Translate

Friday, 25 July 2014

UNDANGAN KE SURGA


Jalan yang diserukan Nabi Muhammad SAW adalah jalan yang lurus dan tunggal, yang mengantarkan setiap orang yang mau mengikutinya menuju keselamatan dunia dan akhirat. Namun di sepanjang jalan tersebut banyak persimpangan jalan, setiap persimpangan menawarkan berbagai janji yang indah-indah dan meyakinkan, yang sejatinya menyesatkan siapapun yang mengikutinya. Firman Allah SWT dalam Al Qur’an: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al An’am:153).
Jalan dakwah islam merupakan undangan ke surga, sebab ujung akhir dari perjalanan manusia yang meniti jalan ini, ialah keridhaan Allah SWT serta kenikmatan surga yang kekal abadi. Untuk mencapai surga seseorang harus mempersiapkan diri untuk menempuh jalan yang mendaki yang penuh onak dan duri bukan jalan lurus yang meluncur ke bawah. Jalan dakwah islam sering kali penuh dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan hawa nafsu manusia, sebab segala sesuatu yang memperturutkan hawa nafsu umumnya mengantarkan ke jurang yang sangat dalam dan mengerikan, neraka. Dunia yang dibentangkan Allah SWT sarat dengan kesenangan yang menipu, demikian pula dunia merupakan tempat yang sarat dengan penderitaan yang menimpa. Namun dunia adalah tempat ladang ibadah yang sangat luas dan menjanjikan bagi orang-orang yang beriman. Bagi orang-orang yang beriman sangatlah paham akan tabiat dunia sehingga tidak terlena untuk sibuk mengejar kesenangan dunia karena khawatir kelak akan menjerumuskan ke dalam kesengsaraan yang badi. Demikian pula bagi hamba-hamba yang beriman, selalu sabar dalam menghadapi cobaan, penderitaan serta kesulitan di dunia, karena berharap itu semua merupakan jalan menuju surga.
Jalan dakwah islam merupakan undangan ke surga. Siapapun yang ingin menempuh jalan ini seyogyanya sejak awal sudah menyatakan siap berpisah dengan kesenangan syahwat, siap menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Ironis jika dijumpai seorang muslim yang mengaku menempuh jalan dakwah, namun hidupnya berbalut kemewahan yang berlebihan. Bagi aktifis dakwah sejati akan jauh lebih mengutamakan kesenangan akhirat yang kekal abadi dari pada bersibuk diri dengan kemewahan dan kesenangan dunia yang menipu.
Suatu hari, Umar bin Khattab ra mendapati punggung Rasulullah SAW bekas tikar yang menjadi tempat pembaringan beliau. Umar bin Khattab berkata, "Ya Rasulullah, mengapa engkau menyusahkan dirimu dengan cara seperti ini? Sungguh engkau adalah utusan Allah SWT. Engkau lebih berhak memiliki istana Kisra dari Persia dan kaisar Romawi. “Nabi bersabda, “Wahai Umar, Kisra dari Persia dan Kasiar Romawi hanya dijanjikan kesenangan di dunia. Tidaklah engkau senang memperoleh janji Allah berupa kesenangan abadi di surga?” (mutaffaq’alaihi). Dalam sebuah surat Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang bertaqwa kepad Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya.” (QS. Az-Zumar:73-74).ds.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar