“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil,
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri.”
(QS An Nisa: 36).
Perintah, anjuran untuk berbakti
kepada orang tua adalah nasehat yang sering diserukan dalam forum-forum
ceramah, kajian-kajian maupun dalam kehidupan keseharian. Anjuran dan perintah
itu sangat mudah untuk difahami karena kita semua terlahir dari orang tua
seizin Allah SWT. Namun saat ini sepertinya sulit dilaksanakan oleh sebahagian
orang.
Orang tua seperti kehilangan
kefigurannya kehilangan sakralitas sebagai orang tua, di hadapan anak-anaknya.
Banyak anak-anak yang mengabaikan orang tuanya, yang memprihatinkan hal ini
dilakukan orang-orang yang mengerti agama.
Allah meskipun mengaji kepada guru,
banyak belajar agama mengikuti kajian-kajian ada yang merasa paling pinter dan
menganggap dirinya paling benar hingga melihat orang tuanya yang belum salat
atau minim pengetahuan agamanya, tidak dibimbing malahan tidak dihargai dan
tidak dihormati.
Padahal tegas-tegas Al-Qur’an
memerintahkan kaum muslim untuk berbakti kepada orang tuanya hingga usia lanjut
berada dalam pemeliharaan anaknya.
Keberhasilan, kesuksesan seorang anak
tidak lepas dari orang tua terutama ibu, yang telah mengandung, melahirkan
serta mengasuhnya dari bayi hingga dewasa. Belajar ilmu pengetahuan maupun ilmu
agama dalam hal yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam namun ketika telah
menjadi orang berilmu janganlah mengklaim merasa paling benar. Karena
sesungguhnya kebenaran hanya miliki Allah SWT semata.
Sekalipun orang tua belum mau
melaksanakan perintah Allah seperti salat misalnya, seorang anak dilarang
mengabaikannya, apalagi memusuhinya yang
seharusnya dilakukan seorang anak bila menjumpai hal tersebut, harus
tidak henti-hentinya mengingatkan serta mengajak orang tua ke jalan yang benar
jalan yang telah digariskan Allah SWT serta dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dan
senantiasa selalu berdo’a dan memohon kepada Allah agar memberi hidayahnya,
seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi orang-orang Quraisy.
Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke
Madinah beliau berharap orang-orang Qurais mendapat hidayah dan beliau selalu
berdoa, “Ya Allah berilah petunjuk ke
kaum yang belum mengetahui kebenaran agama hak,”
Berbakti kepada orang tua, akan
bermanfaat sangat besar bagi keutuhan dan keharmonisan sebuah keluarga.
Terwujudnya keluarga sakinah yang ditunjukkan dengan perilaku saling menghargai
dan menghormati antara sesama anggota keluarga, apalagi mampu menjalankan
kehidupan keluarga sesuai syariat, sehingga bisa menjadi contoh bagi
lingkungannya. Sebaliknya menganggap diri paling benar, sehingga tidak
menghargai pendapat orang lain, tidak menghargai orang tua akan membawa
kerugian bagi diri sendiri maupun dakwah islam. Sikap-sikap merasa paling baik
paling benar akan melahirkan benih perselisihan dan perpecahan di tengah-tengah
umat. (ds)
No comments:
Post a Comment