“Jikalau Tuhamu menghendaki tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: “sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. Huud:118-119).
Kehidupan ini pada dasarnya disadari maupun tidak, adalah merupakan ujian daripada Allah Subahanahu wa Ta'ala demi menentukan siapakah yang terbaik amalannya. Adapun ujian tersebut akan hadir dalam berbagai bentuk dan keadaan yang sebahagian kita kenali dan sebahagian yang lain tidak.
Antara ujian tersebut adalah bagaimana sikap kita manakala berhadapan dengan perbedaan pendapat. Ujian ini bisa dirujuk pada firman Allah SWT dalam ayat di atas, dari ayat tersebut dapat difahami bahwa: Allah Subhanahu wa Ta'ala berkuasa untuk menjadikan semua manusia untuk bersepakat di atas satu agama, satu pendapat dan satu keyakinan. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala sengaja tidak berbuat demikian, maka karena itulah perbedaan pendapat itu selalu ada karena itu adalah fitrah manusia. Pengecualiannya adalah bagi mereka yang diberi rahmat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di mana mereka tidak berbeda pendapat. Tidak berbeda pendapat, bukanlah mereka semua bersepakat di atas satu pendapat, akan tetapi mereka bersikap terbuka kepada beberapa pendapat yang ada sehingga dari sudut pandang mereka, perbedaan tersebut sebenarnya adalah salah satu dari kepelbagaian.
Demikian merupakan sebab Allah SWT, mencipta manusia sekaligus menjadi ujian bagi mereka, bagi orang-orang yang gagal dalam ujian dapat dikenali dari sikapnya yang negatif apabila berhadapan dengan perbedaan pendapat. Sedang orang-orang yang lulus ujian yakni yang diberi rahmat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dapat dikenali dengan sikapnya yang senantiasa positif manakala berhadapan dengan kepelbagaian pendapat. Belajar dari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di atas sangatlah sia-sia usaha untuk menyatukan umat Islam dalam satu pendapat. Menurut tafsir Ibnu Katsir kecuali orang-orang yang dikaruniai oleh Allah, yaitu para pengikut Rasul-rasul yang berpegang teguh kepada ajaran agamanya, maka mereka itulah yang memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan menjadi golongan dan kelompok yang diselamatkan. Wallahu a'lam bish shawab.(ds)
No comments:
Post a Comment