Translate

Monday, 8 June 2020

DUA MACAM PENYAKIT DALAM AL-QUR’AN

 

Di dalam Al-Qur’an penyakit dibagi menjadi dua.

Bagian pertama, adalah penyakit yang menimpa tubuh manusia. Firman Allah: “Dan tidak ada dosa atas orang-orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang).” (QS. Al-Fath:17).

“Tidak ada dosa (karena tidak pergi berperang) atas orang yang lemah, orang yang sakit.” (QS. At-Taubah:91).

Dua ayat ini menceritakan bagaimana sebuah penyakit dan kelemahan yang menimpa seseorang bisa membebaskan tugas maupun taklifnya.

Bagian kedua, adalah penyakit masyarakat dan penyakit hati. Penyakit-penyakit moral yang buruk seperti kebodohan, kepengecutan, pengkhianatan, kikir dan yang lain. Selainnya adalah sisi lain dari penyakit yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Firman Allah SWT: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah:10).

“Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada.” (QS. At-Taubah:!25). Yang akan kita kaji saat ini adalah mengapa kemunafikan dan kekafiran diperumpamakan seperti penyakit?

Ada beberapa alasan yang dapat kita sebutkan:

1.      Karena keduanya menghalangi manusia-manusia untuk mendapatkan kemuliaan dan manfaat, seperti penyakit tubuh yang menghalangi banyak hal dalam kehidupan seseorang.

2.      Karena keduanya menghalangi manusia untuk meraih kehidupan yang sebenarnya di akhirat. Firman Allah SWT: “Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut:64).

3.      Karena keduanya mempengaruhi untuk condong kepada keburukan, sebagaimana penyakit mempengaruhi kondisi fisik seseorang menjadi tidak stabil. Seperti contoh satu sifat keji yang dicontohkan Baginda Nabi SAW dalam sabdanya “Dan penyakit apa yang lebih mematikan dari kekikiran.” Wallahu’alam bi shawab. (ds)

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar