1.
SIAP MENERIMA SUATU COBAAN
Kadang-kadang kita lupa, bahwa
pangkal dari masalah kita bukan masalah itu sendiri. Bagaimana menerima suatu
cobaan? Manakala kita menyiapkan diri kita sebaik-baiknya insyaallah kita akan
mendapat sesuatu yang baik pula. Namun harus disadari bahwa sesuatu keinginan
tidak selamanya bisa terwujud, karena itu kita harus menyiapkan diri untuk
sebuah kegagalan dengan hanya bersiap dengan keberhasilan saja. semakin kita
siap dengan kegagalan semakin ringan masalah itu kita rasakan. Mulailah semua
dengan niatan yang baik, hasilnya serahkan semua kepada Allah SWT.
2.
RIDHO, MANAKALA SUDAH TERJADI
Saat mengalami suatu masalah
kita cenderung berfikir ‘seandainya…’ dan sebagainya. Ini pertanda bahwa kita
termasuk orang-orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Sejatinya bila kita
berfikir lebih dalam banyak orang menderita bukan karena kenyataan yang terjadi
tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Manakala kita sudah siap
menerima berbagai cobaan bukan dari awal saja tetapi juga di akhirnya.
Insyaallah kita akan lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi ujian hidup.
3.
MUDAHKAN URUSAN, JANGAN MEMPERSULIT DIRI
Setiap mendapat masalah,
umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri. Banyak yang menderita
karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri yang sudah ada, orang
seperti ini bukan kurang rizki tetapi kurang iman. Janganlah takut karena rizki
yang kurang tetapi takutlah manakala tidak bisa mensyukuri rizki yang kita
peroleh. Harus diingat kita dihormati orang bukan karena kita kaya dan mulai,
tetapi karena Allah SWT menutupi dosa, aib dan kesalahan kita. Pujian lebih
berbahaya dari cacian, karena pujian mendekatkan kepada kemunafikan.
4.
BERTAUBAT (EVALUASI DIRI)
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah SWT, dan apa saja bencana yang menimpamu,
maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi rosul kepada
segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An-Nisaa:79).
Tatkala kena masalah atau
musibah kadangkala kita lalai atau lupa untuk mengevaluasi diri, kita cenderung
mengedepankan emosi serta mencari-cari kesalahan orang lain. sejatinya setiap
masalah tentu ada solusinya, ibarat orang membuat lobang kunci tentu ada anak
kuncinya. Salah satu jalan untuk mendapatkan jawaban atas masalah kita adalah
bertaubat. Dikisahkan saat Nabi Yunus as yang dimakan ikan paus saat lalai
terhadap umatnya. Beliau selamat karena bertaubat.
5.
HANYA BERSANDAR KEPADA ALLAH. (Cukuplah Allah SWT
sebagai penolong)
Sebagai manusia kita sering
bersandar pada jabatan, pangkat harta kekayaan, orang tua dan lain sebagainya.
Satu hal yang sering juga tidak kita sadari kita bersandar pada sesuatu yang
tidak kekal. Jabatan bisa habis, kekayaan bisa menjadi kemiskinan, orang tua
bisa wafat. Namun manakala kita bergantung kepada Allah SWT yang kekal, kita
tidak pernah kehilangan apa-apa. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW menyebarkan
serta mengajarkan agama islam lebih dulu mengajarkan ilmu tauhid sebelum ilmu
yang lainnya agar manusia hanya bersandar kepada-Nya. Ds.
No comments:
Post a Comment