Translate

Tuesday 21 January 2014

DUSTA YANG MANA LAGI …?



“Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan nikmat yang kamu peroleh saat ini.” (QS. At Takaatsur:8).

Sebagai seorang muslin tentu kita pernah membaca surat Ar-Rahman, setidak-tidaknya pernah mendengar. Surat Ar-Rahman adalah surat ke-55 dalam urutan mushaf utsmany dan tergolong dalam surat Madaniyah, yang terdiri dari 78 ayat.


Surat ini jadi istimewa dan sangat menarik karena di dalam surat Ar-Rahman ada satu ayat yang diulang-ulang. Satu ayat yang berbunyi “fabiayyi ala irabbikuma tukadziban” (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?). Kalimat ini diulang berkali-kali dalam surat Ar-Rahman, lantasan apa maknanya? Surat Ar-Rahman adalah salah satu surat yang memuat retorika yang amat tinggi dari Allah SWT, setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, Allah Subhan Ta'ala bertanya: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Sangatlah menarik karena Allah Ta'ala menggunakan kata dusta, bukan kata tolak atau ingkari. Allah Ta'ala dalam firman-Nya ingin menunjukkan bahwa nikmat yang diberikan kepada manusia tidak bisa diingkari keberadaannya. Manusia hanya bisa mendustakannya. Dusta berarti menyembunyikan kebenaran. Manusia pada dasarnya tahu bahwa mereka telah diberi nikmat oleh Allah Ta'ala, tetapi mereka menyembunyikan kebenaran itu; mereka mendustakannya!

Kalau berhasil menggondol gelar DR merasa karena kemampuan otak yang cerdas, kalau mendapat uang yang berlimpah dikatakan karena kerja keras kita, manakala mendapatkan sebuah proyek dikatakan karena kepandaian melakukan loby-loby. Pendek kata, semua nikmat yang diperoleh seakan-akan karena usaha kita. Tanpa sadar dan disadari bahwa semua itu terjadi karena campur tangan Allah Ta'ala, kita sepelekan kehadiran Allah Ta'ala dan kita dustakan bahwa semua nikmat itu sejatinya datangnya dari Allah Ta'ala. Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan. Anda telah bergelimang kenikmatan harta melimpah titel berderat di kartu nama anda, mobil mewah berjajar di garasi rumah gedung magrong-magrong namun ingatlah baik-baik anda dustakan, atau tidak semua nikmat yang anda peroleh akan ditanya Allah Ta'ala nanti di hari kiamat, “Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan nikmat yang kamu peroleh saat ini”. Sudah siapkah anda menjawab serta mempertanggungjawabkannya?

Allah berfirman, “Fain Taudduni’ matallahi la Tukhsuuha.” Apabila kamu menghitung nikmat Allah (yang diberikan kepadamu) maka engkau tidak akan mampu (karena terlalu banyak). Nikmat diberikan Allah Ta'ala kepada kita tanpa batas.

Namun kadang kala kita tidak pernah mau menyadari, karena itu marilah kita bersyukur dan selalu bersyukur kepada Allah Ta'ala, seraya mengucap alhamdulillah bukan hanya dalam lisan saja tetapi hati kita juga mengimplementasikan makna alhamdulillah dalam tindakan dan amalan. Sehingga kita berharap termasuk orang-orang yang beruntung.(ds).

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar