Translate

Saturday 26 October 2013

PERJALANAN HIDUP (SEBUAH RENUNGAN)

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal tadinya kamu mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan-Nya, kemudian dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS Al-Baqarah:28).

Dalam perjalanan hidup manusia banyak terkecoh dan terpukau oleh keindahan dan gemerlapnya dunia. Kadangkala mereka tidak menyadari bahwa proses perjalanan hidup manusia sangatlah panjang. Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT harus meyakini adanya kehidupan sesudah mati serta adanya proses dari alam arwah sampai akhir hayat. Di alam akhirat segala perilaku hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan, segala amal akan dihitung dan ditimbang. Amal baik atau burukkah yang paling berat, itulah penentunya surga atau neraka. Saat manusia di alam arwah sebelum masuk alam dunia, saat itu ada ikrar setia manusia kepada Allah SWT, yang tertulis dalam Al Qur’an Surat Al A'raf:172, dalam ayat itu Allah bertanya kepada manusia: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? Lalu manusia menjawab: Betul. Engkau Tuhan kami. Kami menjadi saksi.”


Allah SWT telah mencukupi seluruh kehidupan manusia, udara, air, binatang ternak, tumbuh-tumbuhan, hasil tambang. Namun apa yang terjadi setelah manusia turun ke bumi, banyak yang mengingkari ikrarnya kepaa Allah SWT. Air, manusia tidak dapat membuat air. Manusia hana mampu mengelolanya serta mendistribusikannya. Betapa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah SWT telah mengatur perputaran air dari langit turun ke tanah, mengalir ke sungai, dari sungai mengalir ke laut dan naik ke langit lagi, semata-mata untuk kesejahteraan manusia. Setelah semuanya terpenuhi dan tercukupi kewajiban manusia hanyalah menyembah hanya kepada Allah Ta'ala bukan kepada yang lain atau menjajarkan dengan yang lain.
Namun pada kenyataannya banyak manusia yang menyembah selain Allah, mereka mengagungkan berhala seperti harta, jabatan, semua itu karena manusia mengagungkan hawa nafsu. Sebuah ungkapan, siapa yang cinta sesuatu maka akan menjadi budaknya. Maka saat manusia mencintai harta melebihi Zat Yang Maha Esa maka ia tetap lalai dengan tugasnya. 

Manusia adalah khalifah di bumi yang bertugas mengatur segala sumber daya yang telah disediakan Allah SWT, untuk kemaslahatan umat. Maka jadilah pemimpin yang amanah, adil dan bijak menyejahterakan masyarakat dan keluarga. Seorang pemimpin yang egois dan mementingkan diri sendiri adalah pemimpin yang tidak memegang amanah Allah. Sedangkan tugas manusia berikutnya adalah amar makruf nahi mungkar, bila melihat dan mengetahui kemungkaran di sekitarnya, namun tidak berbuat apa-apa maka perlu dipertanyakan keimanannya kepada Allah.

Karena di alam akhirat nanti semuanya akan dipertanyakan. Untuk apa umurnya di dunia, harta kita akan dimintai pertanggungan jawab dari mana diperoleh dan untuk apa digunakan, Ilmau yang kita miliki pun akan diminta tanggung jawab. Di akhirat jelas terekam segala apa-apa yang kita lakukan di dunia tanpa bisa menipu, menutup-nutupi karena yang dihadapi adalah pengadilan yang maha adil yang tidak mengenal suap, yaitu pengadilan dari Allah SWT, pencipta jagad raya seisinya.

Al-yauma nakhtimu’ala afwahihim watukallimuna aidihim watasyhadu arjuluhum bimakanu yaksibun.” Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Yasin:65). Ds.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar