Ada tiga kelompok orang yang bisa dikelompokkan sesuai
dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
Pertama, hidup untuk dirinya sendiri. Kelompok ini tgidak
sulit dijumpai di kehikdupan sehari-hari. Indikasinya adalah keengganan
memberikan keahliannya, ilmunya serta kemampuannya serta hartanya untuk orang
lain serta kemajuan lingkungan sosialnya. Suka memilih-milih teman maupun
kelompok serta merasa dirinya paling baik dan paling benar, kurang menghargai
pendapat ataupun hasil karya orang lain atau kelompok lain. Orang-orang semacam
ini cenderung pasif dan apatis dalam segenap aktifitas social yang tidak
menghnasilkan (non profit), selalu melihat setiap aktivitas dalam bingkai
transaksional. Setiap aktivitas digerakkan olleh keuntungan secara pribadi baik
yang bersifat financial maupun moral spiritual.
Kedua, keterlibatannya dalam berbagai aktivitas diletakkan
dalam rangka keuntungan sendiri dan kelompoknya. Tipe ini biasanya bersikap
pasif bukan proaktif, menunggu digerakkan bukan menggerakkan, dalam rangka
membangun masyarakat di lingkungannya. Spirit fastabiqul khairat
(berlomba-lomba dalam kebaikan) tidak sedikitpun melekat dalam hatinya dan
dalam semangat hidupnya. Ada sedikit kesadaran dalam hidupbersama dan
kebersamaan, tetapi kesadaran itu tridak kunjung diteruskan daoam bentuk
tindakan nyata, kecuali manakala terbentur oleh kedaan.
Ketiga, kelompok arau orang yang selalu di depan dam rangka
memajukan dan kemajuan masyarakat
lingkungannhya. Segenap kemampuan baik keahlian maupun financial sellu
dikaitkan dengan realitas yang berkembang di masyarakat sekitarnya. Proaktiv
dan visioner sert selalu berinisiatifmenggerakkat diri dan masyarakat ekitarnya
untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Orang-orang semacam ini selalu
member inispirasi kepada orang lain untuk mengerjakan pekerjaan yang positif
dan produktif. Sabda Nabi SAW,” Sebaik-baik manusia adalah bermanfaat bagi
orang lain”Sejatinya semua orang bias menjadi inspirator bagi orang lain untuk
kebaikan sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masng. Seorang pemimpin
bias menjadi inspirator karena sikap yang adil kepada rakyatnya. Seorang karyawan
menjadi inspirator karena ketulusan dan kejujurannya. Seorang takmir menjadi
inspiratorkarena keistiqomahannya, dan masih banyak inspirator-inspirator yang
bis mengubah dunia.
Seorang muslim yang visioner penuh dengan semangat serta
member semangat dan manfaat bagi muslim yang lain ia adalah Muslim Inspiratif.
Tidak sulit menengarai seorang muslim yang inspirtif di
lingkungannya, diantaranya adlaha manakala orang lain senang akan keberadaannya
bias menolong dalam berbagai hal serta member solusi pada berbagai masalah.
Kehadirannya sangat dinantikan kala jauh dan diikat kala dekt. (ds)
No comments:
Post a Comment