Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah
didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut.
Dengan murung lelaki itu mengadu, ”Tuan
Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada
Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun,
saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi
mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?”
Sang Guru menjawab sederhana, “Perbaiki penampilanmu dan ubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah
adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu
ceria. Sebab menurut Rasulullah, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka
masam yang membuat orang curiga kepadanya.” Lelaki itu tertunduk. Ia pun
berjanji akan memperbaiki penampilannya. Wajahnya senantiasa berseri. Setiap
kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia
tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.
Sebagaimana sabda Rasulullah, ”Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.” Namun
demikian tidak berarti Islam mengajarkan kemewahan. Islam justru menganjurkan
kesederhanaan. Baik dalam berpakaian, merias tubuh maupun dalam sikap hidup
sehari-hari. Nabi sendiri jubahnya seringkali sudah luntur warnanya tapi
senantiasa bersih. Umar bin Khattab walaupun jabatannya kalifah, pakaiannya
sangat sederhana dan bertambal-tambal. Tetapi keserasian selalu dijaga.
Sikapnya ramah, wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya
berseri.
Tak heran
jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah
roman muka yang ramah dan penuh senyum. Bahkan Rasulullah menegaskan, senyum
adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. Demikian pula
seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami
isteri selalu berwajah tegang. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan
mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang
dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya niscaya dapat diatasi.
Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang di dalamnya penuh dengan cinta dan
kasih sayang. ”Anda ingin beramal soleh…? Tersenyumlah.
No comments:
Post a Comment