Jalan yang lurus atau shiraathal mustaqiim
adalah jalan yang dijelaskan, ditentukan, dan jalan yang diridhoi oleh Allah
SWT. Jalan yang dimaksud adalah jalan Islam. Sebuah jalan tentang kepasrahan,
jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah SWT. Jalan tersebut
adalah jalan yang pernah dilalui para Nabi dan rasul-rasul-Nya, para sahabat,
alim ulama, orang-orang yang jujur, para syuhada serta jalannya orang-orang
yang shalih yang beriman dan tertaqwa kepada-Nya.
Dengan mengetahui serta
memahami jalan lurus yang dimaksud Tuhan, kita berharap mendapat bimbingan
Tuhan sehingga dapat kita aplikasikan dalam sebagai bentuk kepercayaan dalam
wujud ibadah. Dengan selalu memohon petunjuk Allah SWT, kita berharap mendapat
kemuliaan dalam hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Kita memohon kepada
Allah agar kita diberi hidayah kepada jalan yang benar, jalan yang lurus, jalan
apabila kita yakini, kita jalani serta kita lalui akan mendapatkan derajat
kemuliaan dunia dan akhirat. Menurut Syekh Thanthowi dalam tafsirnya, “Siapakah yang dikehandaki yang telah
mendapat kemuliaan dan nikmat itu? Yaitu para nabi, siddiqin (orang-orang yang
benar), syuhada, dan orang-orang yang shalih,”
Allah berfirman. “Dan barang siapa yang menaati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat
Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan
mereka itulah teman sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisaa’:69).
Jalan lurus adalah jalannya
para Nabi dan Rasul yang telah membawa kepercayaan-kepercayaan, hukum-hukum,
akhlak, peraturan serta pelajaran-pelajaran.
Dari ayat ini kita dapat
menarik beberapa kesimpulan, pertama: hendaklah kita selalu memohon hidayah
kepada Allah SWT, karena hanya Dialah yang berkuasa untuk memberi hidayah
sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.
Kedua: penetapan kenabian,
karena kita tidak mungkin dapat mengetahui jalan yang lurus tanpa adanya
risalah kenabian. Ketiga: bantahan terhadap semua kelompok yang menyimpang,
karena jalan yang lurus adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.
Sedangkan semua yang menyimpang dan tersesat menyelisihi hal itu. Keempat:
dengan mengikuti jalan lurus yang telah ditetapkan-Nya, kita akan dapat
mencapai makna kebahagiaan yang paling hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.
Ds.
Disaring dari Pesona Manusia
Faatihah.
No comments:
Post a Comment