Khalifah
Umar bin Khattab berkata, “Akulah
seburuk-buruk penguasa bila aku kenyang sementara umatku kelaparan.”
Kalimat tersebut tidak sekedar kata-kata indah atau pemanis sebagai pemimpin
yang seolah-olah sangat peduli kepada rakyatnya, tetapi apa yang dikatakan
Khalifah Umar bin Khattab dijalankan dalam kehidupan keseharian. Sangatlah
perlu apalagi di saat ini dilahirkan dan dikondisikan generasi-generasi Muslim
selain pintar harus cerdas serta sederhana dan berbudi luhur. Sifat-sifat jujur
dan amanah harus ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi yang islami yang
sabar dan penuh ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sebuah
teladan yang lain dari Khalifah Umar bin Khattab saat beliau menerima tamu
untuk urusan pribadi, beliau mematikan lampu minyak yang menerangi ruang
kerjanya karena lampu disediakan untuk menunjang pekerjaannya sebagai pemimpin
negara, hingga bagi Umar tidak pantas menggunakan fasilitas negara untuk
pribadi. Kejujuran Umar bin Khattab menggambarkan sifat mulia seorang pemimpin.
Yang
mungkin sangat sulit ditemui saat ini, sifat-sifat jujur dan amanah yang
mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi, keluarga maupun
kelompoknya.
Pada
saat ini banyak para pemimpin yang mempunyai latar belakang pendidikan yang
tinggi dengan kemampuan yang mumpuni serta secara teori tahu dan mengerti
masalah agama namun sayang semua itu dikalahkan dengan ketamakan dan kerakusan
hingga lupa pada sumpah, lupa pada janji-janji saat akan menjadi pemimpin.
kecerdasan yang dimiliki, kepintaran yang di dapat, otak yang jempolan, namun
sayang harta dan jabatan yang diamanahkan dari Allah SWT tidak digunakan
sebagaimana mestinya. Sebenarnya mereka beragama tetapi tidak sampai di hati,
hanya di permukaan saja. Mereka-mereka biasanya terlihat dekat dengan agama,
namun jauh dari Islam.
Jauh
dari empat sifat Rasulullah SAW, yaitu sifat yang pertama: Sidik atau jujur,
adalah sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, kedua: Admanah, sifat yang
harus secara mutlak dilakukan, tidak selingkuh dengan komprador yang mengeruk
kekayaan negara yang bukan haknya. Ketiga dan empat, tabligh dan fathanah, juga
harus dimiliki para calon maupun pemimpin rakyat, hingga kwalitas kebijakannya
sangat pro rakyat, punya rasa welas asih dan selalu sadar bahwa dirinya adalah
abdi masyarakat. (ds)
No comments:
Post a Comment