Translate

Saturday, 13 October 2012

Mengapa Yahudi Pintar

Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah sakit disana. Dirinya melihat ada beberapa hal menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebab Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PHd-nya. Sekedar untuk anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematikanya dan bertanya beberaoa soal yang tidak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya. “Apakah ini untuk anak kamu?”

Dia menjawab, “Ia, ini untuk anak saya yang masih dalam kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus perkembangannya...

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematikanya sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan bebagai jenis kekacang.

Menurutnya wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik dan dapat merusakkan pengembangan dan penumbuhan otak anak dalam kandungan. Ini  adalah adat orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang mengandung mengkonsumsi pil minyak ikan.

Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi. Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.

Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika anda akan diundang ke rumah Yahudi anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk, lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh anda merokok diluar rumah.

Menurut ilmuan di Universitas Israel, penelitian menunjukan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dasyat ditemui oleh saintis yang mendalami bidang hen dan DNA.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, perbandingan dengan anak-anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakana 6 tahun kebelakang!.

Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olah raga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olah raga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman saya ini, memanah dan menembak dapat melatih otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudahkan persiapan untuk bela negara.

Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini  murid murid di gojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadang kala kelihatan lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Diakhir tahun di Universitas, mahasiswa diharuskan mengejar proyek. Mereka harus mempraktekannya. Dan anda hanya akan lulus jika tim anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keutungan sebanyak USD 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya.

Kesimpulan pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “goblok”? Kata goblog bukan dari penulis, tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti yang menyongkong teori ini. “lihat saja Indonesia,”  katanya seperti dalam tulisan itu. “Jika anda ke Jakarta, dimana saja anda berada; dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke museum, hidung anda akan segera mencium asap rokok! Dan harga rokok? Cuma 70sen dollar!

Hasilnya? Dengan penduduk berjumlah jutaan orang beberapa banyakkah Universitas? Hasil apakah yang dapat digerakan? Teknologi? Jauh sekali.  Adakah mereka dapat berbahasa selain bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Di tangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan metematika sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda pikirkan sendiri?

oleh Eman Mulyatman (Majalah Sabili edisi 16)

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar