Translate

Friday, 12 February 2010

PENGHALANG UTAMA DO’A


Dalam espedisi jihad , suatu ketika Qutaibah bin Muslim mengumpulkan para tokoh tokoh untuk konsolidasi, namun beliau kehilangan satu di antara mereka yakni muhammad bin waasi’, beliau memerintahkan salah seorang pasukannya untuk mencari beliau. Ternyata di dapatkan bahwa beliau sedang mengangkat tangannya untuk berdo’a.Hal itu di laporkan kepada Qutaibah bin Muslim. Beliau berkata : Biarkanlah ia demi Allah Muahmmad bin Waasi’ itu lebi aku sukai dari pada seribu bila pedang pilihan yang di pegang oleh seribu orang jagoan.
Diriwayatkan oleh muslim bahwa ada tiga orang yang terjebak di dalam gua dan akhirnya hanya dapat selamat dengan do’a. kita perna pula mendengar bahwa imam ahmad mendo’akan seorang ibu yang lumpuh. Seketika ibu tersebut sembuh dari sakitnya. Kisa tentang betapa ampuhnya do’a tersebut amat banyak kita dapatkan pada masa salaf. Bahkan sahabat Sa’ad bin Abi waqosh tidak pernah tertolak do’anya.
Namun hari ini, betapa kita kehilangan keampuhan do’a yang merupakan senjata bagi orang mukmin. Bukan berarti do’a sudah tidak layak lagi untuk di terapkan pada abad modern ini, bukan pula karena Allah tidak sudi lagi mengkabulkan do’a hambanya, namun keampuan tersebut lenyap karena adanya penghalangh yang dilakukan oleh manusia sendiri. Karena mereka melanggar aturan yang telah di gariskan olah Allah yang menyebabkan terhalangnya do’a Pelanggaran tersebut berupa makan minum dan memakai sesuatu tyang dari yang haram.

Di abada milinium ini, tak terbilang lagi banyaknya jenisnya makanan, minuman pakaian ataupun kosmetika yang muncul dengan berbagai kemasan dan merk. Ironisnya kaum muslimin tidak selektif dalam memilah dan memilih barang barang yang mereka konsumsi di samping mininya pengetahuan mereka tentang jenis barang barang yang haram. Barang kali inilah masa yang di janjikan oleh Rosululloh :
“ Akanada di antara umatku yang memakan beraneka ragam makanan dan minuman, berpakaian dengan segala macam jenis pakaian dan asal bicara, mereka itulah seburuk buruk ummatku” ( HR Thobroni )
Akibat buruk dari barang barang haram tersebut amat banyak namun kalau saja tidak ada akibat lain dari mengkosumsi barang haram selain terhalangnya do’a, maka ini adalah mala petaka yang besar karena orang orang yang telah kehilangan keampuhan do’anya berarti dia telah kehilangan senjata yang paling ampuh untuk meraih cita citanya. Ibnul qoyyim berkata : Do’a merupakan sarana yang paling ampuh untuk mendapatkan sesuatu yang di cari dan menolak sesuatu yang di benci.

PENGHALANG UTAMA DO’A

عن أبى هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسملم: إن الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبا وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال تعالى : يأيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا وقال السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب ومطعمه حرام ومشربه حرام وملسبه حرام وغذي بالحرام فأنى يستجاب له.
Dari Abu hurairoah ia berkata : Rosululloh bersabda : Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, Dan Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang orang mukmin sebagaimana yang di perintahkan kepada para Rosul,maka Allah berfirman : Wahai para Rosul, makanlah dari apa apa yang baik, dan beramallah kalian dengan amal yang sholih. Dan Allah berfirman : Hai orang orang yang beriman, makanlah dari apa apa yang baik yang aku rizkikan kepada kalian. Kemudia beliau meyebutkan tentang seorang laki laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut lagi berdebu dia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdo’a, Ya Rob… Ya Rob…sedangkan ia makan dari yang haram, minum dari yang haram, berpakaian dari yang haram, dan tumbuh dari yang haram, bagaimana mungkin akan terkabul do’anya?
Hadits ini mengisyaratkan kepada kita tentang adab dan waktu yang tepat untuk berdo’a sekaligus untuk menjelaskan tentang factor utama yang menghalangi terkabulnya do’a. beliau menyebutkan dalam hadits tersebut bahwa termasuk sebab di kabulkannya do’a :
Pertama : Safar ke tempat yang jauh. Ketika seseorang sedang melakukan safa dia memiliki kesempatan yang baik untuk berdo’a, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Abu Hurairoh ra bahwa Rosululloh SAW bersabda :
“ Tiga macam do’a yang tidak di ragukan lagi akan di kabulkan, yakni do’anya orang yang sedang di dzalimi, do’a orang yang sedang safar, dan do’a kedua orang tua untuk anaknya.  ( HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Kedua : Kusut masai dan berdebu lantaran safar, keadaan ini jugamenjadi sebab terkabulnya do’a sebagaimana hadits yang masyhur :
“ Sering kaliorang yang kusut masai dan berdebu mengenakan pakaian yang lusuh sehingga di tolak manusia ketika mengetuk pintu, padahal seandainya dia bersumpah atas nama Allah niscaya akan Allah kabulkan “
Ketiga : Menengadahkan kedua tangannya ke langit. Hal ini merupakan sebab yang agung terkabulnya suatu do’a. Rosululloh bersabda :
“ SesungguhnyaAllah Maha Hidup lagi Maha pemurah, Dia malu apabila seorang hamba menengadahkan kedua tangannya kepada-Nya lalu menurunkan tangan dalam keadaan hampa. “  ( HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Ke empat : Merendahkan diri kepada Allah seraya menyebut Rububiyah Allah. Ini adalah factor yang paling utama terkabulnya do’a. Al bazzar meriwayatkan dari ummul mukminin ‘Aisyah secara marfu’ :

إذا قال العبد يا رب أربعا قال الله لبيك عبدي سل تعطه

“ Apabila seorang hamba menyeru Ya Rob.. Ya Rob.. Ya Rob..Ya Rob.. Maka Allah berfirman : Labbaik wahai hamba-Ku mohonlah niscaya engkau akan di beri”
Barang siapa yang memperhatikan do’a-do’a yang terdapat dalam Al Qur’an niscaya akan mendapatkan betapa banyak do’a yang di awali dengan kata : Robbana ..” Wahai Robku.. seperti Robbana atina … Robbna hablana …Robbana ighfirlana.. Robbana laa tuakhidhna.. dan sebagainya.
Akan tetapi kendatipun sesorang berada dalam kesempatan dan saat yang paling tepat untuk berdo’a, juga menekuni adab adab pada saat berdo’a sebagaimana telah di paparkan diatas, di katakana oleh Nabi: Faanna yustajaabu lahu ? Maka bagaimana mungkin akan di kabulkan do’anya ? yang demikian itu karena dia melakukan perbuatan yang menghalangi terkabulnya do’a yakni makan, minum, dan berpakaian dari yang haram. Lantas bagaimana halnya dengan orang yang tidak menekuni adab dalam berdo’a sedangkan dia enjoy dengan barang barang yanga haram ?  tentu lebih jauh lagi kemungkinan terkabul do’anya.
Dapat pula kita ambil kesimpulan dari hadits diatas bahwa menghindarkan diri dari barang barang yang haram adalah merupakan factor utama di kabulkannya do’a. Ikrimah bin Amar meriwayatkan dari Al Ashfar bahwa suatu ketika ada sesorang bertanya kepada sa’ad bin abi waqosh : Wahai Sa’ad dengan sebab apa anda di kenal sebagai orang yang makbul do’anya ?  Beliau menjawab : Tiada aku mengangkat satu suap makananpun kedalam mulutku melainkan aku mengetahui dari mana asal makanan tersebut.
Jika meninggalkan perkara perkara yang haram merupakan factor utama terkabulnya do’a, demikian pula dengan mengerjakan amal amal sholih, inipun merupakan sebab bagi terkabulnya suatu do’a. Karena itulah Wahab bin Munabbih berkata :
“ orang yang berdo’a tanpa beramal sholih ibarat memanah tanpa tali busur.”
Akhirnya marilah kita bermuhasabah terhadap apa yang telah kita kerjakan, betapa kerapnya do’a kita panjatkan kepada Allah, betapa seringnya kita mendengarkan iostighitsah kubro di gelar, namun mengapa bangsa ini belum juga mentas dari multi krisis yang menerpa ? Apakah hal ini di sebabkan akrabnya masyarakat kita denganm barang barang yang haram maupun yang syubhat. Ataukah mereka hanya berdo’a namun dalam waktu yang bersamaan menetang hokum hokum Allah dan tidak mau tunduk dengan aturan aturannya ?
Ya Allah kabulkanlah do’a kami, sesungguhnya Engkau Maha mengabulkan do’a.


No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar