“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d:28).
Hanya
dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Kalimat ini adalah ungkapan dan
ketentuan dari Allah sebagai pencipta manusia. Yang mengetahui apa yang terbaik
bagi hamba-hamba-Nya. Yang paling memahami kerumitan manusia, dan yang paling
memahami isi hati manusia ciptaan-Nya dan yang paling mengerti apa yang membuat
hati menjadi tenteram, damai dan bahagia. Siapa yang tidak ingin hidup tenang
damai dan bahagia? Siapa yang tidak ingin hidup tenteram, serta dimudahkan
dalam menghadapi gejolak kehidupan dunia? Tentu semua orang mendambakan itu.
Sejatinya semua orang sedang mencari kebahagiaan dan ketenangan hati. Ada yang
mengerjarnya melalui harta, ada yang mengejarnya melalui kekuasaan, ada yang
mengejarnya melalui sarana-sarana yang lain padahal Allah SWT telah menentukan
bahwa jalan kebahagiaan dan kemuliaan itu hanya satu, yaitu Dzikrullah
(mengingat Allah SWT). Tatkala orang berpaling dari Allah, maka selamanya tidak
akan menemukan ketenangan di hatinya. Hidupnya akan dipenuhi dengan cobaan,
ujian kesempitan hidup dan masalah demi masalah. Walaupun harta melimpah,
walaupun jabatan jang tinggi, namun hatinya selalu gelisah.
Kebahagiaan
itu letaknya dalam hati, maka sungguh sangatlah naif manakala manusia
menganggap kebahagaiaan adalah dengan banyaknya harta, apakah artinya kemegahan
hidup bila hatinya selalu gelisah serta tidak menemukan ketenangan, apa artinya
bergelimang harta bila tidak menemukan kebahagiaan?
Berapa
banyak orang-orang yang hidupnya penuh kenikmatan, tetapi menjadi orang yang
paling sengsara. Dan berapa banyak orang-orang yang hidupnya sederhana bahkan
hidupnya pas-pasan, tetapi menjadi orang yang bahagia. Nilai manusia terletak
di dalam hatinya, begitu pula nilai kebahagiaan ditentukan oleh ketenangan
hati.
Dzikrullah,
memiliki arti yang luas. Merenungkan ciptaan-Nya, membaca Al-Qur’an, berdo’a,
bertasbih dan semua hal yang mendekatkan kita kepada Allah adalah Dzikrullah.
Dengan lisan, dengan merenungkan ciptaan-Nya, dengan berfikir serta mengikuti
ketentuan-Nya, semua itu adalah dzikir yang akan membaca kepada ketenangan
hidup.
Usaha
apapun yang dilakukan untuk mencari kebahagiaan tanpa mengikuti ketentuan
Allah, hanya akan mengantarkan kepada kesengsaraan dan kesempitan hidup.
Bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami atau bagaikan mencari permata di tengah
padang pasir. Sungguh ia tidak akan menemukan kecuali hanya fatamorgana semata.
Allah SWT berfirman: “Dan barang siapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang
sempit, dan Kami akan mengumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
(QS. Tha-Ha:124) Wallahu’alam bi shawab. (ds)
No comments:
Post a Comment