Translate

Friday, 3 August 2012

TAUBAH

“Setiap anak Adam adalah bersalah, dan sebaik-baiknya yang bersalah adalah yang suka bertaubat.” (H.R. TARMIDZI)

Terjatuh dalam lumpur dosa adalah hal yang wajar bagi manusia, seperti sabda Nabi di atas. Dalam Hadits yang lain Nabi juga bersabda, “Seandainya kalian tidak berbuat dosa, tentulah Allah akan mengganti kalian dengan satu kaum yang berbuat dosa lalu mereka memohon ampun, kemudian Allah mengampuni dosa mereka,“ (H.R. Muslim).

Mengakhirkan taubat dan terus menerus berada di dalam dosa adalah keliru, setan selalu ingin memperdaya manusia dengan berbagai cara manakala satu cara gagal setan pindah dengan cara lain. Ada tujuh rintangan yang digunakan setan untuk memperdaya manusia.
Adapun ketujuh cara tersebut adalah:

1. Syirik dan kekufuran,
 2. Menyimpang dalam akidah dengan tidak mencontoh Nabi SAW dan para sahabat,
 3. Dosa-dosa besar,             
4. Dosa-dosa kecil, 
5. Memperbanyak perbuatan yang mubah,
 6. Melakukan ketaatan yang kurang keutamaan dan pahalanya dibanding dengan keutamaan yang lain, 
7. Jika masih gagal dan tidak mampu setan mengerahkan jin dan manusia untuk menguasai si hamba tadi. Dosa-dosa besar, yaitu perbuatan yang terdapat hukumannya di dunia, ancaman di akherat, kemurkaan (Allah) laknat atau penafian iman. Dosa-dosa kecil, dosa-dosa selain itu. Ada beberapa sebab yang bisa menyebabkan dosa kecil bisa menjadi dosa besar diantaranya yang paling dominan adalah: terus menerus dalam dosa kecil, berkali-kali melakukan, meremehkan, merasa bangga serta terang-terangan dalam melakukannya.
Taubaht, sah dari segala dosa dan tetap terbuka hingga mata hari terbit dari barat atau di saat ruh sampai di tenggorokan ketika sakaratul maut. Balasan bagi orang yang bertaubat jika benar taubatnya, kesalahannya akan diganti dengan kebaikan walaupun banyaknya seluas samodra.

Syarat diterimanya taubat: 
1. Berhenti dari berbuat dosa tersebut, 
2. Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan, 
3. Bertekad bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi dosa itu di masa mendatang. Jika dosa itu berhubungan dengan hak manusia, maka ia harus mengembalikan kedzaliman yang telah ia ambil pada pemiliknya. (ds)

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar