Translate

Friday, 23 August 2013

BERBAKTI PADA ORANG TUA KUNCI KEHARMONISAN KELUARGA


“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An Nisa: 36).
Perintah, anjuran untuk berbakti kepada orang tua adalah nasehat yang sering diserukan dalam forum-forum ceramah, kajian-kajian maupun dalam kehidupan keseharian. Anjuran dan perintah itu sangat mudah untuk difahami karena kita semua terlahir dari orang tua seizin Allah SWT. Namun saat ini sepertinya sulit dilaksanakan oleh sebahagian orang.

Orang tua seperti kehilangan kefigurannya kehilangan sakralitas sebagai orang tua, di hadapan anak-anaknya. Banyak anak-anak yang mengabaikan orang tuanya, yang memprihatinkan hal ini dilakukan orang-orang yang mengerti agama.
Allah meskipun mengaji kepada guru, banyak belajar agama mengikuti kajian-kajian ada yang merasa paling pinter dan menganggap dirinya paling benar hingga melihat orang tuanya yang belum salat atau minim pengetahuan agamanya, tidak dibimbing malahan tidak dihargai dan tidak dihormati.
Padahal tegas-tegas Al-Qur’an memerintahkan kaum muslim untuk berbakti kepada orang tuanya hingga usia lanjut berada dalam pemeliharaan anaknya.
Keberhasilan, kesuksesan seorang anak tidak lepas dari orang tua terutama ibu, yang telah mengandung, melahirkan serta mengasuhnya dari bayi hingga dewasa. Belajar ilmu pengetahuan maupun ilmu agama dalam hal yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam namun ketika telah menjadi orang berilmu janganlah mengklaim merasa paling benar. Karena sesungguhnya kebenaran hanya miliki Allah SWT semata.
Sekalipun orang tua belum mau melaksanakan perintah Allah seperti salat misalnya, seorang anak dilarang mengabaikannya, apalagi memusuhinya yang  seharusnya dilakukan seorang anak bila menjumpai hal tersebut, harus tidak henti-hentinya mengingatkan serta mengajak orang tua ke jalan yang benar jalan yang telah digariskan Allah SWT serta dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dan senantiasa selalu berdo’a dan memohon kepada Allah agar memberi hidayahnya, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi orang-orang Quraisy.
Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah beliau berharap orang-orang Qurais mendapat hidayah dan beliau selalu berdoa, “Ya Allah berilah petunjuk ke kaum yang belum mengetahui kebenaran agama hak,
Berbakti kepada orang tua, akan bermanfaat sangat besar bagi keutuhan dan keharmonisan sebuah keluarga. Terwujudnya keluarga sakinah yang ditunjukkan dengan perilaku saling menghargai dan menghormati antara sesama anggota keluarga, apalagi mampu menjalankan kehidupan keluarga sesuai syariat, sehingga bisa menjadi contoh bagi lingkungannya. Sebaliknya menganggap diri paling benar, sehingga tidak menghargai pendapat orang lain, tidak menghargai orang tua akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun dakwah islam. Sikap-sikap merasa paling baik paling benar akan melahirkan benih perselisihan dan perpecahan di tengah-tengah umat. (ds)

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar