MEMAKNAI HIJRAH NABI SAW
KHUTBAH
PERTAMA
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ
يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ
خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللهُ،
اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى
اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
وَسَارِعُوا إِلَى
مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Bersegeralah kalian menuju ampunan
Tuhan kalian dan surga seluas langit dan bumi yang disiapkan bagi orang-orang
yang bertakwa (TQS Ali
Imran [3]: 133).
Ikhwani
fiddin a’azzaniyallahu waiyyakum,
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya
ketakwaan. Dengan begitu, kita akan semakin mampu berpegang teguh dengan
agama-Nya. Sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat kelak.
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Sebentar lagi kita akan memasuki
Tahun Baru Islam, 1440 hijriah. Ini berarti, 1440 tahun silam baginda Nabi SAW
meninggalkan Kota Makkah berpindah ke Kota Madinah. Untuk apa? Melaksanakan
seluruh syariah yang Allah turunkan.
Begitu pentingnya momentum hijrah
ini, sampai-sampai Khalifah Umar bin Khattab menetapkannya sebagai awal
kalender tahun Islam. Bukan didasarkan pada hari kelahiran Nabi SAW. Bukan pula
hari pertama ketika Alquran diturunkan.
Mengapa begitu pentingnya hijrah
ini?
Sidang jumah rahimakumullah
Sudah populer di tengah-tengah kita,
hijrah sering dimaknai sebagai perubahan pribadi dari kondisi kemaksiatan
menuju kondisi islami. Pribadi Muslim yang ugal-ugalan, tidak peduli halal dan
haram, menjadi individu yang dekat dengan Allah SWT. Dari bisnis yang berlumur
riba menuju muamalah yang halal. Dari Muslimah yang belum menutup aurat menjadi
sosok yang tak lepas dari jilbab. Ini tidak salah.
Karena, menurut Ibnu Hajar
al-Asqalani di dalam kitab Fath al-Bâri bi Syarh Shahîh al-Bukhârî, hijrah itu
ada dua macam yakni hijrah zhâhirah (lahir) dan bâthinah (batin). Hijrah batin
adalah meninggalkan apa saja yang diperintahkan oleh hawa nafsu yang selalu
memerintahkan keburukan (nafsu al-ammârah bi as-sû’) dan seruan setan.
Ini sesuai penjelasan Nabi Saw saat
beliau ditanya, “Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang berhijrah (muhâjir)
itu?” Beliau menjawab:
مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Dialah orang yang meninggalkan
perkara yang telah Allah larang atas dirinya (HR Ahmad).
Hijrah batin ini, yakni meninggalkan
kemaksiatan menuju ketaatan, adalah perkara yang wajib bagi setiap Muslim.
Bukankah Allah telah berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
Bersegeralah kalian menuju ampunan
Tuhan kalian dan surga seluas langit dan bumi yang disiapkan bagi orang-orang
yang bertakwa (TQS Ali
Imran [3]: 133).
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Adapun hijrah zhâhirah (batin)
adalah lari menyelamatkan agama dari fitnah (al-firâr bi ad-dîn min al-fitan).
Ini senada dengan penjelasan al-Jurjani dalam At-Ta’rifât, bahwa hijrah adalah meninggalkan negeri yang berada
di tengah kaum kafir dan berpindah ke Dâr al-Islâm.
Hijrah secara mutlak dalam as-Sunnah
ditransformasikan ke makna: meninggalkan negeri syirik (kufur) menuju Dâr
al-Islâm. Maka asal hijrah adalah meninggalkan apa saja yang telah Allah larang
berupa kemaksiatan, termasuk di dalamnya meninggalkan negeri syirik, untuk
tinggal di Dâr al-Islâm.
Apa itu Dar al-Islam? Yakni negeri
yang menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan dan
keamanannya secara penuh berada di tangan kaum Muslim. Inilah makna hijrah yang diambil dari fakta hijrah Nabi
Saw. Hijrah lahir inilah yang menjadi peristiwa besar dalam sejarah umat Islam.
Madinah menjadi pusat pemerintahan
kaum Muslim yang pertama. Di sana Rasulullah Saw dan selanjutnya Khulafa
ar-Rasyidin mengatur urusan umat Muslim baik untuk urusan dalam maupun luar
negeri. Nabi Saw mengirim delegasi ke sejumlah negeri seperti ke Mesir, Persia
dan Romawi untuk mengajak mereka memeluk agama Islam dan tunduk pada kekuasaan
beliau. Beliau juga mengirim pasukan ke berbagai medan peperangan, baik yang
dipimpin langsung oleh beliau maupun diserahkan pada para sahabat.
Sidang Jumat Rahimakumullah
Kalau kita menyimak pengertian
hijrah tersebut, justru hijrah lahir ini belum terealisasi. Bahkan kita
abaikan. Banyak di antara kita yang sudah merasa puas dengan perbaikan pribadi
dan urusan ibadah mahdhah semata. Tapi belum ada ikhtiar keras untuk
menyelamatkan agama ini dari fitnah.
Lihatlah bagaimana tudingan
radikalisme, anti-kebhinekaan, pemecah persatuan negeri, dll terus digaungkan
menyasar kaum Muslim dan pengemban dakwah. Bahkan berbagai tindakan persekusi
terus dilakukan kepada para mubalig dan ulama hanya karena mereka ingin
menyelamatkan negeri dengan petunjuk agama Allah SWT.
Semangat penegakan syariah Islam dan
ajaran Khilafah Islam justru dianggap sebagai ajaran yang akan merusak negeri
ini. Sebaliknya, sistem politik demokrasi yang sudah banyak mengebiri ajaran
Islam dan tak ada dasar pembahasannya di kalangan ulama Ahlus Sunnah justru
dipuja-puja. Seolah-olah demokrasi adalah solusi terbaik bagi bangsa.
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Inilah kondisi kegelapan yang tengah
menyelimuti kita sekarang. Kondisi ini nyaris tak jauh berbeda dengan kondisi
saat Nabi Saw dan para sahabat berada di Makkah. Keadaan jahiliah melanda
setiap aspek kehidupan sampai kemudian Allah SWT memberikan pertolongan dengan
tegaknya Islam di Madinah. Allah SWT mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju
cahaya petunjuk.
Karena itu marilah kita jadikan
momentum Tahun Baru Hijrah ini sebagai awal langkah kita berjuang menerapkan
syariah Islam secara kâffah sebagai aturan kehidupan pribadi, bermasyarakat dan
bernegara, sekaligus meninggalkan aturan hidup jahiliah, sebagaimana yang
berlaku saat ini, jika kita semua mengaku sebagai pengikut Nabi Saw.
Semoga Allah meridhai langkah kita.
Aamiin
[]
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ
فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ
وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ
العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
Alhamdulillahi
‘alaihsanihiwasyukrulahu ‘alaataufiiqihi.
Waashadualailahaillallahwallahuwahdahulaasyarikalahuwaashaduannasayyidinaamuhammadanabduhuwarasuuluhudda
‘ilyaridhwaanihi. Allahummasholli
‘alasayyidinaamuhammadinwa’alaalihiwaashhaabihiwasallimtasliimankatsiroo
أَمَّا بَعْدُ فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ المسبحة بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
Ammaba’dufayaaayyuhannaasuittaqullahafiimaaamarowantahuu
‘ammaanahaawa’lamuannallahaamarokumbiamribadaafiihibinafsihiwatsana bi
malaaikatihilmasbahatabiqudsihi. Waqolata’alainnallahawamalaaikatahuyusholluuna
‘alannabiyaaayyuhalladziinaaamanuusholluu ‘alaihiwasallimuutasliima.
Allahummasholli ‘alasayyidinaamuhammadinsholallahu ‘alaihiwasallimwa’alaalisayyidinaamuhammadinalaambiyaaikawarusulikawamalaikatilmuqorrobiinwaardh.
Alllahumma
‘anilhulafaairrosyidiinabibakrinwaUmarowaUtsmaanawaAliiwaAmbaqiyyatishshohaabatiwattaabi’iinawataabe’iittaabi’iinalahum
bi ihsaaniilayaumiddiniwardhoannama’ahumbirohmatikayaaarhamarroohiminnn.
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
Allahummaghfirlilmu’miniinawalmu’mu’minaatiwalmuslimiinawalmuslimaati
al ihyaa u minhumwalamwaatilhummaa’izzalislaamawalmuslimiinawaadzillasysyirkawalmusyrikiinawanshurn
‘ibaadakalmuwahhidiiyatawansur man nashoroddiinawakhdul man
khodalalmuslimiinawadammira’daaaddiiniwa’likalimatikailayaumiddiin.
Allahummadfa’annaalbalaa a walwabaa a wazzalaazilawalmihanawasuu al
fitnatiwalmihanamadhoharominhaawamaabathona
anbaladhinaaindanisiyyaakhosshotanwasaairilbuldaanilmuslimiinadholamna
‘ummatanyaarobbal ‘aalamiin.
Robbanaaatinaafiddunyaahasanahwafilaakhirotihasanahwaqinaaadzaa banner.
Robbanadholamnaaanfusanaawaillamtaghfirlanaawatarhamnaalanakuunannaminalkhosiriin.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
‘Ibadallah. Innallahaya’murunaabil
‘adliwalihsaaniwaiitaa’ilqurbaawayanhaa
‘anilfahsyaa’iwalmunkarwalbaghyiya’idhukumla’allakumtadzakkaruunawadzkurullaahal
‘adziimayadzkurkumwasykuruuhualaani’matihiyazidkumwaladzikrullaahiakbar