Translate

Friday, 25 July 2014

5 (LIMA) CARA SEDERHANA MENGHADAPI COBAAN HIDUP


1.          SIAP MENERIMA SUATU COBAAN
Kadang-kadang kita lupa, bahwa pangkal dari masalah kita bukan masalah itu sendiri. Bagaimana menerima suatu cobaan? Manakala kita menyiapkan diri kita sebaik-baiknya insyaallah kita akan mendapat sesuatu yang baik pula. Namun harus disadari bahwa sesuatu keinginan tidak selamanya bisa terwujud, karena itu kita harus menyiapkan diri untuk sebuah kegagalan dengan hanya bersiap dengan keberhasilan saja. semakin kita siap dengan kegagalan semakin ringan masalah itu kita rasakan. Mulailah semua dengan niatan yang baik, hasilnya serahkan semua kepada Allah SWT.

2.          RIDHO, MANAKALA SUDAH TERJADI
Saat mengalami suatu masalah kita cenderung berfikir ‘seandainya…’ dan sebagainya. Ini pertanda bahwa kita termasuk orang-orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Sejatinya bila kita berfikir lebih dalam banyak orang menderita bukan karena kenyataan yang terjadi tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Manakala kita sudah siap menerima berbagai cobaan bukan dari awal saja tetapi juga di akhirnya. Insyaallah kita akan lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi ujian hidup.
3.          MUDAHKAN URUSAN, JANGAN MEMPERSULIT DIRI
Setiap mendapat masalah, umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri. Banyak yang menderita karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri yang sudah ada, orang seperti ini bukan kurang rizki tetapi kurang iman. Janganlah takut karena rizki yang kurang tetapi takutlah manakala tidak bisa mensyukuri rizki yang kita peroleh. Harus diingat kita dihormati orang bukan karena kita kaya dan mulai, tetapi karena Allah SWT menutupi dosa, aib dan kesalahan kita. Pujian lebih berbahaya dari cacian, karena pujian mendekatkan kepada kemunafikan.
4.          BERTAUBAT (EVALUASI DIRI)
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah  SWT, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi rosul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An-Nisaa:79).
Tatkala kena masalah atau musibah kadangkala kita lalai atau lupa untuk mengevaluasi diri, kita cenderung mengedepankan emosi serta mencari-cari kesalahan orang lain. sejatinya setiap masalah tentu ada solusinya, ibarat orang membuat lobang kunci tentu ada anak kuncinya. Salah satu jalan untuk mendapatkan jawaban atas masalah kita adalah bertaubat. Dikisahkan saat Nabi Yunus as yang dimakan ikan paus saat lalai terhadap umatnya. Beliau selamat karena bertaubat.
5.          HANYA BERSANDAR KEPADA ALLAH. (Cukuplah Allah SWT sebagai penolong)
Sebagai manusia kita sering bersandar pada jabatan, pangkat harta kekayaan, orang tua dan lain sebagainya. Satu hal yang sering juga tidak kita sadari kita bersandar pada sesuatu yang tidak kekal. Jabatan bisa habis, kekayaan bisa menjadi kemiskinan, orang tua bisa wafat. Namun manakala kita bergantung kepada Allah SWT yang kekal, kita tidak pernah kehilangan apa-apa. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW menyebarkan serta mengajarkan agama islam lebih dulu mengajarkan ilmu tauhid sebelum ilmu yang lainnya agar manusia hanya bersandar kepada-Nya. Ds.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar