta sesuatu dari orang lain. Dan (sebagai balasan) saya akan menjaminnya dengan jannah. ? Serta-merta berkatalah Tsauban maula Rasulullah saw; Saya ya Rasulullah.  Dan adalah beliau tidak pernah meminta-sesuatu kepada orang lain setelah itu. (Abu Dawud, Ibnu Majah. Al-Mundziri berkata : Isnadnya sahih. III/18).

Ta’amul dengan Mukhti’in :
Abdurrazaq berkata : Adalah hamba sahaya perempuan Ali bin al-Husain (Ali Zainal Abidin) menuangkan air wudlu kepada beliau, tiba-tiba jatuhlah ceret tempat air dari tangannya dan menjatuhi wajah Ali bin al-Husain hingga terluka. Lalu ia menatap hamba sahayanya. mersa bersalah ia lantas berkata : Sesungguhnya Allah berfirman : والكاذمين الغيظ  (Dan orang yang menahan amarahnya). Ali menjawab : Aku telah menahan amarahku. Hamba sahaya berkata lagi : والعافين عن الناس (Dan orang-orang yang memberikan maafnya), Ali menimpali ; Allah telah memaafkan kamu. Ia berkata lagi : والله يحب المحسنين  ( Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. Ali membalas : Engkau telah kubebaskan karena Allah swt. (Al-Bidayah IX/112)

Sikap mereka dalam Ikhtilaf

Sahabat :
Dari Ibnu Buraidah, berkata Umar bin Khottob kepada Abu Bakar ra. (dalam peperangan dzatus Salasil yang dipimpin Amru bin Ash) Amru bin Ash telah melarang anak buahnya agar tidak menyalakan api, padahal mereka kedinginan. Apakah anda tidak melihat bahwa larangan dia itu dapat membahayakan anak buahnya ? Abu Bakar menjawab : Biarkanlah dia, bukankah dia diangkat oleh Rasulullah saw untuk membawahi kita karena kehebatan ilmu perangnya ? (III/67-Ibnu Asakir 13/254)

Tabi’in :
Al-A’masy berkata : Aku telah bertemu dengan syaikh-syaikh kita ; Zirr dan Abu Wa’i. Diantara mereka ada yang lebih cinta kepada Utsman daripada kepada Ali RA dan sebaliknya. Akan tetapi mereka saling cinta dan mengasihi. (IV/169)

Ashim berkata : Abu Wa’il adalah seorang yang condong kepada Utsman, sedangkan Zirr bin Hubaisy adalah seorang yang condong kepada Ali Ra. Aku tidak pernah mendapati salah seorang dari keduanya membicarakan kejelekan yang lain sama sekali, sampai keduanya wafat. Adalah Zirr lebih tua dari pada Abu Wa’il. Apabila keduanya berada dalam satu majlis, Abu Wa’il selalu diam,-beradap kepada Zirr karena umurnya (IV/168)

Tabi’ut Tabi’in :
Malik berkata : al-Mahdy berkata kepadaku : Wahai Abu Abdillah, tetapkanlah sebuah kitab yang nanti kuperintahkan seluruh rakyat untuk melaksanakan ketentuan kitab itu saja, Aku berkata : Ya Amirul Mukminin,  daerah ini -aku menunjuk ke arah barat- anda telah mencukupinya. Adapun daerah Syam, teleh ada diantara mereka orang yang telah anda ketahui, yaitu al-Auza’i. Demikian juga di Irak, diantara mereka terdapat ahli-ahli irak.
Dalam riwayat lain : Ya Amirul Mukminin, jangan anda lakukan itu ! Sesungguhnya manusia sudah memegang dengan macam-macam pendapat. Mereka mendengar hadits yang bermacam-macam dan meriwayatkan dengan riwayat-riwayat yang berbeda. Lalu seiap kaum akan memegang dengan yang telah sampai kepada mereka. Mereka memilih dan memegang pendapat tersebut dari ikhtilaf yang terjadi dikalangan sahabat, dan dikalangan lain (setelah mereka). Sungguh sangat sukar untuk mengubah sesuatu yang sudah mereka yakini. Biarkanlah penduduk sebuah negeri dengan pendapat yang mereka pilih. Beliau berkata ; Demi umurku, kalau seandainya nada setuju dengan rencanaku tadi, aku pasti akan melakukannya. (VIII/72)

 
PARA SALAF DAN KETAWADHU'AN MEREKA

-  Abu  Ubaidah  bin Al Jaroh r.a 1 berkata :  Wahai sekalian  manusia,  saya adalah salah seorang keturunan qurays.  Dan 
siapa saja dari kalian baik yang berkulit merah atau hitam         jika taqwanya lebih (dariku) maka ia telah utama dariku. 2

-  Diriwayatkan ada  seseorang datang ke Ibnu Umar 3   seraya
berkata : Wahai sebaik-baik manusia atau anak dari sebaik-       baik  manusia  ! Dengan  tegas Ibnu  Umar  menjawab,  saya        bukanlah  sebaik-baik  manusia dan bukan  pula  anak  dari        sebaik-baik  manusia.  Namun saya hanyalah  seorang  hamba  dari  sekian  banyak hamba-hamba  Alloh,  saya  mengharaap  sekaligus  takut kepada-Nya. Demi Alloh jika kalian  tetap  demikian     terhadap     seseorang     berarti     kalian  menghancurkannya. 3

- Diriwayatkan bahwa Imam agung Abdullah bin Al  Mubarrok  5
tiba  di  Khurosan dalam rangka  memenuhi  seseorang  yang  terkenal  dengan kezuhudan dan kewaro'annya. Maka  tatkala  beliau   berada   dihadapannya,  ia  tidak   menoleh   dan  mempedulikan  Ibnu Mubarrok. Setelah Ibnu Mubarrok   pergi  dari  hadapannya,  orang-orang  disekelilingnya  bertanya kepadanya:  Apakah  anda tahu siapa orang tadi ?  Tidak  !  Beliau  adalah Amirul Mukminin dan Hadits,  beliau  adalah  ...  beliau adalah ... beliau adalah ... Abdullah  bin  Al
Mubarrak. Terhenyakalah ia dan buru-buru ia keluar mengejar Ibnu  Mubarok, meminta maaf kepada beliau dan  menjelaskan
apa  yang  baru saja terjadi sambil berkata  :  Wahai  Abu  Abdurrohman, maafkan saya dan berilah saya nasehat ! jawab  Ibnul   Mubarrok:  Baik  ... ,  jika  engkau  keluar  dari  rumahmu  maka janganlah engakau layangkan  pandanganmu  ke  seseorang  kecuali engkau pandang dia bahwa ia lebih  baik  darimu. 6
PARA SALAF DAN KEZUHUDAN MEREKA TERHADAP DUNIA
- Tatkala Amirul Mukminin Umar bin Khotthob 1, berkunjung  ke              kota Syam, beliau mengadakan pertemuan dengan para Amir dan        pembesar. Lalu beliau menanyakan sahabat Abu Ubaidah bin Al              Jaroh; dimanakah gerangan saudaraku Abu Ubaidah ?,  hadirin        menjawab : beliau akan segera datang, maka datanglah beliau        di  atas  seekor onta yang cencang  dengan  tali,  kemudian        beliau  memberi  salam  kepada Umar,  lalu  berkata kepada
orang-orang  yang  hadir;  tinggalkanlah  kami  !  Kemudian        keduanya  berjalan hingga sampai di rumah Abu Ubaidah,  dan        Umar tidak melihat sesuatupun di rumah Abu Ubaidah  kecuali        pedang,  perisai  dan pelana ontanya. Berkatalah  Umar  r.a        kepada  Abu  Ubaidah: sudah  selayaknyalah  anda  mengambil        pekakas  rumah  atau lainnya. Dijawab oleh  Abu  Ubaidah  ;        Wahai   Amirul   Mukminin,  sesungguhnya  ia   hanya   akan        menyebabkan kesengsaraan bagi kita. 2

- Ibnu Mas'ud r.a berkata :   barang  siapa yang menginginkan        akherat  maka  ia harus mengorbankan dunia,  sedang  barang        siapa yang mencari dunia maka ia akan mengorbankan akherat,        maka  wahai  manusia,  korbankan   yang  fana  demi    yang 
langgeng.3
Ibnu Mas’ud : berkata : kalian ini lebih  panjang             sholatnya  dan  lebih  banyak  ijtihadnya  dari  pada  para        sahabat   Rosululloh  Saw. padahal merekalebih  mulia  dari        pada kalian.  Dikatakan pada beliau : apa yang  menyebabkan        mereka  demikian?  karena mereka lebih zuhud terhadap dunia           dan lebih mencintai akherat dari pada kalian !. 4
- Abu  Darda'   r.a 5 berkata : Aku berlindung  kepada  Alloh        dari hal yang mencerai-beraikan hati,  beliau ditanya;   yang  mencerai-beraikan hati itu ? yaitu dijadikan  untukku  disetiap lemah (tempat) harta  benda.  6
 PARA SALAF DAN KEZUHUDAN MEREKA AKAN KEPEMIMPINAN     
- Tatkala wafatnya Amirul Mukminin Umar bin Kotthob  r.a beberapa orang yang  menemui  Abdullah  bin  Umar untuk  menggantikan untuk menggantikan ayahnya  sebagai  kholifah, maka jawab Abdullah  bin Umar : hati-hati kalian menjaga mulut,  sesungguhnya tidak seseorangpun yang  memegang  urusan  ini  setelah Umar kecuali akan dikecam seluruh manusia. 1
- Syofyan  Ats  Tsauri berkata : saya tidak melihat  kezuhudan dalam kepemimpinan,  kalian lihat orang  yang  paling  zuhud dalam masalah makan, harta dan pakaian, namun  jika  dicabut   kepemimpinan, maka ia akan mengejarnya dan menjadi biasa. 2  
- Imam Syafi'i berkata : barang siapa yang meminta kepemimpinan maka ia akan lari darinya. 3
- Yazid bin  Harun (seorang Alim)  berkata:  barangsiapa  yang     meminta  kepemimpinan  yang tidak pada  waktunya  (tempatnya)  maka Alloh akan mengharamkannya tatkala sudah waktunya.  4
PARA SALAF DAN RASA TAKUT MEREKA AKAN 'UJUB
- Dikatakan  kepada Ibnul Mubarrok : apakah al  kibr  (sombong)     itu  ?  beliau menjawab : yaitu engkau  anggap  remeh  kepada      manusia,  ditanya  tentang Ujub, yaitu engkau  pandang  bahwa      engkau   merasa  memiliki  sesuatu  yang  orang  lain   tidak      memilikinya,  beliau  lanjutkan,  :  saya  tidak   mengetahui      sesuatu yang lebih jahat yang terdapat pada diri  orang-orang      yang mendirikan sholat kecuali ujub. 1
- Imam  Syafi'i  - rohimahulloh - 2 berkata : jika  kamu  takut      amal-amal kamu sehingga rasa ujub, maka fikirkanlah keridhoan      siapa yang engkau cari, kenikmatan apa yang engaku cintai dan      hukuman apa yang engkau hindari. Barang siapa yang memikirkan      hal itu maka akan menjadi kecillah amal yang ia perbuat. 3
PASALAF DAN SEMANGAT MEREKA DALAM MENGIKUTI AL-HAQ
-  Diriwayatkan  bahwa seorang laki-laki datang  kepada  Ibnu      Mas'ud  sambil  berkata : wahai Abu  Abdurrohman,  ajarkanlah  
kepada  saya   ajaran  yang  di  dalamnya  terkumpul  seluruh   
kebaikkan,  beliau berkata : janganlah engkau sekutukan Alloh    
dengan  sesuatu,   tetaplah bahwa al-qur-an kemana   saja  ia  berada  (tetap  konsisten)   dan  barang  siapa  yang  datang      kepadamu  dengan membawa al-haq maka ambillah ia  walau  dari      orang  yang jauh dan kau benci, namun siapa saja yang  datang      kepadamu  dengan  membawa al-batil maka tolaklah ia walau  ia      datang dari  orang yang kau senangi  dan dekat denganmu. 4
- Dan  beliau  mewasiatkan  ; janganlah  kalian  semua  menjadi      seorang   imma'ah  (yang  hanya  mengikuti   saja),   setelah       ditannya  apa imma'ah itu, beliau menjawab; yaitu orang  yang      hanya  mengatakan saya bersama manusia jika mereka baik  saya      ikut  baik juga, namun jika mereka sesat (jelek)  saya   ikut      dengan mereka juga. 5
- Imam Syafi'i berkata : jika kalian dapati dalam bukuku suatu      yang menyelisihi sunnah Rosululloh Saw. maka katakanlah dan     tinggalkan apa yang saya katakan tentangnya. 6 
menuntutnya untuk memenuhi nafkah sehari-hari ?! 6



Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar