Pengertian as-Salafus Shalih
Secara Bahasa : salaf
berasal dari kata : سلف , berarti : تقدم, مضى, سبق (mendahului, telah lewat/ yang lalu,
terdahulu).
Orang
Salaf yaitu orang terdahulu[1]. والسلف : القوم
المتقدمون فى السير
Dan salih berati : ذو خير
(yang baik), sebagai
deskripsi/sifat bagi kata salaf.[2]
Secara
Istilah : as-Salafus as-Shalih adalah
tiga generasi pertama Islam pilihan, yaitu generasi Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut-Tabi’in. [3]
وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {100} التوبة
artinya
: Dan as-Sabiqunal awwalun dari orang-orang Muhajirin dan orang-orang
Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan, Alloh ridho kepada mereka
dan mereka ridho kepada Alloh , dan Alloh
menyediakan bagi mereka jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya . Itulah keberuntungan yang besar.
( at Taubah 100 )
خيرالناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين
يلونهم ثم يجيئ اقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شها دته {البخاري و مسلم}
“Sebaik-baik
manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelah mereka kemudian generasi
setelah mereka, Kemudian datang suatu kaum yang kesaksiannya mendahului
sumpahnya. Dan sumpahnya mendahului kesaksiannya”. (Bukhari/Muslim)
Maksud
قرني
adalah generasi Sahabat
ra. danالذين يلونهم yang pertama adalah Tabi’in sedangkan الذين يلونهم yang kedua adalah generasi Tabi’ut-Tabi’in.[4]
عن عبد الله بن بسر قال: قال رسول الله : طوبى
لمن رآني وطوبى لمن رأى من رآنى طوبى لهم وحسن مآب {رواه الطبراني} وفي رواية الحاكم
: طوبى لمن رآني وطوبى لمن رأى من رآني وطوبى لمن رأي من رأي من رآني.
Dari
Abdullah bin Busr radliyallahu ‘anhu Rasulullah saw bersabda : Keberuntungan
bagi orang-orang yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan
orang yang melihatku. Bagi mereka keberuntungan dan tempat kembali yang baik. [5].
Sedang dalam riwayat Hakim ; Keberuntungan bagi orang melihatku, keberintungan bagi orang yang
bertemu dengan yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan
orang yang bertemu dengan yang melihatku. [6]
Pengertian
Manhaj Salaf :
Manhaj Salaf adalah manhaj yang
disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits Iftiroqul Ummah :
ما انا عليه واصحا بي”” [7]
Yaitu Manhaj yang ditempuh oleh Nabi dan
para Sahabat serta yang mengikuti mereka sampai generasi Tabi’in dan
Tabi’ut-Tabi’in termasuk para Ulama’
Ahlus-Sunnah yang termasyhur dan terpercaya seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Syafi’i,
Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ahlus-Sunan serta para Ulama’ pada masa itu
yang tidak termasuk Ahli Bid’ah.
Manhaj ini dilanjutkan dan diserukan oleh para Ulama’ abad
-abad berikutnya, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir, Ibnul Qoyyim, Adz-Dzahaby
dan lain-lain dari para Ulama’ terpercaya yang berjalan diatas manhaj
Salafus-Shalih sampai hari ini.. [8]
Kewajiban
Ittiba’ terhadap Salaf dan ancaman bagi yang Menyelisihi.
Ibnul
Qoyyim berkata : Ittiba'
terhadap salafussholih adalah berpegang teguh
terhadap jalan dan manhaj-manhaj mereka [9]
وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {100}
artinya
: Dan as-Sabiqunal awwalun dari orang-orang Muhajirin dan orang-orang
Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan, Alloh ridho kepada mereka
dan mereka ridho kepada Alloh , dan Alloh menyediakan bagi mereka jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di
dalamnya . Itulah
keberuntungan yang besar. ( at
Taubah 100 )
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ
مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ
مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا {115} النساء
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul
sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali”. (QS.
4:115)
عليكم بسنتي
وسنةالخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجد وإيّاكم ومحدثات
الأمور فإنّ كلّ بدعة ضلالة {رواه ابو داود والترمذي وابن ماجة}
Rasulullah
saw bersabda : “Hendaklah engkau berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
Khulafa’ur-Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku, gigitlah dengan gigi
gerahammu. Dan hati-hatilah terhadap perkara-perkara (dien) yang diadakan., Sesungguhnya setiap bid’ah itu kesesatan.”
أوصيكم بأصحابي ثم
الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يفشو الكذب حتى يحلف الرجل ولا يستحلف ويشهد ولا
يستشهد {الترمذى والنسائى وابن حبان والحاكم}
Rasulullah
saw bersabda : “Saya berwasiyat kepada kalian dalam urusan Sahabatku, Kemudian
orang-orang setelah mereka (Tabi’in) dan orang-orang setelah mereka
(Tabi’ut-Tabi’in). Kemudian menyebarlah kedustaan , sampai-sampai seseorang
akan bersumpah tanpa diminta dan memberikan persaksian tanpa diminta.”
... وإنّ بني إسرائيل تفرقت علي اثنتين وسبعين
وتفترق أمتي علي ثلاث وسبعين ملّة كلها في النارإلا ملّة واحدة قالوا ومن هي يا
رسول الله ؟ قال : ما أنا عليه وأصحابي {رواه الترمذي والآجري واللألكائي وحسّنه
الترمذي}
Rasulullah
saw bersabda : ... Dan sesungguhnya Bani
Isra’il terpecah menjadi 72 golongan. Dan Ummatku akan terpecah menjadi 73
golongan. Semuanya di Neraka kecuali
satu. Para Sahabat bertanya : Siapakah mereka ? Beliau bersabda : Siapa yang berada diatas manhajku dan
manhaj Sahabatku.
Perkataan
Aimmah :
عن ابن مسعود رع قال : من كان متأسيا فليتأسّ
باصحاب رسول الله n
فإنهم كانوا أبر هذه الأمة قلوبا وأعمقها علما وأقلها تكلفا وأقومها هديا وأحسنها
حالا. قوم أختارهم الله لصحبة نبيّه وإقامة دينه فاعرفوا لهم فضلهم واتبعوا
أثارهم، فإنهم كانوا علي الهدى المستقيم
Ibnu Mas’udradliyallahu
‘anhuberkata : Barang siapa yang ingin mengikuti seseorang hendaklah ia
mengikuti para Sahabat ra. Karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik
hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Paling sedikit
bebannya (tidak mengada-adakan urusan yang memberatkan mereka). Paling lurus
jalan hidupnya dan paling baik akhlaqnya. Suatu kaum yang dipilih oleh Allah
swt untuk menolong NabiNya dan menegakkan diennya. Maka akuilah Fadlilah
mereka. dan Ikutilah atsar-atsarnya karena sungguh mereka berada diatas Sirotul
Mustaqim. [10]
قال الشعبى رحمه الله : عليك بآثار من سلف وإن
رفضك الناس وإياك وآراء الرجال وإن زحرفوها لك بالقول.
Imam asy-Sya’by berkata : Hendaklah kalian selalu mengikuti
atsar para Salaf, walaupun manusia menolak nya, dan berhati-hatilah terhadap
pendapat para tokoh, walaupun mereka menghiasi pendapat-pendapat mereka. [11]
قال الأوزاعي رحمه الله : اصبر نفسك علي السنة
وقف حيث وقف القوم، وقل بما قالوا، وكفّ عما كفّوا عنه، واسلك سبيل سلفك الصالح.
فإنه يسعك ما وسعهم.
Imam al-Auza’i berkata ; Bersabarlah kamu diatas Sunnah .
Berhentilah kamu jika mereka (para Sahabat) berhenti , berkatalah dengan
perkataan mereka , tahanlah terhadap apa-apa yang mereka tahan. Dan berjalanlah
diatas jalan Salafus-Shalih sebelummu, Karena sesungguhnya kalian akan
mendapatkan kelapangan sebagaimana mereka telah mendapatkan. [12]
قال الإمام أحمد رحمه الله: أصول السنّة عندنا
: التّمسّك بما كان عليه أصحاب رسول الله والإقتداء بهم وترك البدع. وكل بدعة فهي
ضلالة.
Imam Ahmad berkata: Ushulussunnah
menurut kami adalah berpegang teguh
terhadap jalan yang di
tempuh oleh para sahabat Rasulullah Saw. dan menjadikan mereka
sebagai suri tauladan serta
meninggalkan setiap kebid'ahan . Karena setiap bid’ah adalah sesat.
[13]
قال إبراهيم النخعي رحمه الله : وكفى علي قوم
وزرا أن تخالف أعمالهم أعمال أصحاب نبيّهم n.
Ibrahim an-Nakho’y berkata : Cukuplah menjadi kejahatan
suatu kaum, jika mereka menyelisihi perbuatan para Sahabat radliallahu ‘anhum.
[14]
Keutamaan as-Salaf us Shalih radliyallahu
‘anhum.
as-Salafus Salih adalah generasi Islam terbaik seperti yang
telah di sabdakan Rasulullah saw :
خيرالناس قرني ثم
الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يجيئ اقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شها
دته {البخاري و مسلم}
“Sebaik-baik adalah
generasiku, kemudian generasi setelah mereka kemudian generasi setelah mereka,
Kemudian datang suatu kaum yang kesaksiannya mendahului sumpahnya. Dan
sumpahnya mendahului kesaksiannya”. (Bukhari-Muslim)
قال رسول الله ص
م : لا يزالون بخيرمادام فيكم من رآني و صاحبني و من رأى من رآني و من رأى من رأى
من رآني.
“Kalian akan tetap dalam kebaikan
selama di antara kalian terdapat orang yang melihatku dan dan hidup bersamaku,
atau orang yang bertemu dengan orang yang melihatku, atau orang yang bertemu
dengan orang yang bertemu orang yang melihatku”[15]
Bahkan Sahabat radliyallahu
‘anhu adalah generasi yang telah mendapat legalitas langsung dari Allah swt
dan RasulNya atas ‘Adalah (keadilan) mereka. Maka tidak ada yang lebih layak
untuk memberikan persaksian atas keadilan mereka setelah persaksian Allah dan
RasulNya. Hingga Ibnu Abdil Barr berkata : “Kita telah mencukupkan diri dalam
meneliti keadilan setiap Sahabat ra. Karena Ahlul Haq dari kaum muslimin yaitu
Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah telah
sepakat (Ijma’) bahwa seluruh para
Sahabat adalah Adil. [16]
Para Sahabat radliyallahu
‘anhu telah mengambil Ilmu dien langsung dari Rasulullah tanpa perantara.
Mereka faham betul apa yang dimaksud oleh Nabi saw. Mereka menyaksikan dan
mendengarkan langsung perbuatan dan perkataan Nabi saw, Sesuatu yang tidak terjadi pada generasi
sesudahnya. [17]
Adapun Tabi’in mereka adalah murid dan pengikut setia para
Sahabat. Demikian juga Tabi’ut-Tabi’in dalam mengikuti Tabi’in.
قال ابن قيّم الجوزية : إنّ الفتوى بالأثار
السّلفية والفتاوى الصحابيّة أولي بالأخذ بها من أراء المتأخّرين وفتويهم، وإن
قربها إلي الصّواب بحسب قرب أهلها من عصر الرسول صلوات الله وسلامه عليه وعلي أله،
وإنّ فتاوى الصّحابة أولي أن يؤخذبها من فتاوى التابعين، وفتاوى التابعين أولي من
فتاوى تابعى التابعين...
Ibnul Qoyyim berkata: Sesungguhnya fatwa
dari atsar as-Salafus Salih dan fatwa-fatwa sahabat lebih utama
untuk di ambil dari pada
pendapat-pendapat dan fatwa-fatwa
mutaakhirin ( orang belakang ).
Karena dekatnya fatwa terhadap kebenaran sangat terkait
dengan kedekatan pelakunya dengan masa Rasulullah Saw. maka fatwa-fatwa sahabat
lebih didahulukan untuk di
ambil dari fatwa-fatwa tabi'in dan fatwa-fatwa tabi'in lebih di dahulukan dari fatwa-fatwa
tabiut-tabiin. [18]
قال ابن رجب : فأفضل العلوم في تفسير القرآن
ومعاني الحديث والكلام في الحلال والحرام ما كان مأثورا عن الصحابة والتابعين
وتابعيهم وأن ينتهي إلي أئمة الإسلام المشهورين المقتدى بهم.
Ibnu Rajab berkata : Seutama-utama ilmu adalah dalam
penafsiran al-Qur’an dan makna-makna hadits serta dalam pembahasan halal
dan haram yang ma'tsur
dari para sahabat, tabi'in dan tabiut-tabi'in
yang berakhir pada Aimmah
terkenal dan diikuti . [19]
[1] Lisanul Arab. Ibnu Mandlur. II/184. al-Mu’jam al-Wasith.
II/446.
[4] Syarh Shahih Muslim. an-Nawawy. XII/85. Fathul Bary. Ibnu Hajar
VII/6)
[8] Shilatu Da’wati Muhammad bin Abdul Wahhab bi mazhabis-Salaf
as-Shalih. Syaikh Ghozali Kholil Iid dan Muhadlorot fied-Da’wah Salafiyyah.
Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Bany, Muqoddimat fie dirosatil ahwa’ wal iftiroq.
9
[10] I’lamul Muwaqqi’in Ibnul Qoyyim IV/139, HR. Imam Ahmad.
[11] I’lamul Muwaqqi’in. Ibnul Qoyyim. IV/152.
[15] HR. ath Thobrony dalam al Mu’jam al Kabir 22/
85. al Haitsamy berkata: Hadits ini diriwayatkan dari banyak jalan dan dengan
para perawi shoheh Majma’ Zawaid 10/ 20
No comments:
Post a Comment