pict from dakwahpost.com
Usia adalah modal untuk melakukan amal shalih. Orang yang
mengerti hakikat ini, maka dia tidak akan menggunakannya kecuali untuk perkara
yang bermanfaat. Dia akan berusaha memanfaatkan segala potensi diri untuk
mendapatkan pahala sebanyak mungkin. Diantara yang bisa mudah dimanfaatkan
untuk menabung bekal disisi Allah Azza wa Jalla adalah lidah. Dengan lidah,
seseorang bisa berdzikir dan saling nasehat menasehati sehingga meraih banyak
pahala. Namun sebaliknya, lidah juga bisa mengakibatkan dosa dan menyeret
seseorang ke neraka, jika tidak dimanfaatkan untuk kebaikan. Kesadaran
seseorang terhadap fungsi dan bahaya lisan ini akan mendorong dirinya untuk
menjaga lidah, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat.
Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan
RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab :
70-71]
Begitu juga firman Allah Ta’ala :
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan
mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58]
Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu,
beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai
Rasulullah! Siapakah kaum muslimin yang paling baik?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Seorang
muslim yang tidak mengganggu orang lain dengan lisan atau tangannya.” (HR. Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42)
Dalam hadits lainnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
dia mengucapkan sesuatu yang baik atau diam. [HR. Bukhari, no. 6475; Muslim,
no. 47; dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]
Sahabat.. Sungguh sangat menyedihkan karena sebagian orang
sangat mudah melontarkan kata-kata kotor, kata-kata yang buruk, dan bisa jadi
menyakitkan orang lain yang mendengarnya. Ucapan kotor itu seolah-olah sudah
menjadi tabiat dan karakternya, sehingga mudah terucap dan sulit dihilangkan.
Sangat mudah baginya untuk mengeluarkan cacian dan makian kepada orang lain.
Selain itu, ucapan kotor tersebut semakin parah ketika dia berselisih dengan
kawannya, atau terlibat dalam perdebatan dan pertengkaran. Kepada saudaraku
dengan karakter dan tabiat semacam ini.
Sahabat.. Marilah kita gunakan lisan untuk kebaikan adalah
berdzikr, membaca Alquran, memberi nasihat kepada orang lain, beramar ma’ruf
menyuruh mengerjakan perintah Allah dan bernahi munkar dengan melarang orang
lain mengerjakan maksiat, berdakwah, berdoa kepada Allah dsb.
Semoga tulisan singkat ini dapat menjadi bahan renungan kita
bersama.
Pesantren Dakwah Merapi, Sleman, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment