Translate

Sunday, 27 April 2014

Hikmah di Balik Peristiwa Isra Mi'raj

Sebelum mengetahui bagaimana perjalanan Isra Mi'raj, sebaiknya kita mengetahui dulu pengertian dari Isra Mi'raj. Isra' secara bahasa berasal dari kata 'saro' bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah, Isra' adalah perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke masjidil Aqsha. Mi'raj secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi'raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk naik dari bumi menuju ke atas langit.

Pemimpin Teladan


                Suatu hari Umar r.a masuk ke dalam kamar Rasulullah Saw saat belaiu sedang berbaring. Di tubuh Nabi terlihat bekas tikar dan di kamar beliau Umar hanya melihat segenggam gandum kira-kira seberat satu sha' dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum selesai disamak. Lalu Umar pun menangis. Mendengar tangisan Umar, Nabi Saw terjaga dan bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai putra Khatab?”. “Bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu. Sementara Kaisar(Raja Romawi) dan Kisra (Raja Persia) bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihan-Nya hanya berada dalam sebuah kamar seperti ini,” Jawab Umar.

Hakikat Jabat dalam Pandangan Islam

Hakikat Jabat dalam Pandangan Islam

                Di masa Rosulullah SAW kepala Negara dijabat beliau sebagai Nabi sekaligus rosul sebagai penyampai risalah (Tablighur risalah). Sepeninggal Rosulullah tidak ada lagi  nabi yang membawa risalah dan menyampaikan risalah. Kedudukan nabi tidak ada pengganti karena beliau adalah nabi terakhir, namun kedudukan beliau  sebagai kepala Negara atau penguasa ada yang menggantikan yaitu khulafaur rasidin dan para kholifah.

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar