Suatu
hari Umar r.a masuk ke dalam kamar Rasulullah Saw saat belaiu sedang berbaring.
Di tubuh Nabi terlihat bekas tikar dan di kamar beliau Umar hanya melihat
segenggam gandum kira-kira seberat satu sha' dan daun penyamak kulit di salah
satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum selesai disamak. Lalu
Umar pun menangis. Mendengar tangisan Umar, Nabi Saw terjaga dan bertanya
kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai putra Khatab?”. “Bagaimana aku
tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu. Sementara Kaisar(Raja
Romawi) dan Kisra (Raja Persia) bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai
sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihan-Nya hanya berada dalam
sebuah kamar seperti ini,” Jawab Umar.
Dalam
riwayat ini diceritakan, ketika kaum muslimin menggali parit (perang Khandak),
Rasulullah Saw turut serta bersama mereka mengali parit. Saat itulah Jabir bin
Abdullah melihat Rasulullah sangat lapar dan mengundang beliau bersama sahabat
makan di rumahnya, (HR Bukhari Muslim). Rasulullah tidak hanya ikut serta dalam
“kerja bakti”, tetapi beliau juga turun dalam gelanggang pertempuran. Bahkan
dalam perang Uhud beliau sempat terluka dan berdarah. Wajah beliau terluka,
gigi seri beliau patah, dan topi perang beliau hancur.
Beberapa
riwayat tersebut di atas sejalan dengan sabda Rasulullah Saw,”Sesungguhnya
seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta
berlindung dengannya,” (HR Bukhari Muslim). Dalam hadits ini Rasulullah Saw
mengibaratkan pemimpin sebagai perisai. Sebagaimana hal perisai melindungi
tubuh dari senjata lawan. Pemimpin teladan adalah meereka yang mampu melindungi
keamanan jiwa dan harta rakyat serta melindungi rakyat dari jeratan kemiskinan
dan kebodohan.
Uraian
di atas dapatlah dijadikan sebagai bahan perenungan, bagaimana sesungguhnya
posisi seorang pemimpin. Pemimpin adalah pengayom, pelindung, contoh yang
senantiasa dijadikan teladan. Sunggguh tidak layak dan tidak pantas pemimpin
bergalimang kemewahan sementara rakyatnya kalaparan dan kedinginan. Demikian
juga tidak masuk akal para pemimpin hanya bisa memerintah untuk berbuat sesuatu
tetapi ia sendiri itdak melakukannya. (Dr. Chaizi Nasucha)
Jazakallahu khayran~
ReplyDeleteWaiyakum
Delete