Nikmat
harta yang kita dapat wajib kita syukuri, adapun wujud syukur akan nikmat harta
adalah dengan bersedekah. Sedekah adalah amalan utama yang sangat besar
pahalanya serta sangat banyak manfaatnya namun kadang kala kita gamang dengan
jumlah nominal yang akan disedekahkan sedikit, memang semakin banyak yang
disedekahkan semakin banyak pula pahalanya, insyaalloh. Perlu kita fahami
selain menambah nominal jumlah yang akan kita sedekahkan ada beberapa hal yang
dapat membuat sedekah semakin berbobot, bermakna serta semakin tinggi pahalanya
di hadapan Allah Ta'alla. Pertama, sedekah semakin tinggi bobot dan nilainya,
berapapun jumlahnya jika diberikan oleh seseorang yang sangat menginginkan
harta dan takut miskin. Mengapa biasanya pada kondisi seperti itu seseorang
akan berat (owel) menyedekahkan (memberikan) hartanya. dalam sebuah hadits
disebutkan dari Abu Hurairah berkata, “seseorang
bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling
afdhal? Beliau menjawab: “Engkau bersedekah ketika masih dalam keadaan sehat
lagi loba, sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda
hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, baru berpesan: “Untuk si Fulan
sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si Fulan (ahli waris).” (HR.
Bukhari). Sedang dalam Fathul Baari V/13 Ibnu Bathal menjelaskan, Karena
biasanya, rasa pelit itu muncul pada saat sehat, sehingga sedekah pada saat itu
lebih jujur dan lebih besar pahalanya. Berbeda jika seseorang sudah putus asa
dari kehidupan dan mulai dapat melihat bahwa hartanya sebentar lagi menjadi
milik orang lain.
Translate
Friday, 25 July 2014
AMALAN YANG MAKBUL
“Barangsiapa
mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang orang yang rugi” (QS Ali
Imran:85).
Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi manakala menghendaki amal perbuatannya
diterima Allah SWT sebagai amal soleh yang selanjutnya mendapat ganjaran
dari-Nya. Tiga hal pokok yang dapat mengantarkan amalan-amalan diterima
diterima di hadirat-Nya. Pertama, adalah Islam memeluk agama islam adalah salah
satu syarat agar amalan baik diterima Allah SWT. Barangsiapa pada zahirnya
melakukan amalan-amalan sesuai dengan amalan islam, sedangkan ia sendiri tidak
menganuti agama islam, maka niscaya amalannya tertolak serta tidak mendapat
ganjaran pahala dari Allah SWT.
5 (LIMA) CARA SEDERHANA MENGHADAPI COBAAN HIDUP
1.
SIAP MENERIMA SUATU COBAAN
Kadang-kadang kita lupa, bahwa
pangkal dari masalah kita bukan masalah itu sendiri. Bagaimana menerima suatu
cobaan? Manakala kita menyiapkan diri kita sebaik-baiknya insyaallah kita akan
mendapat sesuatu yang baik pula. Namun harus disadari bahwa sesuatu keinginan
tidak selamanya bisa terwujud, karena itu kita harus menyiapkan diri untuk
sebuah kegagalan dengan hanya bersiap dengan keberhasilan saja. semakin kita
siap dengan kegagalan semakin ringan masalah itu kita rasakan. Mulailah semua
dengan niatan yang baik, hasilnya serahkan semua kepada Allah SWT.
MUHASABAH
-
Betapa besarnya uang Rp 100.000,- bila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan. Tetapi betapa kecilnya bila dibawa ke mall.
-
Betapa asyiknya bila pertandingan bola diperpanjang
waktu ekstra, namun kita mengeluh manakala khotbah Jum’at di masjid lebih lama
dari biasanya.
-
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al Qur’an,
tetapi betapa mudahnya membaca 100 lembar novel.
-
Betapa mudahnya membuat dosa selama 40 tahun demi
memuaskan hawa nafsu. Namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30
hari berpuasa.
-
Betapa suitnya menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu,
namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu berjam-jam untuk nonton bioskop.
UNDANGAN KE SURGA
Jalan yang diserukan Nabi
Muhammad SAW adalah jalan yang lurus dan tunggal, yang mengantarkan setiap
orang yang mau mengikutinya menuju keselamatan dunia dan akhirat. Namun di
sepanjang jalan tersebut banyak persimpangan jalan, setiap persimpangan
menawarkan berbagai janji yang indah-indah dan meyakinkan, yang sejatinya
menyesatkan siapapun yang mengikutinya. Firman Allah SWT dalam Al Qur’an: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.”
(QS. Al An’am:153).
Subscribe to:
Posts (Atom)
Entri Populer
-
Malam ini sebelum rehat.Saya bawakan Beberapa Hukum Ketika Hujan Hayuk simaak..🙇 1. Hadits berikut (yang sengaja saya hapus a...
-
Dari Abu Hurarah, ia berkata: Rasulullah bersabda, “ Pandangilah orang yang dibawah kalian, jangan memandang yang di atas kalian, itu l...
-
Ada satu kisah yang terjadi pada zaman Nabi-Nabi dari bani israil. Seorang ibu sedang menangis di makam anaknya yang baru saja wafat. La...
-
pict from dakwahpost.com Usia adalah modal untuk melakukan amal shalih. Orang yang mengerti hakikat ini, maka dia tidak ak...
-
KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA (NU) KE-5 Di Pekalongan, pada tanggal 13 Rabiul Tsani 1349 H / 7 September 1930 M. Lihat halaman : 56-57....
-
Firman Allah SWT, “ Barangsiapa berbuat sesuatu dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri. Dan ba...
-
3 Nasihat Abdullah bin Masud untuk Atasi Kegundahan Hati Para sahabat Rasulullah SAW dikenal sebagai figur yang kaya dengan nasihat...
-
Bila kita belajar dari Al Qur’an, kita akan menjumpai kisah para Nabi dan manusia-manusia suci yang penuh hikmat dan pelajaran. Mereka...
-
Setiap orang yang percaya kepada Allah, malaikatnya, para nabi dan rosulnya, kitab-kitab suci yang pernah diturunkannya, akan datangnya hari...
-
KHUTBAH JUMAT DMDI ( DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA) https://seruanmasjid.com JAMINAN SOSIAL YANG SEMPURNA DALAM ISLAM KH...