Translate

Monday, 1 February 2016

“PENCURI AHLI PENGAJIAN”


Pada zaman sahabat dahulu, ada seorang pemuda yang senang mencuri dan sering meninggalkan shalat, Malik nama pemuda itu. Sebenarnya Malik ingin sekali bertobat namun keinginan itu belum kesampaian, karena niat itu belum mendapat hidayah dari Allah SWT. Akhirnya jatuhlah pilihannya kepada seorang ulama yang bernama Shalih Almirri. Malik selalu mengikuti pengajian yang diadakan oleh ulama tersebut dengan harapan agar kiranya dirinya bertobat.

Malik berkali-kali mengikuti pengajian rutin sang ulama namun ternyata dirinya masih enggan untuk bertobat, mencuri masih selalu dilakukan sedang sholatnya sering dilalaikan.


Namun Allah SWT Maha Besar dan Maha Penyayang. Hidayah datang bermula, ketika Shalih Almirri menghampirinya seraya berkata, “Wahai anak muda, bacalah Al-Qur’an”. “Apa yang aku baca?” tanya Malik. “Bacalah Surat Al Mukmin, ayat 18, “Jawab SWT yang artinya, “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika hati (menyesak) sampai dengan kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafa’atnya.”

Setelah membaca ayat tersebut berkatalah Shalih kepada Malik, “Seandainya engkau menyaksikan orang-orang saling zalim dan maksiat digiring ke neraka dalam keadaan tangan terikat, tanpa alas kaki, wajah menghitam serta badan lunglai seraya berseru, “Celakalah kami, celakalah kami.” Papar Shalih. Malik mendengar dengan jelas penuturan Shalih, badannya gemetar ia pun berkata, “Betapa buruknya pemandangan kala itu, betapa jeleknya akhir perjalanan ini.” Tak berapa lama kemudian Malik berseru, “Betapa aku telah lalai selama ini, ya Rabb. Betapa aku menyesal telah tidak taat selama hidupku ini. Betapa aku sangat menyesal telah membuang-buang waktuku di dunia.”

Kemudian Malik menangis sambil menghadap kiblat seraya berdo’a, “Ya Allah, aku sekarang menghadap-Mu dengan tobat yang tidak tercampuri dengan ri’ya. Ya Allah, terimalah aku atas yang aku lakukan sebelumnya. Ampunilah perbuatanku terdahulu. Ampunilah aku.”

Setelah berdo’a Malik langsung pingsan. Setelah beberapa hari diketahui Malik telah meninggal. Banyak yang hadir untuk bertakziah mengantar jenazah ke kubur, termasuk Shalih Almirri beserta para murid-murid-Nya. “Sesungguhnya ia meninggal karena Al-Qur’an. Sungguh ia meninggal karena nasihat dan kesedihan.”

Kata Shalih Almirri kepada murid-muridnya. Pada malam hari ada murid Shalih Almirri yang mimpi pemuda tersebut setelah kematiannya. Murid Shalih bertanya dalam mimpinya, “Apa yang telah kau lakukan wahai Malik?”, Malik menjawab, “Keberkahan Majelis Shalih Almarri meliputiku, sehingga aku masuk dalam keleluasaan rahmat Allah SWT yang meliputi segala sesuatu,” (ds) wallahu a’lam bishawab.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Majelis Ulama Indonesia

Radio Dakwah Syariah

Nahimunkar