Hidup
ini mudah, apabila kita hidup bersama orang-orang yang sejalan. Hidup ini indah
tatkala kita hidup bersama orang-orang yang satu pemikiran, karena ruh manusia
selalu mencari yang satu tipe dengannya. Dan hal ini juga disebutkan dalam
berbagai hadits yang mashur. Namun dalam kenyataannya tidak bisa dipungkiri
bahwa manusia tidak bisa hidup dengan orang-orang yang cocok dan sejalan saja.
Pasti suatu saat akan menemukan orang-orang yang tidak sejalan bahkan
berseberangan dalam berbagai hal.
Islam
tidak pernah mengerjakan mengajarkan agar umatnya mengurung diri dan menjadi eksklusif
sehingga tidak mau berhubungan dengan selain golongannya. Agama ini selalu
terbuka dengan siapapun dan tidak pernah mengajarkan untuk berlaku rasis dan
membeda-bedakan.
Lalu
bagaimana Al-Qur’an mengajari kita untuk berhubungan dengan orang atau masyarakat
yang berbeda bahkan berseberangan? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Satu,
ingatlah selalu bahwa perbedaan itu selalu ada selamanya. Tidak ada seorangpun
yang bisa mencabut ketentuan ini. Firman Allah SWT, “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang
stau, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat).” (QS. Hud: 118).
“Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu
Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk, sebab itu janganlah sekali-kali
engkau termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS.
Al-An’am:35). Maka selamanya akan bermunculan orang-orang yang baik dan yang
jahat, yang ramah, yang keji, yang beriman dan yang ingkar, yang pintar dan
yang bodoh, yang menjaga amanat dan yang berkhianat. Semua karena manusia bebas
menentukan pilihannya, Tak akan seorangpun bisa memaksakan sebuah keyakinan ke
dalam hati orang lain. Sebagaimana raga setiap orang berbeda maka hati dan pola
fikirnya pun berbeda. Perbedaan adalah hal yang alami. Barangsiapa yang
memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya maka ia telah
melawan fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri setiap manusia.
Kedua,
berbuat adillah kepada siapapun, kepada yang sejalan maupun yang berseberangan.
AL-Qur’an selalu mengajarkan untuk berbagai kebaikan kepada orang yang berbeda
dengan kita. Jangan sampai kita berlaku tidak adil kepada seseorang hanya
karena ia berbeda.
Jangan
mudah memvonis jika kita melihat kesalahan di pihak seberang. Teliti dahulu apa
yang sebenarnya terjadi dan dimana letak kesalahan yang sebenarnya.
Jangan
mudah menggeneralisir bahwa di kelompok seberang semua buruk, semua busuk.
Pasti di fihak sana juga adalah ay baik dan berhati mulia walau berbeda
pandangan dengan kita. Begitulah Al-Qur’an mengajarkan. Allah berfirman: “Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di
antara ahli kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada
malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah
dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar
dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang
shalih.” (QS. Ali ‘Imran:113). Dalam ayat yang lain Allah berfirman, “Dan diantara ahli kitab ada yang jika
engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikan kepadamu.
Tetapi ada (pula) diantara mereka jika engkau percayakan kepadanya satu dinar,
dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya.”
(QS. Ali ‘Imran: 75).
Ketiga,
yang membuat engkau kesulitan untuk hidup bersama orang-orang yang berbeda, ada
anggapanmu bahwa mereka berhak mendapat murka dari Allah dan siksa dari Allah
SWT. Lalu bagaimana engkau akan hidup rukun dengan orang-orang yang berbeda
denganmu jika kau menganggap mereka tak pantas untuk hidup di bumi Allah SWT?
Karena itu Qur’an selalu menjelaskan bahwa hisab itu ada di akhirat, bukan di
dunia. Maka jangan mudah memvonis orang lain seakan engkau mengambil alih
kewenangan Allah SWT, dan jika mereka membantah engkau, maka katakanlah, “Allah
lebih tahu apa yang mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang
dahulu kamu perselisihkannya.” (QS. Al-Hajj: 68). Wallahu’alam bi shawab.