Penulis
ternama asal Arab Saudi, Dr. A'idh Al-Qarni MA. Dalam sebuah bukunya yang
berjudul Menakjubkan! Potret Hidup Insan
Beriman, mengatakan apabila seseorang ingin mendapatkan perasaan nyaman,
lapang dada, ketenangan jiwa dan ketenteraman hati ia harus beristigfar. Bila
seseorang ingin berbadan sehat dan kuat, selamat dari balak bencana dan
penyakit ia harus beristigfar. Demikian halnya bila seseorang ingin menghapus
dosa-dosanya, memperbanyak kebaikan dan mengangkat derajat hidupnya, ia juga
harus beristighfar.
Istigfar
adalah obat yang mujarab untuk menghilangkan dosa dan kesalahan. Saat seseorang
mengerjakan perbuatan yang keji serta menzalimi diri sendiri, maka
penyelamatnya adalah istighfar. Allah SWT berfirman, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.” (QS Ali Imran:135).
Allah
SWT rida kepada orang-orang yang sungguh-sungguh beristighfar, karena mereka
mengakui dosa-dosanya dan minta ampunan pada Rab-nya. Setiap kesusahan bisa
dihilangkan dengan istigfar, setiap duka nestapa dapat dihapus dengan istigfar,
setiap kesedihan dapat dihilangkan dengan istigfar. Bahkan tutup yang
menyelimuti hati dan tabir yang menyelimuti jiwa dapat disingkap dengan
istigfar.
Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Sungguh-sungguh
benar-benar telah menutup hatiku, sehingga aku beristigfar kepada Allah lebih
dari tuju puluh kali sehari.” (HR Ahmad)
Dalam
sebuah riwayat ada seseorang yang kehabisan nafkah untuk keluarganya, tidak ada
seorang pun yang memberinya, sementara ia malu kalau harus meminta-minta. Dia
pun memperbanyak istigfar, hingga akhirnya Allah menuntun seseorang yang tidak
dikenalnya. Orang tersebut mengetuk pintu rumahnya dan kemudian memberinya uang
yang banyak hingga bisa mencukupi kebutuhannya.
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Siapa yang konsisten dengan istigfar maka Allah akan
menjadikan baginya dari setiap kesusahan, kelapangan dari setiap kesempitan,
jalan keluar, dan memberinya rezeki arah yang tiada disangkanya.” (HR Muslim).
Pada
dasarnya setiap penyebab kesusahan, nestapa, kerisauan dan kecemasan adalah
dosa dan maksiat. Tidak ada cara untuk melepaskannya kecuali dengan istigfar.
Nabi Muhammad SAW yang maksum pun beristigfar, kenapa kita enggak. (ds)
No comments:
Post a Comment