Translate

Friday, 23 August 2013

PEMIMPIN

 
Khalifah Umar bin Khattab berkata, “Akulah seburuk-buruk penguasa bila aku kenyang sementara umatku kelaparan.” Kalimat tersebut tidak sekedar kata-kata indah atau pemanis sebagai pemimpin yang seolah-olah sangat peduli kepada rakyatnya, tetapi apa yang dikatakan Khalifah Umar bin Khattab dijalankan dalam kehidupan keseharian. Sangatlah perlu apalagi di saat ini dilahirkan dan dikondisikan generasi-generasi Muslim selain pintar harus cerdas serta sederhana dan berbudi luhur. Sifat-sifat jujur dan amanah harus ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi yang islami yang sabar dan penuh ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sebuah teladan yang lain dari Khalifah Umar bin Khattab saat beliau menerima tamu untuk urusan pribadi, beliau mematikan lampu minyak yang menerangi ruang kerjanya karena lampu disediakan untuk menunjang pekerjaannya sebagai pemimpin negara, hingga bagi Umar tidak pantas menggunakan fasilitas negara untuk pribadi. Kejujuran Umar bin Khattab menggambarkan sifat mulia seorang pemimpin.
Yang mungkin sangat sulit ditemui saat ini, sifat-sifat jujur dan amanah yang mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi, keluarga maupun kelompoknya.

Pada saat ini banyak para pemimpin yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dengan kemampuan yang mumpuni serta secara teori tahu dan mengerti masalah agama namun sayang semua itu dikalahkan dengan ketamakan dan kerakusan hingga lupa pada sumpah, lupa pada janji-janji saat akan menjadi pemimpin. kecerdasan yang dimiliki, kepintaran yang di dapat, otak yang jempolan, namun sayang harta dan jabatan yang diamanahkan dari Allah SWT tidak digunakan sebagaimana mestinya. Sebenarnya mereka beragama tetapi tidak sampai di hati, hanya di permukaan saja. Mereka-mereka biasanya terlihat dekat dengan agama, namun jauh dari Islam.
Jauh dari empat sifat Rasulullah SAW, yaitu sifat yang pertama: Sidik atau jujur, adalah sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, kedua: Admanah, sifat yang harus secara mutlak dilakukan, tidak selingkuh dengan komprador yang mengeruk kekayaan negara yang bukan haknya. Ketiga dan empat, tabligh dan fathanah, juga harus dimiliki para calon maupun pemimpin rakyat, hingga kwalitas kebijakannya sangat pro rakyat, punya rasa welas asih dan selalu sadar bahwa dirinya adalah abdi masyarakat. (ds)

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar