Translate

Friday, 30 April 2010

Satu Langkah Menuju Kekafiran

Pada zaman Bani Israil, ada tiga orang pemuda yang dipanggil untuk berjihad. Ketiga pemuda ini mempunyai seorang adik perempuan yang mana tidak ada yang mengurusnya kecuali oleh ketiga pemuda tersebut. Mereka tidak mengetahui kepada siapa mereka harus menitipkan adik perempuannya sementara mereka pergi berjihad, dan mereka tidak mau meninggalkannya seorang diri. Kemudian mereka mendapat ide untuk menitipkanya kepada seorang ahli ibadah yang bernama Barsisa karena orang tersebutlah yang paling bisa dipercaya. Barsisa adalah seorang ahli ibadah yang mengabdi kehidupannya untuk menyembah Allah.
Satu Langkah Menuju Kekafiran

Oleh Abu Zaid

Pada zaman Bani Israil, ada tiga orang pemuda yang dipanggil untuk berjihad. Ketiga pemuda ini mempunyai seorang adik perempuan yang mana tidak ada yang mengurusnya kecuali oleh ketiga pemuda tersebut. Mereka tidak mengetahui kepada siapa mereka harus menitipkan adik perempuannya sementara mereka pergi berjihad, dan mereka tidak mau meninggalkannya seorang diri. Kemudian mereka mendapat ide untuk menitipkanya kepada seorang ahli ibadah yang bernama Barsisa karena orang tersebutlah yang paling bisa dipercaya. Barsisa adalah seorang ahli ibadah yang mengabdi kehidupannya untuk menyembah Allah.

Kemudian ketiga orang tersebut datang kepada Barsisa dan mengatakan maksud mereka untuk menitipkan adik perempuan mereka kepada Barsisa. Batsisa berkata "A'udzubillah (aku berlindung kepada Allah), Aku tidak bersedia." Ia mengatakan demikian karena ia takut akan godaan syetan karena ia belum menikah dan tidak mau nantinya menjadi cobaan untuk dirinya.

Lalu syetanpun datang kepada Barsisa dan membisikan, "Bila engkau tidak menerimanya, maka wanita tersebut kemungkinan akan dititpkan kepada orang yang tidak bertanggung-jawab, dan itu akan menjadi kesalahnmu." Karena kebaikan hatinya dan keinginan untuk membantu orang lain, Barsisa-pun akhirnya setuju untuk mengurusi adik perempuan mereka. Lalu Barsisa-pun berkata kepada ketiga orang bersaudara tersebut untuk menempatkanlah adik mereka di rumah kosong di seberang rumah ibadah yang mana Barsisa tinggal. Ia melakukan hal ini agar mudah baginya untuk meninggalkan makanan di depan pintu rumah ibadahnya sehingga wanita tersebut bisa dengan mudah keluar dan mengambil makanannya sendiri. Ketiga pemuda tersebutpun akhirnya pergi untuk berjihad.

Setelah beberapa lama, syetan datang kembali kepada Barsisa dan membisikan, "Mengapa engkau tidak menempatkan makanan tersebut lebih dekat? Orang lain akan bisa melihat wanita tersebut saat ia berjalan keluar rumah sendirian, dan hal buruk bisa saja terjadi." Barsisa setuju dan mulai menempatkan makanan di depan pintu rumah wanita tersebut, dan tidak lagi menempatkan di depan pintu rumah ibadahnya.

Setelah beberapa lama, syetanpun datang kembali kepada Barsisa dan berbisik, "Mengapa engkau tidak membawa masuk makanannya dan menempatkannya di atas meja makan, sehingga orang lain tidak melihat wanita tersebut sendirian setiap saat ia membuka pintunya." Kemudian Barsisa-pun setuju dan meninggalkan makananya di meja makan.

Setelah beberapa lama syetanpun datang kembali dan berbisik kepada Barsisa, "Mengapa engkau tidak tidak berbicara padanya, ia sendirian dan tidak ada orang yang bisa diajak berbicara." Barsisa-pun setuju dan mulai berbicara dengannya dari balik pintu. Tetapi hal in membuat mereka harus setengah teriak satu sama lainnya untuk bisa mendengar percakapan mereka. Syetanpun berbisik kepada Barsisa agar ia masuk saja dan berbicara dengannya tanpa melihat wajahnya, sehingga tidak perlu berteriak. Barsisa setuju dan melakukan hal tersebut. Perlahan mereka menjadi dekat dan lebih dekat, sampai akhirnya mereka melakukan perbuatan zinah dan wanita tersebutpun hamil.

Ketika bayinya lahir, syetanpun datang kembali dan berbisik kepada Barsisa, "Apakah yang telah engkau lakukan? Lihatlah hasil dari perbuatanmu tersebut! Bunuhlah bayi tersebut, karena jika tidak, saat ketiga bersaudara tersebut pulang maka mereka akan membunuhmu!" Barsisa-pun membunuh bayi tersebut dan menguburkannya di dalam kamar wanita itu. Lalu syetanpun berbisik, "Apakah engkau berharap bahwa engkau membunuh bayi dari seseorang wanita, dan berfikir wanita tersebut tidak akan memberitahu siapa-siapa?" Lalu Barsisapun membunuh wanita tersebut dan menguburkannya di dekat bayinya. Lalu iapun membuat kuburan palsu di luar rumah tersebut. Ketika ketiga bersaudara itu pulang, Barsisa mengatakan kepada mereka bahwa adik mereka wafat karena sakit. Setelah melihat kuburannya dan berdoa, merekapun pulang dan menerima takdir dari Allah (S.W.T.) bahwa adiknya telah wafat.

Malamnya, syetan datang kepada tiga bersaudara tersebut di dalam mimpi mereka, dan menceritakan kepada mereka apa yang telah Barsisa lakukan, serta menunjukkan di mana bayi dan adik mereka bisa ditemukan. Salah seorang dari mereka bangun dalam keadaan marah dan bingung, dan menceritakan kepada saudara yang lain tentang mimpinya. Ternyata mereka mendapatkan mimpi yang sama, sehingga mereka yakin bahwa mimpi mereka adalah benar. Ketika mereka menggali kuburan palsu yang dibuat Barsisa, mereka menemukan kuburan tersebut kosong. Kemudian mereka menggali tempat di mana syetan telah menunjukkan mereka dalam mimpi. Merekapun menemukan mayat dari bayi dan adik perempuan mereka di tempat tersebut.

Dengan sangat marah, ketiga bersaudara tersebut membawa Barsisa kepada raja untuk dihukum. Barsisa mengetahui bahwa ia akan dihukum mati. Syetanpun datang kembali kepada Barsisa. Kali ini ia menampakan dirinya dan mengatakan kepada Barsisa bahwa ialah yang menyebabkan semua ini, dan mengatakan kepadanya bahwa ia bisa menyelamatkan Barsisa tetapi dengan syarat Barsisa sujud kepadanya. Karena Barsisa dalam keadaan terpojok, maka ia-pun sujud kepada syetan dan hal ini membuktikan kekafirannya kepada Allah. Dan syetanpun berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam."

Syetanpun meninggalkan Barsisa yang dihukum mati dalam keadaan bersujud kepadanya dan wafat dalam kekafiran.

Kisah ini adalah merupakan tafsir dari ayat: (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia, "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam." (Q.S. Al-Hasyr 59:16)

Banyak hal yang dapat kita ambil dalam kisah ini. Satu hal yang sangat jelas adalah jika syetan datang begitu saja kepada Barsisa dan mengatakan, "Sujudlah engkau kepadaku!", tentunya Barsisa yang seorang ahli ibadah akan menolaknya. Tetapi godaan syetan adalah selalu dilakukan sedikit demi sedikit hingga akhirnya seseorang jauh dari agama Islam dan terpojok, dan bisa diajak ke neraka oleh syetan.

Pelajaran lainnya adalah: seandainya Barsisa bertaubat setelah melakukan dosa zinah dan mendapatkan anak haram, tentunya beliau akan wafat dalam keadaan "khusnul khatimah" walaupun beliau harus dihukum mati. Tetapi yang dilakukannya adalah melakukan dosa lainnya setelah melakukan dosa yang telah ada. Perbedaan antara Nabi Adam (a.s.) dengan Iblis adalah terletak pada apa yang mereka lakukan setelah mereka melakukan dosa. Iblis tidak patuh kepada Allah (S.W.T.) untuk bersujud. Nabi Adam (a.s.) tidak patuh untuk tidak mendekati pohon (khuldi). Tetapi Nabi Adam (a.s.) bertaubat setelah dosanya, sedangkan iblis bukannya bertaubat tetapi malah menawar kepada Allah (S.W.T.) untuk bisa melakukan dosa-dosa lainnya untuk menyesatkan manusia dan membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak patut untuk dihormati.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. An-Nur, 24:21)

Wallahu-a'lam.

"Kisah-kisah dalam Al-Qur'an" karangan Ibnu Katsir
www.eramuslim.com

Monday, 26 April 2010

Pembelaan Abu Bakar ra. terhadap Nabi SAW

Dalam peristiwa yang diberitakan oleh Abi Ya'la dari Anas bin Malik ra. katanya: Suatu kali, pernah kaum Quraisy memukul Nabi SAW sehingga beliau jatuh pingsan. Ada orang yang memberitahu Abu Bakar ra. lalu segera dia meleraikan mereka, seraya berkata: Celaka kamu sekalian! Apakah kamu hendak membunuh orang yang mengatakan 'Tuhanku Allah!' Kemudian orang-orang jahat bertanya: Siapa orang ini? Jawab mereka: Inilah Abu Bakar yang sudah gila itu! Mereka pun meninggalkan Nabi SAW lalu berkelahi dengan Abu Bakar.
(Majma'uz Zawa'id 6:17; Hakim 3:67)
Bazzar memberitakan di dalam Musnadnya dari Muhammad bin Aqil dari Ali ra. bahwa pada suatu hari, dia berdiri berpidato kepada orang ramai, katanya: 'Siapakah orang yang paling berani?' 'Engkaulah, wahai Amirul Mukminin!' jawab orang-orang yang mendengarnya. 'Memang barangkali aku, kerana tiada siapa yang bertanding pedang denganku, melainkan aku membelahnya menjadi dua!' Ali lalu berdiam sebentar. Kemudian dia menyambung kata-katanya lagi: 'Tetapi yang benar-bena rberani adalah Abu Bakar ra. Pada suatu hari kita memdirikan untuk Nabi SAW sebuah pondok, lalu kita berkata: Siapa yang akan menjaga Nabi SAW supaya jangan ada orang musyrik mengapa-apakannya?! Demi Allah, tiada seorang pun yang maju ke depan, melainkan Abu Bakar ra. sedang dia menghunuskan pedangnya di kepala Rasulullah SAW tiada seorang musyrik yang coba mendekati beliau, melainkan diayunkan pedang itu kepadanya. Inilah orang yang paling berani!' ujar Ali ra.

Kemudian dia bercerita lagi: 'Pernah aku melihat kaum Quraisy mengancam Rasulullah SAW yang satu mengganggunya, dan yang lain menarik-nariknya seraya mengatakan: Engkaukah orangnya yang menjadikan tuhan-tuhan itu hanya Satu Tuhan saja? Demi Allah aku tidak melihat siapa pun datang untuk menolong beliau, selain Abu Bakar semata, dia memukul si fulan, menghadapi si fulan serta mendorong si fulan dan dia terus-menerus berkata: Celaka kamu! Celaka kamu! Apakah kamu mau membunuh orang yang mengatakan'Tuhanku Allah!?...'

Kemudian Ali ra. menngambil kain burdah yang ada pada badannya, seraya dia menangis terisak-isak hingga membasahi janggutnya. Kemudian Ali ra. menanyai orang-orang yang mendengar pidatonya tadi dengan berkata: 'Aku meminta kepada kamu sekalian dengan nama Allah, tolongl beritahu aku, apakah orang Mukmin kaum Fir'aun itu yang lebih baik, atau dia (yakni Abu Bakar)? jawablah tuan-tuan sekalian!' Majlis itu senyap-sunyi, tiada siapa yang mahu menjawabnya, sehingga dia sendiri yang menjawabnya, katanya: 'Demi Allah, satu detik saja dari Abu Bakar adalah lebih baik dari seisi bumi yang dipenuhi oleh orang Mukmin kaum Fir'aun itu! Mereka itu menyembunyikan imannya! Namun Abu Bakar menampakkan imannya!' demikianlah Ali ra. mengenalkan kepada orang tentang keutamaan Abu Bakar ra.
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:271; Majma'uz Zawa'id 9:47) Disalin dari Kisah Perjalanan Para Sahabat Radhiallahu Anhum

Pesan Abu Bakar ra. sebelum Mengirim Pasukan Jihad

Baihaqi dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Said bin Al-Musaiyib, bahwa Khalifah Abu Bakar ra. pernah mengutus pasukan Islam ke Syam, dan menyerahkan kepemimpinan pasukan itu di tangan Yazid bin Abu Sufyan ra, Amru bin Al-Ash ra. dan Syurahbil bin Hasanah ra. Mereka pun menunggang kuda masing-masing untuk berangkat, namun Abu Bakar ra. tetap berjalan kaki untuk melepas pasukan itu hingga ke Tsaniyatil-Wadak. Maka para panglima Islam itu berkata kepada Khalifah Abu Bakar ra.: "Wahai Khalifah Rasulullah! Tidak enak rasanya, engkau berjalan kaki sedangkan kami menunggang kuda?!" "Jangan turun dari atas tunggangan kalian", jawab Khalifah Abu Bakar. "Aku menganggap langkah-langkah ini dari berjuang pada jalan Allah!".

Sambil berjalan kaki, Khalifah mengingatkan pasukan itu, katanya: Aku berpesan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah. Berjuanglah pada jalan Allah, dan perangilah siapa yang mengkufuri Allah, kerana Allah senantiasa akan memenangkan agamaNya! Jangan membuat aniaya, jangan berkhianat, jangan melarikan diri, jangan membuat kerusakan di muka bumi, jangan mendurhakai perintah ketua. Jika kamu berhadapan dengan musuh dari kaum musyrik itu, insya Allah nanti, maka serulah mereka kepada tiga perkara. Jika mereka setuju, terimalah dari mereka dan jangan memerangi mereka lagi!

Mula-mula serulah mereka kepada Islam! jika mereka setuju memeluk Islam, terimalah mereka dan berhenti memerangi mereka!

Kemudian ajaklah mereka berpindah dari tempat mereka itu ke negeri Islam, tempat orang yang berhijrah. jika mereka mau datang, beritahulah mereka bahwa mereka akan mendapat hak sesuai dengan hak yang didapati oleh kaum Muhajirin, dan atas mereka hak sesuai dengan hak yang ditanggung oleh kaum Muhajirin. Tetapi jika mereka menerima Islam, lalu mereka memilih hendak menetap di negeri mereka sendiri, tidak sanggup untuk berhijrah ke negeri tempat menetapnya kaum Muhajirin, maka hendaklah kamu memberitahu mereka bahwa mereka akan dikenakan syarat seperti yang dikenakan ke atas kaum Arab yang lain yang mendiami negeri mereka. Mereka wajib menerima hukum-hukum Allah yang difardhukan ke atas semua kaum Mukminin, mereka tidak akan diberikan hasil upeti dan harta rampasan perang, sehingga mereka mau berjuang bersama-sama kaum Muslimin.

Jika mereka enggan memeluk lslam, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka wajib membayar upeti (jizyah). Jika mereka setuju inembayar upeti, terimalah dari mereka dan berhentikan memerangi mereka.

Jika itu juga mereka enggan menerima, maka mohonlah bantuan Allah untuk memerangi mereka, dan teruskanlah perjuangan kamu insya Allah!. Tetapi janganlah memotong pepohonan korma, jangan membakamya, jangan membunuh binatang-binatang, jangan menebas pepohonan buah, jangan robohkan rumah kediaman, jangan membunuh anak-anak kecil, orang tua dan wanita. Dan jika kamu dapati orang yang menyembunyikan dirinya di dalam gereja atau rumah agama, maka jangan kamu mengganggu mereka, dan biarkanlah mereka dalam keadaan mereka itu. Dan kamu akan dapati dari kumpulan ini yang bertopengkan agama, yang menyediakan tempat untuk syaitan bersarang di kepalanya, maka jika kamu dapati orang serupa ini, hendaklah kamu tebas kepala mereka, insya Allah!
(Kanzul Ummal 2:295-296)
Baihaqi memberitakan dari Urwah, bahwa Abu Bakar As-Shiddiq ra. pernah menyerahkan kepemimpinan pasukan kepada Khalid bin Al-Walid ra. ketika diutus kepada kaum yang murtad dari orang-orang Arab, supaya dia mula-mula mengajak mereka kembali kepada Islam serta menerangkan kembali apa yang wajib bagi mereka dan ke atas mereka, dan meneguhkan keyakinan mereka kepada Islam! Maka barangsiapa yang menerima seruan itu di antara mereka, tidak kira yang merahnya ataupun yang hitamnya, mestilah dia menerima darinya. Sebab dia hanya disuruh untuk memerangi siapa yang mengkufuri Allah dan menolak keimanan kepadanya saja. Maka apabila orang yang diseru itu sudah menerima Islam, dan benar keimanannya, tidak ada jalan baginya untuk memeranginya lagi, dan Allah sajalah yang bakal membuat perhitungan dengannya! Tetapi, barangsiapa yang enggan menerima seruan Islam itu, dan tidak mau kembali kepada Islam dari orang yang murtad darinya, maka hendaklah dia memerangi dan membunuhnya!
(Kanzul Ummal 3:143) Disalin dari Kisah Perjalanan Para Sahabat Radhiallahu Anhum
Baihaqi memberitakan dari Urwah, bahwa Abu Bakar As-Shiddiq ra. pernah menyerahkan kepemimpinan pasukan kepada Khalid bin Al-Walid ra. ketika diutus kepada kaum yang murtad dari orang-orang Arab, supaya dia mula-mula mengajak mereka kembali kepada Islam serta menerangkan kembali apa yang wajib bagi mereka dan ke atas mereka, dan meneguhkan keyakinan mereka kepada Islam! Maka barangsiapa yang menerima seruan itu di antara mereka, tidak kira yang merahnya ataupun yang hitamnya, mestilah dia menerima darinya.

PENTINGNYA SUNAH RASUL

Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: 'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: 'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid". (Riwayat Baihaqi) Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya: Baginya pahala orang yang mati syahid. (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)

Thabarani dan Abu Nu'aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW telah bersabda: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid. Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi SAW telah berkata: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam bara api. (Kanzul Ummal 1: 47)

Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah SAW katanya: Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari golonganku! Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi: Barangsiapa yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku.

Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah r.a. dari Nabi SAW katanya: Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku akan memasuki syurga!

Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi SAW katanya: Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama aku!

Kisah Sa'id bin Amir bin Huzaim Al-Jumahy Pesan Baru

Abu Nu'aim mengeluarkan dari Khalid bin Ma'dan, dia berkata, "Umar bin Al-Kbaththab ra. mengangkat Sa'id bin Amir bin Huzaim ra. sebagai amir kami di Himsh. Ketika Umar datang ke sana, dia bertanya, "Wahai penduduk Himsh, apa pendapat kalian tentang Sa'id bin Amir, amir kalian?" Maka banyak orang yang mengadu kepada Umar ra. Mereka berkata, "Kami mengadukan empat perkara. Yang pertama karena dia selalu keluar rumah untuk menemui kami setelah hari sudah siang.' Umar ra. berkomentar, "Itu yang paling besar. Lalu apa lagi?'

Sunday, 25 April 2010

113 Alasan kenapa menggunakan penutup kepala / jilbab / kerudung

1. Menjalankan syi’ar Islam.
2. Berniat untuk ibadah.
3. Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.
4. Karena saya ingin ta’at kepada Allah yang telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi, dan menolong saya.

RINDU RASULULLAH

Bilal bin Rabbah, sahabat Rasulullah SAW berkulit hitam namun berhati putih mempunyai banyak kenangan tersendiri pada lelaki mulia yang menjadi nabinya. Kenangan itu berkerak dan melekat dalam diri Bilal ra. sampai jauh setelah Rasulullah SAW wafat. Agar tak terkoyak moyak hatinya, Bilal ra. memutuskan untuk tak lagi adzan sepeninggal Rasulullah SAW. Sampai suatu ketika, rindu Bilal ra. tak tertahankan. Ia pun mengumandangkan adzan.

Tuesday, 13 April 2010

Etika Bertetangga


Etika Bertetangga
  1. Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu : “....Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memu-liakan tetangganya”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya”. (Muttafaq’alaih).

Etika Bertetangga


Etika Bertetangga
  1. Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu : “....Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memu-liakan tetangganya”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya”. (Muttafaq’alaih).

Etika Di Pasar


Etika Di Pasar
  1. Hendaknya berdzikir kepada Allah di saat masuk ke pasar, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang masuk ke pasar lalu membaca:

Etika Di Pasar


Etika Di Pasar
  1. Hendaknya berdzikir kepada Allah di saat masuk ke pasar, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang masuk ke pasar lalu membaca:

Etika Pengantin Dan Pergaulan Suami Isteri


Etika Pengantin Dan Pergaulan Suami Isteri
  1. Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selalu bercanda, tertawa dan merayu istri-istrinya.

Etika Berkomunikasi Lewat Telepon


Etika Berkomunikasi Lewat Telepon
1.    Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak meng-ganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.

Etika Nasihat


Etika Nasihat
1.    Hendaknya ikhlas di dalam memberikan nasihat, tidak mengharap apapun di balik nasihatmu selain keridhaan Allah Subhannahu wa Ta'ala dan terlepas dari kewajiban. Dan hendaknya nasihatmu bukan untuk tujuan riya` atau mendapat perhatian orang atau popularitas atau menjatuhkan orang yang diberi nasihat.

Etika Safar ( Bepergian Jauh )


Etika Safar ( Bepergian Jauh )
  1. Disunnatkan bagi orang yang berniat untuk melakukan perjalan jauh (safar) beristikharah terlebih dahulu kepada Allah mengenai rencana safarnya itu, dengan sholat dua raka`at di luar shalat wajib, lalu berdo`a dengan do`a istikharah.

Etika Safar ( Bepergian Jauh )


Etika Safar ( Bepergian Jauh )
  1. Disunnatkan bagi orang yang berniat untuk melakukan perjalan jauh (safar) beristikharah terlebih dahulu kepada Allah mengenai rencana safarnya itu, dengan sholat dua raka`at di luar shalat wajib, lalu berdo`a dengan do`a istikharah.

Etika Jenazah dan Ta'ziah


Etika Jenazah dan Ta'ziah
  1. Segera merawat janazah dan mengebumikannya untuk meringankan beban keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka. Abu Hurairah. Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menyebutkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Segeralah (di dalam mengurus) jenazah, sebab jika amal-amalnya shalih, maka kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya; dan jika sebaliknya, maka keburukan-lah yang kamu lepaskan dari pundak kamu”. (Muttafaq alaih).

Etika Jenazah dan Ta'ziah


Etika Jenazah dan Ta'ziah
  1. Segera merawat janazah dan mengebumikannya untuk meringankan beban keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka. Abu Hurairah. Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menyebutkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Segeralah (di dalam mengurus) jenazah, sebab jika amal-amalnya shalih, maka kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya; dan jika sebaliknya, maka keburukan-lah yang kamu lepaskan dari pundak kamu”. (Muttafaq alaih).

Etika Menjenguk Orang Sakit


Etika Menjenguk Orang Sakit
· Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):
  1. Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.

Etika Bertamu


Etika Bertamu
· Untuk orang yang mengundang:
  1. Hendaknya mengundang orang-orang yang bertaqwa, bukan orang yang fasiq. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan seorang mu`min, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertaqwa”. (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Etika Makan Dan Minum


Etika Makan Dan Minum
  1. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. (Al-Baqarah: 172). Yang baik disini artinya adalah yang halal.

Etika Berdoa


Etika Berdoa
  1. Terlebih dahulu sebelum berdo`a hendaknya memuji kepada Allah kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah mendengar seorang lelaki sedang berdo`a di dalam shalatnya, namun ia tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam maka Nabi bersabda kepadanya: “Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda selesai shalat, lalu kamu duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo`alah”. (HR. At-Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Etika Membaca Al-Quran


Etika Membaca Al-Quran
  1. Sebaiknya orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya dan tempat-nya serta telah bergosok gigi.

Etika Di Masjid


Etika Di Masjid
  1. Berdo`a di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu beliau menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdo`a :

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar