Berkata Ibnu Bakawaih, telah meriwayatkan kepada kami
Bakran bin Ahmad, darii Yusuf bin Husain yang berkata,” Aku pernah bersama
dengan Dzun Nun di pinggir sebuah sungai. Di sana aku menyaksikan seekor
kalajengking yang ukurannya sanagt besar dibandingkan yang biasanya. Lalu
keluarlah seekor katak dari dalam sungai dan kalajengking itupun langsung
menaiki punggung katak, kemudian katak itupun berenang menyeberangi sungai
menuju ke sisi sungai yang lain. Melihat itu Dzun Nun berkata,” Pastii
kalajengking itu punya tujuan, mari kita sekidiki.” Kami pun mengikuti ke mana
kalajengking itu pergi, lalu kami menjumpai seorang pemabuk sedang tidur.
Kemudian datanglah seekor ular yang langsung mmerayap dan menaiki pemabuk itu
dari bagian pusar hingga atas dadanya. Ular itu sedang menujuu telinga pemabuk.
Kalajengking itu berhasil mendekati si ular kemudian menyengatnya sehingga
matilah si ular itu. Setelah ular itu mati, kembalilah kalajengking ke tepi
sungai dan kemudian katakpun menjemputnya, maka pergilah kedua maklhuk
tersebut, kalajengking dan katak.
Dzun Nun kemudian
membangunkan si pemabuk itu, lalu berkata kepadanya,” Hai pemuda, lihatlah apa
yang telah Allah lakukan untuk
menyelamatkanmu. Seekor kalajengking telah dating dan kemudian membunuh ular
yang hendak emnggigitmu.” Dzun Nun melanjutkannya dengan sebuah syair,
Wahai orang yang
lalai, padahl Zat yang MahaAgung selalu menjaganya dari kejahatan yang dating
dalam kegelapan. Bagaimana tbisa terpejam mata ini dari Sang Penguasa yang
dari-Nya dating banyak kenikmatan.
Pemuda itu bangkit
dan berkata,”Tuhanku, Engkau berbuat seperti ini kepada hamba-Mu yang durhaka,
lalu bagaimana dekatnya Engkau dengan hamba yang taat kepada-Mu?” Setelah itu
ia pergi dan aku bertanya kepadanya,”Hendak ek mana kamu?” ia menjawab,,” Aku
akan pergii ke gurun pasir. Demi Allah, aku selamanya tidak akan kembali ke
kota lagi.” (dikutip dari Kitab Al Tawwabun, karya Imam Ibnu Qudamah Al
Maqdisiy)
No comments:
Post a Comment