Translate

Friday, 23 August 2013

JALAN YANG LURUS


 Jalan yang lurus atau shiraathal mustaqiim adalah jalan yang dijelaskan, ditentukan, dan jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Jalan yang dimaksud adalah jalan Islam. Sebuah jalan tentang kepasrahan, jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah SWT. Jalan tersebut adalah jalan yang pernah dilalui para Nabi dan rasul-rasul-Nya, para sahabat, alim ulama, orang-orang yang jujur, para syuhada serta jalannya orang-orang yang shalih yang beriman dan tertaqwa kepada-Nya.

Dengan mengetahui serta memahami jalan lurus yang dimaksud Tuhan, kita berharap mendapat bimbingan Tuhan sehingga dapat kita aplikasikan dalam sebagai bentuk kepercayaan dalam wujud ibadah. Dengan selalu memohon petunjuk Allah SWT, kita berharap mendapat kemuliaan dalam hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Kita memohon kepada Allah agar kita diberi hidayah kepada jalan yang benar, jalan yang lurus, jalan apabila kita yakini, kita jalani serta kita lalui akan mendapatkan derajat kemuliaan dunia dan akhirat. Menurut Syekh Thanthowi dalam tafsirnya, “Siapakah yang dikehandaki yang telah mendapat kemuliaan dan nikmat itu? Yaitu para nabi, siddiqin (orang-orang yang benar), syuhada, dan orang-orang yang shalih,”
Allah berfirman. “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan mereka itulah teman sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisaa’:69).
Jalan lurus adalah jalannya para Nabi dan Rasul yang telah membawa kepercayaan-kepercayaan, hukum-hukum, akhlak, peraturan serta pelajaran-pelajaran.
Dari ayat ini kita dapat menarik beberapa kesimpulan, pertama: hendaklah kita selalu memohon hidayah kepada Allah SWT, karena hanya Dialah yang berkuasa untuk memberi hidayah sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.
Kedua: penetapan kenabian, karena kita tidak mungkin dapat mengetahui jalan yang lurus tanpa adanya risalah kenabian. Ketiga: bantahan terhadap semua kelompok yang menyimpang, karena jalan yang lurus adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Sedangkan semua yang menyimpang dan tersesat menyelisihi hal itu. Keempat: dengan mengikuti jalan lurus yang telah ditetapkan-Nya, kita akan dapat mencapai makna kebahagiaan yang paling hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Ds.

Disaring dari Pesona Manusia Faatihah.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar