Translate

Saturday, 3 December 2011

SYUKUR

“dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.”(QS. Al- An'am : 116).
                Manakala sorang muslim menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatkan itu semata-mata dari Allah SWT, maka rasa syukur hanya akan ditujukan kapada-Nya semata, karena seseorang hanya bersyukur kepada Allah SWT, maka cara-cara yang digunakan untuk mensyukuri mengikuti petunjuk dari Allah lewat Al Quran dan sunnah-sunnah  yang diajarkan dan dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. Dengan demikian berharap apa yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.,mengikuti jalan yang benar.

                Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa yang banyak dan yang umum belum tentu benar. Orang-orang muslim dituntut menjadi orang yang cerdas dalam melaksanakan ibadah dalam rangka bersyukur atas limpahan karunia kenikmatan yang telah diberikan Allah kepadanya. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman,”Katakan, “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyak yang buruk itu menarik hatimu.” (QS. Al Maidah :100)

                Di sinilah kecerdasan orang muslim dituntut untuk memilih dan memilah jalan mana yang akan ditempuh dalam rangka mentadaburi ayat-ayat Allah SWT, saat menjalankan dan melaksanakan ibadah syukur kepada Allah SWT, sehingga tidak salah jalan. Di dalam setiap amalan apa saja tentunya seorang muslim yang pandai  dan cerdas akan mengacu pada contoh dan tuntunan yang diberikan oleh nabi kita Muhammad SAW, karena hanya dengan tuntunan dari nabi sajalah kita berharap ridha dari Allah SWT atas segala ibadah yang kita jalankan.

                Nabiullah Muhammad SAW bersabda,”Ada dua perkara yang pasti, barangsiapa yang mati tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu maka pastilah dia masuk jannah dan barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah pasti masuk neraka.”: (HR. Muslim)

                Oleh karena itu Ibnu Al Qoyim mengatakan bahwa rukun syukur ada tiga hal yaitu;
Pertama, mengakui di dalam hati, yakni mengakui bahwa segala nikmat berupa rizki, kesehatan, kesempatan, kekuatan, kemampuan dan yang lainnya adalah semata-mata nikmat dari Allah SWT bukan dari yang lainnya. Kedua, mengucapkan dengan lisan, yakni dengan memuji Allah atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Ketiga, menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak yang memberinya yakni Allah SWT, bukan sarana untuk mendurhakainya.

                Pada intinya bahwa ibadah dengan segala macam dan bentuknya yang meliputi apa-apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT berupa ucapan ataupun perbuatan baik yang dhahir maupun yang bathin adalah realisasi dari syukur yang benar. Wallahu a'lam bishawab. (ds)

2 comments:

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar